Isi Dalam Buku Fiksi dan Nonfiksi
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar |
Indikator |
3. 7 Menilai
isi dua buku fiksi (kumpulan cerita pendek atau kumpulan puisi) dan satu buku
pengayaan (nonfiksi) yang dibaca |
|
4. 7 Menyusun
laporan hasil diskusi buku tentang satu topik baik secara lisan maupun tulis |
|
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model pedagoge genre, saintifik, dan CLIL peserta didik dapat mengidentifikasi isi dalam buku fiksi dan nonfiksi mengidentifikasi isi, nilai-nilai dalam buku fiksi dan nonfiksi, kaitan nilai dengan kehidupan, amanat dalam novel, menyusun laporan buku yang dibaca, mempresentasikan, dan menanggapi laporan yang dipresentasikan.
D. Materi Pembelajaran
Buku Pengayaan:
• nilai-nilai
dalam novel (agama, sosial, budaya, moral, dll);
• kaitan
nilai dalam novel dengan kehidupan;
• amanat
dalam novel; dan
• laporan hasil membaca buku.
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode :
Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
F. Media Pembelajaran
Media :
· Worksheet atau lembar
kerja (siswa)
· Lembar penilaian
· LCD Proyektor
Alat/Bahan :
· Penggaris, spidol,
papan tulis
· Laptop & infocus
· Suherli, dkk. 2018. Buku
Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
· Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
· Kosasih, E. 2014.
Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung:
Yrama Widya
Atambua, Juli 2020/2021
Mengetahui
Catatan Kepala Sekolah
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
1. Sapiens: A Brief History of Humankind
Buku karya Yuval Noah Harari menceritakan kehidupan menarik tentang perjalanan umat manusia
2. Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner
Buku karya Gina S Noer ini menceritakan kisah muda bapak B.J Habibie dan kehebatannya di masa itu.
3. Ketika Mozart Kecil Memainkan Jemarinya
Buku ini berisi self motivation untuk menjadi seorang jenius yang bahagia, ditulis oleh It Pin Arifin.
4. Fisika untuk SMA
Buku fisika dan buku pelajaran yang kita gunakan di sekolah juga termasuk dalam jenis buku nonfiksi juga loh.
5. Perempuan
Buku Quraisy Shihab ini berisi panduan perempuan dalam beragama, buku untuk menambah religuisitas diri dengan sumber yang terpercaya.
NILAI-NILAI DALAM CERPEN DAN NOVEL
Cerpen dan Novel adalah salah satu karya sastra. Biasanya di dalam karya sastra ada banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang bisa kita ambil, yaitu nilai moral, sosial, religius, budaya, pendidikan, etika, estetika, politik, patriotik, psikologi, ekonomi, historia, dan sebenarnya masih ada banyak lagi.
Berikut adalah 12 Nilai Kehidupan dalam Cerpen/Novel beserta Contohnya, yang kita rangkum sebagai berikut.
1. Nilai Moral Nilai Moral adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan perangai, budi pekerti, atau tingkah laku manusia terhadap sesamanya. Biasanya nilai ini dapat diketahui melalui deskripsi tokoh, hubungan antartokoh, dialog, dan lain-lain. Berikut contoh kutipan Nilai Moral: "Awalnya, aku mau berteman dengan siapa saja, namun setelah mengetahui kelebihanku, aku mulai memilih teman yang bisa dekat denganku. Apalagi dengan otakku yang pandai, semakin banyak teman yang menyukaiku. Maka, aku pun mulai memilih teman dari golongan menengah ke atas. Aku tidak lagi mau berteman dengan anak yang setara padaku" (Kutipan Cerpen "Penyesalanku" karya Dian Indria A) Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai moral yang diambil. Nilai moral tersebut adalah aku yang berotak pandai dan hanya ingin berteman dari golongan menengah ke atas menggambarkan kesombongan yang merupakan sifat buruk.
2. Nilai Sosial Nilai Sosial adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan masalah sosial dan hubungan manusia dengan masyarakat (interaksi sosial antar-manusia). Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan penggambaran hubungan antar-tokoh. Berikut contoh kutipan Nilai Sosial: "Dua penumpang laki-laki, saat melihat Lail dan ibunya masuk, berdiri memberikan tempat duduk, "Terimakasih". Lail dan ibunya segera duduk" (Kutipan Novel "Hujan" karya Tere Liye) Pada kutipan novel diatas, terdapat nilai sosial yang diambil. Nilai sosial tersebut digambarkan oleh perilaku sopan santun dua penumpang laki-laki yang memberikan tempat duduknya kepada Lail dan ibunya yang baru masuk. Kemudian Lail dan ibunya mengucapkan terimakasih, yang menggambarkan bahwa Lail dan ibunya menghargai sopan santun kedua laki-laki itu.
