Senin, 07 September 2020

Contoh RPP

 

Rencana Pelaksanaan Pembeajaran (RPP) Bahasa Indonesia

Pertemuan ke .....

 Nama Sekolah             :SMA Negeri 1 Atambua

Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester            : XII/Ganjil

Tahun Pelajaran          : 2020/ 2021

Alokasi Waktu              :2 JP x 16 minggu (32 x Pertemuan)


A.      Kompetensi Dasar

 

 

B.      Tujuan  Pembelajaran

Siswadapat

C.      Materi Pembelajaran

 

D.      MetodePembelajaran

 

Kegiatan Pembelajaran

1.   Pendahuluan (15 Menit)

   Guru mengucapkan salam saat masuk kelas dan menanyakan keadaan peserta didik

   Guru dan Peserta didik berdoa bersama dan menyanyikan lagu wajib Nasional

   Guru mengecek kehadiran siswadan memberi motivasi (yel-yel)

   Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan dibahas

   Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran serta memberikan apersepsi entang materi yang akan dipelajari

2.   Kegiatan Inti (60 Menit)

   Literasi : Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materitentang....

   Berpikir Kritis : Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.

   Kolaborasi : Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi.

   Komunikasi : Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.

   Kreatif : Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.

3.Penutup (15 Menit)

   Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar

   Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat

   Guru memberikan penugasan kepada siswa yang berhubungan materi yang telah disampaikan

   Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa.

E.      Alat dan Sumber Belajar

1.       Alat/bahan:Papantulis, Spidol, Laptop/computer, LCD Proyektor, Handphone

2.       Sumber/media:

   BukuBahasa Indonesia  Kelas XII Penerbit Intan Pariwara, Ika Setyaningsih dkk

   Internet 

F.       PenilaianHasilBelajar

InstrumenPenilaian

Teknik Penilaian

1.       Sebutkanlah bagian-bagian dari surat lamaran pekerjaan!

   Sikap :Lembar pengamatan/observasi

   Pengetahuan :Tes tertulis, tes lisan, observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan serta penugasan

   Keterampilan :Penilaian unjuk kerja, proyek, produk dan portofolio

­­­

Z

Mengetahui,

KepalaSMA Negeri 1 Atambua,

 

 

Drs.Marianus Antoni

NIP.196203051994121001

Atambua, Juli 2020

Guru Mata Pelajaran,

 

 

Muh. Hasyim, S.Pd

                        NIP. 196902071998021003

 


Minggu, 06 September 2020

Peristiwa Alam

15 Tahun Pasca Gempa dan Tsunami Aceh, Sudahkah Warga Sadar Bencana? Peristiwa Alam Mengerikan 2004 di ujung Nusantara

Diedit : Muh Hasyim

Peristiwa yang sangat memilukan terjadi di bumi serambi Mekkah Aceh. Gempa bumi dan Tsunami Aceh pada hari Minggu pagi, 26 Desember 2004. Kurang lebih 500.000 nyawa melayang dalam sekejab di seluruh tepian dunia yang berbatasan langsung dengan samudra Hindia. Di daerah Aceh merupakan korban jiwa terbesar di dunia dan ribuan banguan hancur lebur, ribuan pula mayat hilang dan tidak ditemukan dan ribuan pula mayat yang dikuburkan secara masal.

Gempa terjadi pada waktu tepatnya jam 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa Bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Kepanikan ini terjadi dalam durasi yang tercatat paling lama dalam sejarah kegempaan bumi, yaitu sekitar 500-600 detik (sekitar 10 menit). Beberapa pakar gempa mengatakan menganalogikan kekuatan gempa ini, mampu membuat seluruh bola Bumi bergetar dengan amplitude getaran di atas 1 cm. Gempa yang berpusat di tengah samudera Indonesia ini, juga memicu beberapa gempa bumi di berbagai tempat di dunia.

Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara. Ombak tsunami setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar.

Kekuatan gempa pada awalnya dilaporkan mencapai magnitude 9.0. Pada Februari 2005 dilaporkan gempa berkekuatan magnitude 9.3. Meskipun Pacific Tsunami Warning Center telah menyetujui angka tersebut. Namun, United States Geological Survey menetapkan magnitude 9.2. atau bila menggunakan satuan seismik momen (Mw) sebesar 9.3.

