Minggu, 21 Juni 2020

Cerpen

KEJAR BILA TAK MAU BILA MAU HARUS BAYAR

Matahari pagi merangsak masuk. Diiringi tiupan angin pagi sepoi-sepoi menambah kesejukan pagi itu. Tatanan kursi sofa di atas keramik warna coklat dan karpet berwarna merah bermotif tergelar menambah keindahan pagi itu.
Ada suara orang memanggil dari belakang "Abah sarapan!" Terdengar beberapa kali. Namun lelaki itu tidak segera menjawab. Ia kelihatannya serius memperhatikan sesuatu di HP Opponya sehingga mengarahkan kakinya menuju ruang tamu bukan menuju arah datangnya suara.
Segera saja ia mendudukkan pantatnya di kursi sofa sambil menatap tulisan yang muncul di HP Opponya. Serius ia membacanya. Saking seriusnya, ya tidak rasa kalau bentuk bibirnya mirip pembaca berita di televisi. Bukan hanya bentuk bibirnya, bahkan roman mukanya juga mirip Jeremy Teti.
Setelah selesai membacanya, nampaknya berita menggembirakan. Ia langsung menutup HP Opponya, sambil merenungkan sesuatu. 
Sementara dalam proses perenungan, tiba-tiba ada seorang ibu memegangi pundaknya dari belakang sambil bertanya. "Serius amat bah, baca apa sih?" Dengan sedikit gaget, ia menoleh lalu berkata, "Eh, maafkan aku Bu. Ini barusan membaca tulisan di sini." Sambil membuka kembali HP Opponya dan menunjukkan kepada si ibu tentang tulisan yang dibaca. "Ini Bu, berita pagi ini, di-posting dari kemarin" so ibu juga kelihatan serius memperhatikan tulisan itu. Ternyata tulisan itu memuat tentang sebuah paradoks  yang diberi judul seperti ini.

KH Cholil Nafis: Paradoks! Orang Tidak Tes Disuruh Tes, Mau Tes Diminta Bayar

Sepertinya menarik bagi mereka berdua. Ibu itu sambil mendengar sambil membaca dari layar HP yang dinyalakan oleh lelaki itu.  Lelakiitu membacakan inti-intinya dari cerita berikut.

JAKARTA - Metode skrining awal melalui menjadi salah satu syarat wajib bagi mereka yang hendak pergi ke luar daerah. Namun biaya tes yang mencapai ratusan ribu rupiah menjadi persoalan banyak dikeluhkan, termasuk oleh kalangan santri.

Sementara, di sisi lain, pemerintah telah menaikkan anggaran penanganan Covid-19 dari Rp405,1 triliun menjadi Rp695,2 triliun. Hal inilah yang membuat Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis terheran dan mempertanyakan beban biaya rapid test bagi para santri itu.

“Belajar dari berbagai negara yang sukses menangangi Covid-19, rapid test dilakukan secara masif, terstruktur, dan sistematis,” ujar KH Cholil kepada SINDOnews, Minggu (21/6/2020).

Kalau orang mau tes saja disuruh bayar, sementara anggaran kita banyak, apakah ini tidak lebih urgen dibandingkan lainnya? Kalau orang tidak tes, dikejar-kejar (untuk) disuruh tes. Sementara orang mau tes (malah) disuruh bayar. Ini kan paradoks sebenarnya,” celetuknya.

Hal itu dikemukan lantaran berbagai keluhan yang didengarnya dari para santri. Bahkan, hal itu juga dialami anaknya saat hendak berangkat ke Malang, Jawa Timur pekan lalu yang harus mengeluarkan Rp400 ribu untuk rapid test.

Karena itu dirinya mempertanyakan perihal kenaikan anggaran penanganan Covid-19. Dengan harapan, ada kelonggaran dari pemerintah untuk menggratiskan biaya rapid test bagi para santri. Terlebih lagi, Kementerian Keuangan juga sudah menyetujui usulan dari Kementerian Agama senilai Rp2,3 triliun untuk bantunan operasional pesantren (BOP) dan mendukung pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi virus corona.

“Orang ke pesantren disuruh rapid test. Bagus kalau ada kesadaran, kalau enggak? Dia langsung masuk kan lebih berbahaya. Semestinya digratiskan bagi seluruh santri dari semua zona,” pintanya.

Setelah mereka berdua mengakhiri bacaannya bersama, si ibu berdoa "moga pemerintah mendengar, dan membaca tulisan ini. Ketika anak kita kembali  nanti tidak ada lagi tes-tes yang mengeluarkan uang, sehingga kita hanya menyiapkan uang tiket saja aamiin. Disambung juga oleh si lelaki "aamiin".

Mereka berdua melihat ke langit dan mengangkat kedua tangan lalu sama-sama mengucapkan aamiin dengan penuh harap kepada Sang Ilahi. Lalu bergandengan tangan menuju ke belakang.

Pelajaran Bahasa Indonesia Bab 3

5 Keistimewaan Umat Muslim

  5 Keistimewaan Umat Muslim oleh Muh. Hasyim Pada hakikatnya Allah swt menguji keimanan itu sendiri kepada setiap orang muslim agar mereka ...