3. Nilai Religius Nilai Religius adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan kepercayaan atau ajaran agama tertentu. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan simbol agama tertentu, kutipan atau dalil dari suatu kitab suci, dan penggambaran nilai-nilai kehidupan yang dilandasi ajaran agama yang bersifat universal. Berikut contoh kutipan Nilai Religus/Keagamaan: "Sebenarnya sangat banyak kejadian seperti itu yang terjadi kepadaku, sangat sering. Terkadang aku bingung dengan orang-orang yang tak peduli untuk menutup aurat mereka. Sungguh, sebenarnya apa arti jilbab bagi mereka?" (Kutipan Cerpen "Apa Arti Jilbab Bagimu" karya Lamia N S) Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai religius yang diambil. Nilai religius tersebut meliputi jilbab yang merupakan penutup aurat yang dipakai perempuan muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai ke dada.
4. Nilai Budaya Nilai Budaya adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan adat istiadat, kebudayaan, serta kebiasaan suatu masyarakat. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan penggambaran adat istiadat, bahasa dan gaya bicara tokoh yang mencerminkan bahasa tertentu, dan kebiasaan yang berlaku pada tempat para tokoh. Berikut contoh kutipan Nilai Budaya: "Iyaa, kita mau. Asalkan kamu mau janji akan nerusin tari jaipong ini. Kan asik kalo kita bisa ngewakilin Indonesia ke berbagai negara" (Kutipan Cerpen "Jaipong" karya Aldizza Aurelia) Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai budaya yang diambil. Nilai budaya tersebut adalah tari jaipong yang merupakan tarian tradisional (kebudayaan) khas Jawa Barat.
5. Nilai Pendidikan/Edukatif Nilai Pendidikan/Edukatif adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran) atau bisa juga berhubungan dengan sesuatu hal yang mempunyai latar belakang pendidikan/pengajaran. Berikut contoh kutipan Nilai Pendidikan: "Agaknya selama turun menurun keluarga laki-laki cemara angin itu tak mampu terangkat dari endemik kemiskinan komunitas Melayu yang menjadi nelayan. Tahun ini beliau menginginkan perubahan dan ia memutuskan anak lelaki tertuanya Lintang, tak akan menjadi seperti dirinya" (Kutipan Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata) Pada kutipan novel diatas terdapat nilai pendidikan, yaitu Ayah Lintang yang memutuskan untuk mendidik anak lelaki tertuanya Lintang agar tidak menjadi seperti dirinya, agar kelak dapat mengubah nasib keluarganya.
6. Nilai Etika Nilai Etika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan sopan santun dalam aspek kehidupan. Merupakan bagian dari nilai moral. Berikut contoh kutipan Nilai Etika: "Zahra... masuk nak, kita sarapan dulu" suara ibuku yang sontak membuyarkan lamunanku. "Dan setelah sarapan tolong belikan bahan-bahan untuk membuat kue ya nak, ibu tidak enak badan" "Baik bu", singkatku. (Kutipan Cerpen "Harapan Seorang Ibu" karya Lutaful Kafifah) Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai etika yang diambil. Nilai etika tersebut adalah kita menuruti perintah orangtua dengan membelikan bahan membuat kue untuk ibunya yang tidak enak badan.
7. G). Nilai Estetika Nilai Estetika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan keindahan baik dari segi bahasa, penyampaian cerita, pelukisan alam, keistimewaan tokoh, dan lingkungan sekitar tokoh. Berikut contoh kutipan Nilai Estetika: "Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban yang menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh Karyamin dan kawan-kawan" (Kutipan Cerpen "Senyum Karyamin" karya Ahmad Tohari) Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai estetika yang diambil. Nilai estetika tersebut terdapat pada penggunaan kalimat "Beban yang menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh". Menurut penulis, penggunaan kata beban, menekan, dan pikulan merupakan bentuk permainan bahasa yang indah. Gambaran lingkungan sekitar pelaku juga menjadikan cerpen ini semakin jelas dan hidup.