Kecepatan rupture diperkirakan sebesar 2.5km/detik ke arah antara utara-barat laut dengan panjang antara 1200 hingga 1300 km. Menurut Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jan Egeland, jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara (hingga minggu 2/1/2005) mencapai 127.672 orang.

Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Pasalnya, sebagian besar bantuan kemanusiaan terhambat masuk karena masih banyak daerah yang terisolir.

Sementara itu data jumlah korban tewas di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Departemen Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh.

Menurut U.S. Geological Survey korban tewas mencapai 283.100, 14.000 orang hilang dan 1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Menurut PBB, korban 229.826 orang hilang dan 186.983 tewas. Tsunami Samudra Hindia menjadi gempa dan Tsunami terburuk 10 tahun terakhir.

Di Indonesia, gempa dan tsunami menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatera. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Tetapi, kebanyakan korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai barat Aceh.

Pemerintahan daerah Aceh lumpuh total, saat terjadi gempa bumi dan Tsunami Aceh, kebetulan di Jakarta sendiri sedang di adakan acara Halal Bi Halal masyarakat Aceh pasca menyambut lebaran Idul Fitri. Gempa Bumi yang terjadi pada jam 08:00 WIB dengan 9 Skala Richter Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa Bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Tepat jam 09:00 WIB satu persatu masyarakat Aceh yang hadir di Istora Jakarta panik karena hubungan telepon seluler ke Aceh putus total, mata mereka pada berkaca-kaca.

Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa yang sangat mengenaskan dan paling banyak memakan korban yang pernah terjadi di Indonesia. Semoga kejadian ini tidak terjadi kembali di negeri kita yang tercinta ini.

Rabu, 02 September 2020

Kesehatan

Penyebab Kaki Bengkak dan Cara Mudah Mengatasinya - Alodokter


 Bengkak pada pergelangan kaki biasanya bukanlah hal serius. Hal itu bisa saja terjadi karena Anda terlalu lama berdiri, atau berjalan terlalu jauh. Tetapi kaki dan pergelangan kaki yang tetap bengkak atau disertai dengan gejala lain bisa menandakan masalah kesehatan yang serius. Melansir dari WebMD, ada beberapa kemungkinan penyebab pembengkakan kaki dan pergelangan kaki. Berikut adalah penyebab pembengkakan pada pergelangan kaki. 

 1. Edema 

 Edema adalah istilah dalam medis untuk pembekakan yang terjadi ketika cairan menjadi terperangkap di jaringan tubuh. Edema biasanya menyerang kaki dan dapat terjadi pada bagian tubuh lain, seperti wajah atau perut. Tanda-tanda edema: • Kulit mengkilat, membentang di atas area yang terkena • Kulit yang tidak berubah setelah ditekan • Merasa tidak nyaman dan gerak terbatas • sesak atau kesulitan bernapas jika dipengaruhi paru-paru 

 2. Cedera kaki atau pergelangan kaki 

 Trauma pada kaki atau pergelangan kaki dapat menyebabkan pembekakan di area tubuh. Misalnya, pergelangan kaki terkilir yang terjadi ketika ligamen yang berkepanjangan, hingga menyebabkan kaki membengkak. 

 3. Kehamilan 

 Gejala umum pada akhir kehamilan adalah membengkaknya kaki dan pergelangan kaki. Pembengkakan ini disebabkan oleh retensi cairan dan peningkatan tekanan pada vena. 

 4. Faktor gaya hidup 

 Beberapa faktor gaya hidup juga bisa menyebabkan kaki bengkak. • Memiliki gaya hidup menetap • Kelebihan berat badan • Memakai sepatu yang tidak pas 

 5. Efek samping obat 

 Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan kaki bengkak, terutama yang retensi air. Berikut beberapa jenis obat-obatan yang menyebabkan kaki membengkak, seperti: 

 • Hormon seperti estrogen dan testosterone 

• Saluran kalsium yang mengontrol tekanan darah 

• Steroid baik androgenik, anabolic dan kortikosteroid 

• Antidepresan 

• Obat anti inflamasi nonsteroid 

 Gejala lain yang menyebabkan pembengkakan pada kaki yang dilansir dari WebMD, adalah Varises dan insufisiensi vena kronis. Kondisi ini terjadi ketika katup di dalam vena kaki Anda tidak membuat darah mengalir ke arah jantung Anda. 

