belajar memberi dan menerima (memberi maaf dan menerima maaf) di saat dirasa salah dan dirasa benar
Jumat, 05 Juni 2020
Puisi '20
Senin, 01 Juni 2020
Puisi
Tabungan taman firdaus orang tuanya kelak
Bebonuk menyimpan sejuta kenangan
Romantisme bapak dan ibu
Juga kenangan kampus biru tak pernah hilang
dariku
Mahasiswa bapak waktu itu
Mengenang kami
lugu dan idealis
Untuk menata bumi bebonuk menjadi taman surga
Surga di atas batu putih impian
Namun hawa nafsu dunia telah merampas impian itu dari kita
Walau secuil harapan tetap di hati sampai kini
Roda selalu berputar bapak
Putus disambung sakit diobati sesal dahulu petik hasil di kemudian
Atambua 2 Juni 2020
PTK
POHON ILMU SEBAGAI ALAT PERAGA
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
Oleh: Muh Hasyim
Kata media berasal dari bahasa latin. Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Arti kata media secara harfiah adalah antara, perantara atau pengantar pesan dari guru sebagai pendidik dan sumber belajar kepada siswa sebagai peserta didik dalam lingkungan belajar. Dalam pembahasan ini media digunakan untuk pembelajaran bahasa kedua kepada siswa sekolah menengah atas. Untuk itu, diperlukan pembahasan media yang lebih mendalam sehingga diperoleh pemahaman dan prosedur operasional untuk penggunaannya.
Terkait dengan harapan tersebut, maka disajikan secara berurutan pembahasan perihal:
1. Batasan media pembelajaran bahasa kedua.
2. Peranan media dalam pembelajaran bahasa kedua.
3. Jenis media dalam pembelajaran bahasa kedua.
Batasan Media Pembelajaran Bahasa Kedua
Batasan media pembelajaran bahasa kedua ini dijelaskan menurut sejumlah pandangan pakar dan sumber pustaka yang relevan. Menurut Gagne (1970), media dipandang sebagai segala jenis komponen dalam lingkungan siswa atau peserta didik yang dapat memberikan motivasi untuk belajar. Briggs (1970) membatasi bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menjadikan pesan dalam berkomunikasi dan merangsang anak untuk belajar. NEA (National Education Association) membatasi media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.
Media hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. Selanjutnya AECT (Association of Education and Communication Technology) menyatakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyatakan atau menyampaikan pesan atau informasi. Dari batasan tersebut disimpulkan bahwa media adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber atau narasumber kepada peserta didik dengan tujuan untuk merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (Dhieni, 2008; Hamalik, 1997).
Dihubungkan dengan pembelajaran bahasa kedua, media harus menjadi penyampai pesan atau informasi dari guru maupun sumber belajar kepada siswa dalam melaksanakan belajar Bahasa Indonesia. Bahasa kedua yang dijadikan fokus pembelajaran kepada siswa SMA adalah bahasa Indonesia. Untuk itu, media harus berfungsi untuk merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa SMA dalam belajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Media hendaknya dapat meningkatkan potensi siswa dalam melaksanakan kegiatan berbahasa Indonesia secara lisan maupun tulis. Dengan media tersebut, pembelajaran bahasa kedua menjadi lebih berhasil dalam meningkatkan potensi siswa dalam berbahasa.
Peranan Media dalam Pembelajaran Bahasa Kedua
Pembelajaran bahasa kedua merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan guru sebagai pendidik dan sumber belajar dalam lingkungan belajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Menurut Hamalik (1979), peran media dalam proses interaksi tersebut antara lain:
1) Memperjelas penyajian konsep dan mengurangi verbalitas.
2) Memperdalam pemahaman peserta didik terhadap bahan ajar atau sumber belajar.
3) Memperagakan pengertian yang abstrak kepada pengertian yang konkret.
4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera manusia.
5) Mengatasi perbedaan karakteristik siswa (peserta didik) yang diakibatkan oleh pengalaman maupun lingkungan yang berbeda.