8. Nilai Politik Nilai Politik adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan usaha warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama, proses pelaksanaan kebijakan di masyarakat, dan penyelenggaraan pemerintahan diberbagai tingkat dalam negara. Berikut contoh kutipan Nilai Politik: "Bukan hanya itu. Para pemilih kadang-kadang terpengaruh uang. Terpengaruh praktek-praktek money politics," sahut Rita (Kutipan Cerpen "Bajingan-Bajingan Politik" karya Harimanto Imadha) Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai politik yaitu money politics yang merupakan suatu bentuk pemberian uang terhadap seseorang agar dapat mempengaruhi orang tersebut untuk memilihnya pada saat pemilihan umum.
9. I). Nilai Patriotik/Perjuangan Nilai Patriotik adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan jiwa kepahlawanan atau suatu perjuangan (misalkan perjuangan hidup, semangat yang membara, cinta tanah air, dan lain-lain). Berikut contoh kutipan Nilai Patriotik: "Jika malam, mataku sulit terpejam membayangkan diriku berdiri di barisan sebelas pemain PSSI, membela tanah air. Kubekapkan tangan di dada, menekan lambang Garuda di sana. Indonesia Raya membahana" (Kutipan Novel "Sebelas Patriot" karya Andrea Hirata) Pada kutipan cerpen diatas terdapat nilai patriotik, yaitu antusiasme anak-anak kecil dalam menunjukkan dukungannya bagi tim nasional Indonesia, sebagai salah satu bentuk kesetiaan (semangat yang membara), sebagai wujud nyata patriotisme.
10. Nilai Psikologi Nilai Psikologi adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan tokoh (misalkan antisosial, depresi, keterbelakangan mental, shock, halusinasi, delusi, emosi yang berlebih, gangguan kejiwaan, dan lain-lain). Berikut contoh kutipan Nilai Psikologi: "...aku mulai Shock, dan bertanya-tanya ada apa dengan diriku? Terutama dengan kedua mataku ini? Keluargaku secara perlahan memberitahuku, bahwa aku mengalami kebutaan, karena kornea mataku rusak dan harus mencari pendonor kornea mata" (Kutipan Cerpen "Cinta yang Tak Tergantikan" karya Fenny Marsella) Pada kutipan cerpen diatas terdapat nilai psikologi yang diambil. Nilai Psikologi tersebut adalah karakter aku yang mengalami Shock, yang merupakan sebuah keadaan psikologis dimana dia terkejut atas apa yang terjadi pada matanya.
11. K). Nilai Ekonomi Nilai Ekonomi adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan status/kondisi ekonomi, perdagangan, atau permasalahan ekonomi dalam masyarakat. Berikut contoh kutipan Nilai Ekonomi: "Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua? Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka..." (Kutipan Cerpen "Robohnya Surau Kami" karya A.A Navis) Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai ekonomi yang diambil, yaitu melarat yang merupakan kondisi dalam perekonomian dimana tidak memiliki harta alias sengsara.
12. Nilai Historis Nilai Historis adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan hal-hal yang erat kaitannya dengan sejarah. Berikut contoh kutipan Nilai Historis: "...Jangankan mendengar nama Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka. Jangan pula menyebut peristiwa berdarah 30 September 1965,..." (Kutipan Novel "Pulang" karya Leila S. Chudori) Pada kutipan novel diatas, terdapat nilai historis yang diambil. Nilai historis tersebut adalah menyinggung tentang 30 September 1965 yang merupakan permulaan dari sejarah gelap bangsa Indonesia yang sampai ini masih didebatkan terkait kisah sesungguhnya mengenai peristiwa tersebut.
CONTOH LAPORAN HASIL DISKUSI
MENGIDENTIFIKASI BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
Tema : Mengidentifikasi buku fiksi dan non fiksi
Materi : Menganalisis identitas buku, unsur intrinsik, unsur ekstrinsik, sinopsis buku, dll.
Peserta : 1). Farhan
2). Dewi
3). Gabriel
4). Ahmad
5). Renata
Tempat : kelas 12 MIPA ... , SMA... .
Hari/tgl : Jumat, 16 November 2018
Waktu : 10.00-11.20 WIB
Kronologi : 1). Acara diskusi ini dibuka oleh ketua
2). Diawali dengan mengidentifikasi identitas buku unsur intrinsik, unsur ekstrinsik, sinopsis, dll.
3). Ketua memberi hasil identifikasi
4). Anggota menyanggah pendapatyang diajukan ketua
5). Penggabungan pendapat-pendapat dari para anggota
6). Mencapai hasil mufakat
7). Ketua menutup jalannya diskusi
MENGIDENTIFIKASI BUKU FIKSI
- IDENTITAS BUKU
Judul buku : Face Off. Dan, Dini pun berganti wajah…
Penulis : Rahmania Violeta
Penerbit : Salamadani
Cetakan : 1
Tahun terbit : 2008
Jumlah halaman : 128 halaman
2. SINOPSIS BUKU
Buku “Face Off” ini menceritakan tentang seorang anak bernama Dini Setia Utami yang harus bersabar dalam menghadapi kenyataan hidup yang harus ia dan keluarganya lalui. Sehari-hari Dini dan keluarganya tinggal di rumah yang cukup sederhana namun Dini selalu ceria. Tetapi, keceriaan itu hanya cerita masa lalunya.
Suatu hari orang tua Dini memutuskan untuk merintis ke Kabaena dengan motivasi tinggi untuk mencari kehidupan yang lebih baik dengan mendaftarkan diri sebagai peserta transmigrasi. 3 bulan di Tedubara, ayah dini mengerjakan lahan menengah,sedangkan ibu Dini membantu mengurus lahan pekarangan mereka serta membuka usaha salon. Hidup keluarga Dini pun mulai makmur.
Namun, malang tidak dapat dicegah. Musibah yang tak disangka menimpa Dini dan keluarganya. Saat itu ibu Dini hendak menyalakan lampu tempel berwarna biru karena pada saat itu belum ada listrik yang mengaliri desa Tedubara. Dini dan kakaknya yang saat itu masih kecil mengerubungi ibunya yang sedang berusaha menyalakan lampu tempel tersebut. Seketika lampu itu meledak dan api pun menyelimuti tubuh Dini, ibu Dini, dan kakaknya.
Mengetahui hal tersebut, sontak ayah Dini langsung membawa mereka ke puskesmas terdekat. Namun peralatan medis di puskesmas tidaklah lengkap untuk menangani luka bakar yang cukup parah itu. Wajah Dini meleleh termasuk bibirnya juga meleleh, rambut dan kulit kepalanya terbakar habis. Bahkan sampai tulang tengkoraknya terlihat. Serta seluruh tangan, leher dan kakinya pun ikut meleleh.
Akhirnya dokter pun merujuknya untuk melakukan operasi di salah satu rumah sakit di Jakarta. Namun, semuanya terkendala pada biaya. Hingga pada akhirnya Dini pun terpaksa untuk menunggu selama 10 tahun lamanya untuk bisa menjalankan operasi dengan bantuan biaya donasi dari berbagai kalangan. Karena pada saat itu Dini sempat masuk ke salah satu tayangan televisi.
Namun, tidak semudah itu. Disaat Dini harus menunggu selama 10 tahun lamanya, Dini pun mulai dijauhi oleh orang-orang sekitar termasuk teman-teman Dini. Dan dini pun terpaksa harus berhenti sekolah.
Diusia Dini yang mulai beranjak remaja, saat itu Dini sangat mengidolakan boyband Peterpan. Dan pada saat waktunya Dini harus dioperasi, sebelumnya dari beberapa personil Peterpan sempat mengunjungi Dini bahkan ikut memberikan donasi untuk operasi Dini. Dini pun merasa senang sekali ketika sesuatu yang tak disangka, seorang yang diidolakannya datang dan memberi semangat hidup untuk Dini.
3. UNSUR INTRINSIK CERITA
Tema : Kehidupan
Alur : Maju (orientasi, awal permasalahan, menuju klimaks
,klimaks, penurunan klimaks, penyelesaian masalah)
Amanat : Syukuri dan bersabarlah atas apapun yang terjadi
dalam hidup ini
Penokohan : 1). Dini Setia Utami (tokoh utama)
2). Lilis Siti Maesaroh (ibu kandung Dini)
3). Surahmat (ayah kandung Dini)
4). Indra Permana (kakak pertama Dini)
5). Sri Lest ari (kakak kedua Dini)
6). Jajat Sudrajat (kakak ketiga Dini)
7). dr. Hardisiswo S., SpBp. (ketua tim dokter Dini)
8). dr. Lisa Hasibuan, SpBp. (anggota tim dokter Dini)
9). Henny Suhaeni (bibi Dini)
10). Mbak Ninuk (mantan majikan ibu Dini)
11). Dita (teman bermain Dini)
12). Ariel Peterpan (artis idola Dini)
Latar tempat : Rumah Dini, Rumah Sakit
Latar waktu : Pagi hari, Siang hari, Sore hari, Malam hari
Latar suasana : Menyedihkan, Mengharukan
Gaya bahasa : Baku
Sudut pandang : orang pertama
4. UNSUR EKSTRINSIK CERITA
1). Riwayat Hidup Penulis
Rahmania Violeta aadalah nama samaran ,nama yang di persiapkan untuk anak nya kelak.Rahma adalah namanya sendiri, sedangkan Violeta diambil dari kata Violet yang bersinonim dengan ungu.bagi Rahmania Violeta ,ungu adalah warna favorit,warna yang misterius dan independent.