Belajar bahasa merupakan suatu proses meningkatkan kompetensi kebahasaan dan kompetensi performasi komunikasi berdasarkan potensi (pengetahuan dan pengajaran) individu. Dalam proses tersebut, dituntut strategi produktif, kompetensi mekanisme psikofisik dan kompetensi pemilihan konteks. Seluruh proses tersebut harus mengacu kepada kaidah (EYD) Bahasa Indonesia. Kondisi siswa dalam belajar bahasa tersebut berperan sebagai subjek belajar dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Apabila belajar bahasa tersebut dilengkapi dengan media, maka media dapat berperan mengatasi masalah interaksi belajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Peran tersebut adalah:
a. Media berperan memperjelas penyajian konsep bahasa dan mengurangi verbalitas belajar bahasa.
b. Media berperan memperdalam pemahaman peserta didik terhadap bahan ajar bahasa dan sumber belajar bahasa.
c. Media berperan memperagakan pengertian bahasa yang bersifat abstrak kepada pengertian bahasa yang lebih nyata (konkret).
d. Media berperan mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera manusia.
e. Media berperan mengatasi perbedaan karakteristik siswa (peserta didik) yang diakibatkan oleh pengalaman maupun lingkungan yang berbeda.
Apabila media tersebut dihubungkan dengan masalah pembelajaran aspek kebahasaan, maka media harus berperan dalam mengatasi belajar aspek kebahasaan. Masalah dalam aspek kebahasaan dapat dibedakan menjadi bentuk dan makna. Masalah bentuk bahasa dapat dibedakan menjadi unsur segmental dan unsur suprasegmental (intonasi dan jeda). Masalah dalam unsur segmental dapat dibedakan menjadi masalah: (1) fonem/grafem, (2) suku kata, (3) morfem, (4) kata, (5) frase, (6) klausa, (7) kalimat, dan (8) wacana. Sedangkan masalah dalam makna (isi) dapat dibedakan menjadi masalah: (1) makna leksikal, (2) makna morfemis, dan (3) makna sintaksis. Apabila media digunakan dalam pembelajaran bahasa, masalah tersebut berpeluang diatasi. Apabila peran media dihubungkan dengan keterampilan bahasa yang dijadikan fokus belajar, maka media berperan untuk mengatasi masalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Apabila peran media dihubungkan dengan kompetensi komunikasi yang dijadikan fokus belajar, maka media berperan untuk mengatasi masalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Apabila peran media dihubungkan dengan kompetensi komunikasi yang dijadikan fokus Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Bahasa Kedua pembelajaran (belajar) maka media dapat mengatasi masalah kemampuan berbahasa lisan dan kemampuan berbahasa tulis. Demikian penting peran media dalam pembelajaran maupun belajar bahasa. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua hendaknya selalu menggunakan media.
Jenis Media dalam Pembelajaran Bahasa Kedua
Secara umum jenis media dalam pembelajaran bahasa kedua dibedakan menjadi 2 (dua), yakni: (1) media alami (natural) dan (2) media buatan (artifisial). Media alami (natural) dibatasi bahwa media tersebut sudah ada demikian adanya (tanpa harus dibuat atau diciptakan) dan tinggal digunakan dalam pembelajaran. Misalnya: lingkungan, peristiwa, dan fenomena alam. Sedangkan media buatan (artifisial) dibatasi bahwa media tersebut belum ada namun dibuat atau diciptakan sebelum media tersebut digunakan dalam pembelajaran. Misalnya: gambar, film, video, buku, kamus atau ensiklopedi. Kedua media tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa kedua di sekolah menengah. Seperti pohon ilmu yang sengaja diciptakan sedemikian unik sebagai alat peraga mengajar di kelas untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa terutama dalam empat keterampilan berbahasa siswa sekolah menengah di daerah 3T.
Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Bahasa Kedua Penggunaan media dalam pembelajaran bahasa kedua hendaknya disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Langkah-langkah penggunaan media tersebut harus sudah dirumuskan dalam rencana pembelajaran tersebut. Langkah-langkah penggunaan tersebut berfungsi sebagai pedoman atau acuan guru menggunakan media di kelas. Apabila penggunaan tidak sesuai dengan rencana pembelajaran, maka efektivitas media menjadi di luar harapan oleh karena jenis media apapun yang akan digunakan perlu dirumuskan langkah-langkah penggunaannya dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) bahasa kedua.
Rangkuman
Media merupakan komponen pembelajaran. Media perlu digunakan dalam pembelajaran bahasa kedua. Media memiliki peran solutif dalam mengatasi masalah pembelajaran bahasa. Media berfungsi meningkatkan pencapaian hasil belajar bahasa kedua. Media dibedakan jenisnya berdasarkan sifat alamiah dan sifat artificial (buatan), berdasarkan aspek kebahasaan, keterampilan berbahasa dan kemampuan berbahasa. Penggunaan media harus direncanakan dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan langkah-langkah penggunaan tersebut berfungsi sebagai pedoman di kelas. Untuk itu, media dapat dipandang sebagai segala bentuk alat, situasi, peristiwa, atau fenomena yang mendukung pembelajaran bahasa kedua.
Tes Formatif 1
Petunjuk: Anda ditugaskan untuk mengerjakan tes formatif ini dengan cara memilih a, b, c, atau d sebagai jawabannya.
1. Media dalam pembelajaran bahasa kedua dapat dipandang sebagai ….
a. komponen pembelajaran
b. pelengkap pembelajaran
c. sumber pembelajaran
d. alat bantu belajar bahasa
2. Salah satu penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA adalah ….
a. mengatasi perbedaan potensi siswa
b. mengatasi perbedaan kurikulum
c. mengatasi perbedaan buku paket
d. mengatasi perbedaan lokasi SMA
3. Contoh media pembelajaran bahasa kedua yang bersifat artifisial adalah ….
a. film
b. gambar seri
c. teks dialog
d. lingkungan pasar
4. Media pembelajaran bahasa kedua yang cocok untuk mengajarkan bahasa lisan.
a. Teks percakapan
b. Video recording
c. Radio
d. Buku cerita bergambar
5. Kamus dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa kedua, terutamauntuk mengajarkan ….
a. makna kata
b. bentuk kata
c. jenis kata
d. aspek kebahasaan
6. Media gambar dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa kedua terutama untuk mengajarkan ….
a. fonologi
b. morfologi
c. kosakata
d. semantik
7. Dasar pemilihan media pembelajaran bahasa kedua adalah ….
a. keluasan bahan ajar
b. kedalaman bahan ajar
c. kompetensi siswa
d. (a), (b), dan (c) benar
8. Praktibilitas media pembelajaran bahasa kedua perlu dijadikan pertimbangan. Praktibilitas disejajarkan maknanya dengan ….
a. kesesuaian penggunaan
b. kebermaknaan penggunaan
c. kemudahan penggunaan
d. kondisi penggunaan
9. Kelemahan penggunaan media pembelajaran bahasa kedua adalah ….
a. tidak sesuai dengan tujuan
b. tidak dirumuskan dalam RPP
c. tidak sesuai dengan penggunaan
d. tidak sesuai dengan potensi siswa
10. Guru memiliki peran penting dalam hal media pembelajaran, terutama ….
a. sebagai penyedia
b. sebagai perencana
c. sebagai pembuat
d. sebagai penilai
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada; hitunglah jawaban anda yang benar dan tentukan nilainya dengan rumus sebagai berikut.
Tingkat Penguasaan Anda =10=Jawaban yang benar x 100%
Arti tingkat penguasaan:
90% – 100% = Sangat Baik
80% – 89% = Baik
70% – 79% = Cukup Baik
0% – 69% = Kurang Baik
Anda dapat melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya apabila anda mencapai tingkat penguasaan di atas 80%. Apabila tingkat penguasaan anda di bawah 80%, anda perlu mempelajari kegiatan belajar ini, sebelum anda melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya.
Kunci jawaban tes formatif ini adalah:
1. a 2. a
3. d 4. d
5. d 6. c
7. d 8. c
9. b 10. a
Daftar Pustaka
Alwasilah, A. Chaedar. (1985). Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Badudu, J.S. (1983). Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
Dulay, Heidi; Burt, Marina; Krashen, Stephen, 1982. Language Two. Oxford:Oxford University Press.
Hidayat, Kosadi; Jazir Burhan; Undang Misdan. (1990). Strategi Belajar–Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta
Huda, Nuril. 1987. Hipotesis Input. Makalah disajikan dalam kuliah umum jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Malang, 12 September 1987.
Husein, H. Akhlan dan Yayat Sudaryat. 1996. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Krashen, Stephen D. dan Tracy D. Terrell. 19853. The Natural Approach Language Acquisition in the Classroom. New York: Pergamon Press.
Krashen, S. 1976. Formal and Informal Linguistic Environments in Language Acquisition and Language Learning. TESOL Quarterly 10.
Nurhadi, Roekhan. 1990. Dimensi-dimensi dalam Belajar Bahasa Kedua. Bandung: Sinar Baru.
Syafi’ie Iman, dkk. 1981. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:Pusat Penerbit UT.