Buku ini adalah buku pertama nya sekaligus obsesi nya sebelum lulus kuliah.Sejak duduk di bangku SMA Negeri 2 Kediri,Rahmania mulai menulis suatu majalah sekolah ,Diossa.Ia pernah menjabat sebagai ketua unit Dewan Pers Siswa tahun 2001/2002.
Semasa kuliah ia pun rajin menulis dan mengirimkan nya ke media masa.tulisan Rahmania berupa artikel ,feature maupun resensi dimuat di berbagai media cetak lokal dan nasional.Rahmania juga aktif di pers mahasiswa Jatinangor serta diurna.
Kini Rahmania sedang berjuang menyelesaikan skripsi di jurusan Jurnalistik,Fakultas ilmu komunikasi,Univiersitas Padjadjaran.Di kampus Unpad Jatinangor itulah Rahmania belajar menulis dan menulis.dibawah bimbingan pada dosen serta dari diskusi diskusi dengan teman-teman nya di pers mahasiswa,Rahmania semakin mencintai dunia tulis menulis.
Saat ini,kegiatan menulis dilakukan Rahmania di tengah kesibukan melayani pelanggan di Violet copy centre,tempat nya belajar ber wirausaha bersama suaminya.Berwirausaha adalah obsesi nya yang lain sebelum lulus kuliah.setelah obsesi menulis buku dan berbisnis tercapai ,Rahmania kembali menekuni skripsi yang sempat terbengkalai.
2). Nilai/Norma di masyarakat
- Nilai Agama Banyak hal baik terkandung dalam nilai nilai agama yang kemudian menginspirasi pembuatan novel tersebut.misalnya dalam cerita tersebut di kisahkan seorang dini yang selalu bersyukur dalam keadaan apapun walaupun musibah besar sempat menimpa Dini dan keluarganya.
- Nilai Sosial Novel juga seringkali terinspirasi dari nilai nilai sosial yang ada di masyarakat.misalnya pada cerita tersebut yang mengisahkan cara berinteraksi keluarga Dini sesuai dengan nilai nilai sosial yang berlaku.
- Nilai Moral Dalam hal ini ,Moral berhubungan dengan akhlak dan etika yang berlaku di masyarakat.misalnya perilaku Dini dan keluarganya yang selalu ramah dan bersabar dengan siapapun walaupun keluarga mereka sedang terkena musibah.
- Nilai Budaya Tidak jarang penulis Novel tersebut terinspirasi oleh nilai budaya, tradisi ,atau adat istiadat yang berlaku di daerah nya.misalnya seorang Dini dan keluarganya yang berasal dari Suku Sunda dengan berbagai kebiasaan serta adat istiadat nya.
MENGIDENTIFIKASI BUKU NON FIKSI
- IDENTITAS BUKU
Judul buku : Kiat Menulis Cerita Pendek
Penulis : Harris Effendi Thahar
Penerbit : Angkasa Bandung
Cetakan : 1
Tahun terbit : 1999
Jumlah halaman : 107 halaman
2. SINOPSIS BUKU
Dalam buku ini dijelaskan bahwa cerpen itu terdiri dari berbagai macam jenis (bentuk). Cerpen dibuat tidak hanya dari pengalaman yang nyata, melainkan dari imajinasi seorang penulis. Tapi imajinasi yang dikembangkan berasal dari pengamatan pengalaman dalam kehidupan nyata. Baik dari pengalaman sendiri atau pun dari pengalaman orang lain.
Bagi seorang penulis, adanya gaya penulisan merupakan suatu identitas untuk dirinya. Biasanya gaya itu timbul tanpa kita sadari. Namun, ada juga penulis pemula yang belum menemukan gayanya sendiri, sehingga mereka meniru gaya–gaya yang ditampilkan oleh penulis lainnya. Walaupun gaya tulisannya serupa, tapi pasti ada perbedaannya. Perbedaan itulah yang menjadikan gaya tersendiri untuk penulis pemula.