Syafi’ie Iman. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, Guntur H. (1988). Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Guntur H. (1990). Proses Belajar Mengajar Pragmatik. Bandung:Angkasa.
Tarigan, Guntur H. (1990). Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Guntur H. (1997). Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud.
Sabtu, 30 Mei 2020
Pantun
Kamis, 28 Mei 2020
Khutbah Jum'at
Rabu, 27 Mei 2020
puisi
Melangkah penuh daya semangat
Rileks kiri dan kanan
Bahkan mutar bawah atas leluasa
Bicara penuh timbang kata
Dengar terngiang romansa sopan
Berbuat penuh bijaksana
Setiap langkah siaga seluruh penjuru
Jauh pandang menembus sukma
Damai di hati Indonesiaku
Tapi kini getar nadiku lemah
Suap makan pikir sejuta untuk esok masih hidup
Aktifku diputus sebelah
Ingat janji tak terbalaskan
Besar nyali tak berdaya
Surut langkah bibir masker
Bicara tak pedas terasa
Dengar sedih berselimut takut
Berbuat tangan diborgol undang undang
Pikir solusi tak mempang kuat kuasa
Melangkah dibatasi himbauan bernilai uang
Iming uang matikan getar urat nadiku
Sejuta harapan hikmah Corona
Eropa suarakan urat nadiku
Amerika suarakan urat nadiku
Asia suarakan urat nadiku
Indonesiaku Urat Nadiku tetap kuat denganmu
Karya Muh Hasyim
Tuan di bawah kolom merannggak keluar
Teriak histeris diiringi tawa geli
Menyesali bekas bekas kata
Tangis dialiri sakit pilu
Kembali mohon sedetik buat betulkan kata
Telat di depan tak ada pilihan
Terima dua mata tangan setulus kuasamu
Terbayar untuk selamanya
Karya Muh Hasyim
Batasi langkahku
Batasi ayunku
Batasi pandangku
Batasi rasa yang bebas
Bebas melangkah
Bebas melihat
Bebas berasa
Rasa satu hari
Rasa dua hari
Tak terbayangkan rasa
Tak tertahankan rasa
Tak terhitung rasa dikurung
Dikurung dalam dalam
Dalam batas tak bertepi
Empat belas sama dua abad
Seabad sama seratus waktu dikurung
Bertanya pikirku apa salah
Salah di tanduk
Salah di kaki
Salah di nafsu
Bercampur adu
Mencari jalan menuju terang
Sayang belum temu
Temu terang bintang nan jauh
Karya Muh Hasyim
Selalu senang dalam derita
Tertawa di atas sakit
Sakit lisan tak bermakna
Sakit pandang tak bermakna
Sakit dengar tak berilmu
Sakit tangan tak berguna
Sakit kinginan tak kenyang
Sakit langkah tak terarah
Karya Muh Hasyim
Tak terasa tersedu sedu
Mulutku berucap sunyi
Ampunilah aku Pencitaku
Teringat seluruh ucap
Seluruh pandang
Seluruh dengar
Daya buat tanganku
Nafsu tak berhargaku
Langkahku tak terarah
Merintih memohon tak berdaya
Mampukan lisanku
Mampukan pandangku
Mampukan dengarku
Mampukan buatan tanganku
Mampukan langkahku
Mampukan semua
Tuk laksanakan seluruh perintahMu
Dan sulitkan tuk semua
Lisanku lihatku dengarku buatanku nafsuku langkahku
Tuk laksanakan seluruh larangMu
Aku jatuh lemas pada Mu
Engkau maha dengar dan maha terima taubat kabulkan doaku aamiin
Karya Muh Hasyim
Pelajaran Bahasa Indonesia Bab 3
5 Keistimewaan Umat Muslim
5 Keistimewaan Umat Muslim oleh Muh. Hasyim Pada hakikatnya Allah swt menguji keimanan itu sendiri kepada setiap orang muslim agar mereka ...
-
MATERI PEMBELAJARAN SURAT LAMARAN PEKERJAAN Jenis Teks: Surat Lamaran Pekerjaan A. Kompetensi Dasar (dalam lampiran permendikbud nom...
-
Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia oleh : Muh. Hasyim Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia la...
-
Kata Depan dan Penggunaannya oleh : Muh. Hasyim, S.Pd Kata depan adalah kata yang digunakan di depan kata yang mengikutinya. Dalam bahasa ...