Berbeda dengan Arswendo Atmowiloto dalam bukunya yang berjudul Mengarang Itu Gampang. Yang mana dalam buku itu hanya dijelaskan bagaimana cara mengarang atau membuat sebuah tulisan, dan hanya ada sedikit tokoh yang dimuat sebagai contoh. Berbeda dengan buku “Kiat Menulis Cerita Pendek” banyak pengalaman-pengalaman dari para penulis terkenal yang dimuat di dalamnya. Serta adanya sebagian potongan cerpen dari para penulis yang dijadikan contoh. Selain itu, buku ini juga menampilkan gaya-gaya yang digunakan oleh penulis-penulis itu.
3. RIWAYAT HIDUP PENULIS
Harris Effendi Thahar, lahir di Tembilahan, Riau, 4 Januari 1950, anak ke-8 dari 11 bersaudara. Lulus Sarjana Muda Pendidikan Teknik Arsitektur IKIP Padang tahun 1976. Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Padang 1994. Bekerja sebagai local staff Proyek Sumatera Regional Planning Study kerjasama University of Bonn Jerman Bapennas RI di Bukittinggi 1973-1975. Sebagai dosen luar biasa untuk pengantar Jurnalistik pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Padang. Menjadi Wartawan dan Redaktur Fiksi Skm. Canang Padang sejak 1986 hingga sekarang. Dia juga seorang pengarang cerpen dan puisi.
Pada bukunya yang berjudul “Kiat Menulis Cerita Pendek” ini, memuat semua hal yang berkaitan dengan cerpen. Dari pengertian cerpen hingga tata cara membuat cerpen serta contoh-contohnya. Menurut Harris, cerpen dapat dibuat oleh siapa saja asalkan ada kemauan dan keinginan untuk menulis dan terus menulis. Hal serupa juga diungkapkan oleh Arswendo Atmowiloto dalam bukunya yang berjudul Mengarang Itu Gampang.
Sebagai seorang Wartawan dan juga Redaktur, Harris mempunyai banyak pengalaman dalam memilah dan memilih cerpen-cerpen yang bagus dan layak untuk diterbitkan. Oleh karena itu, beliau menerbitkan buku ini agar dapat memberikan bimbingan dan contoh-contoh pembuatan cerpen untuk siapa saja yang ingin membuatnya.
- Setelah mencermati pengertian dan nilai serta contoh dari fiksi dan nonfiksi, ada tugas untuk kalian jawab. Cobalah cari bacaan fiksi dan nonfiksi lalu dibaca dan buatlah laporan membaca seperti contoh di atas!
- Dari hasil membaca buku fiksi dan non fiksi kalian diminta untuk menjelaskan nilai yang terkandung dalam unsur intrinsik dan ekstrinsik, uraiakan seperti dalam materi di atas!
- Temukanlah amanat yang terdapat dalam buku fiksi dan non fiksi yang telah kalian baca lalu berilah keterangan tentang hubungan amanat dalam kehidupan!
Bacalah Kutipan novel berikut untuk menjawab soal nomor 2 s.d. 3
A.orang hebat adalah orang yang pantang menyerah dan ikhlas menjalani
Akan tetapi perasaannya selalu tergoda, semangatnya senantiasa terganggu!
Teks 1
(1) Wiraatmaja menggelengkan kepalanya, “Anak-anak berlainan dengan kita: apa yang kita katakan baik, katanya tidak baik,” (2) “Bukan begitu, Bapak!” kata Tuti pula menyambung kata ayahnya. “Bukan mereka sengaja hendak bertentangan dengan orang-orang tua. (3) Yang bertentangan itu hanyalah pendapat tentang bahagia, tentang arti hidupkita sebagai manusia. (4) Emang berkata bahwa bahagia itu adalah pekerjaan kemudian hari, pendeknya hidup yang senang. (5) Saleh menganggap bahagia itu lain artinya. (6) Bahagia itu baginya tidak sama dengan hidup senang. (7) Baginya yang dinamakan bahagia itu dapat menurutkan desakkan hatinya, dapat mengembangkan tenaga dan kecakapannyan sepenuh-penuhnya dan menyerahkannya kepada yang terasa terhadapnya dan yang termulia dalam hidup ini.”
A. Orang pertama sebagai pelaku utama
B. Orang ketiga terarah
Bacalah penggalan novel berikut untuk men jawab soal nomor 17 s.d 19!