 Sebaliknya, ia mencadangkan darah dan terkumpul sehingga menyebabkan kelompok varises kebiru-biruan di kulit. Terkadang membuat kaki Anda bengkak. 

 Adapun cara pengobatan edema seperti dilansir Mayoclinic, sebagai berikut: 

 - Edema yang lebih parah dapat diobati dengan obat-obatan yang membantu tubuh Anda mengeluarkan cairan berlebihan dalam bentuk urin (diuretik). Salah satu diuretik yang paling umum adalah furosemide (Lasix). Namun, dokter yang akan menentukan jenis obat apa yang baik untuk Anda berdasarkan riwayat kesehatan pribadi Anda.

 - Mengatur pengobatan jangka panjang pada penyebab pembengkakan yang mendasarinya. Jika edema terjadi akibat penggunaan obat maka dokter akan menyesuaikan resep Anda atau akan memeriksa obat alternatif yang tidak menyebabkan edema. 

 Pengobatan rumahan  

Berikut beberapa obat rumahan yang dapat membantu mengurangi edema dan mencegahnya kembali. Sebelum mencoba pengobatan ini baiknya Anda konsultasi terlebih dahulu ke dokter. 

 - Menggerakkan otot di bagian tubuh Anda yang terkena edema terutama kaki. Membantu memompa kelebihan cairan kembali ke jantung dan konsultasi dengan dokter terkait hal-hal apa saja yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi pembekakan 

 - Mengangkat kaki saat tidur di atas level jantung Anda lakukan setiap beberapa kali sehari. Dalam beberapa kasus meninggikan bagian tubuh yang terpengaruh saat Anda tidur akan bermanfaat 

 - Memijat area yang sakit ke arah jantung Anda menggunakan tekanan keras tetapi tidak menyakitkan sehingga dapat membantu memindahkan kelebihan cairan dari area tersebut 

 - Kompresi, dokter mungkin akan menyarankan Anda memakai stoking kompresi, lengan atau sarung tangan yang dipakai setelah pembengkakan lebih lanjut. Pakaian ini berfungsi untuk menjaga tekanan pada anggota tubuh sehingga dapat mencegah cairan yang mengumpul di jaringan 

 - Lindungi area yang terkena pembengkakan agar tetap bersih, lembab dan bebas dari cedera. Kulit kering, pecah-pecah, rentan terhadap goresan, luka, dan infeksi 

 - Kurangi asupan garam. Ikuti saran dari dokter untuk membatasi beberapa garam yang dikonsumsi. Karena garam dapat meningkatkan retensi cairan dan memperburuk edema. 

Kenali Hidrokel, Pembengkakan Alat Kelamin pada Bayi Laki-Laki Baca selengkapnya di artikel "Kenali Hidrokel, Pembengkakan Alat Kelamin pada Bayi Laki-Laki", https://tirto.id/dk2d


 


Baca selengkapnya di artikel "Mengenal Penyebab Bengkak pada Pergelangan Kaki", https://tirto.id/edtV

Politik

 

Jalan Berduri Penegakkan HAM di Timor Timur Masa Lalu | Reportase Papua

Pilihan Hati Rakyat atau Rekayasa Tokoh Politik Timor Timur Keluar Dari Rumah Besar Nusantara

(sebuah renungan jajak pendapat Timor Timur Agustus 1999)

Oleh : Muh Hasyim

 

Dimana ItuTimor Portugis?

Dengan luas 30.777 kilometer persegi, Pulau Timor terbagi menjadi dua: Timur dan Barat. Pada era kolonialisme, batas antara wilayah barat dan timur dari pulau ini makin tegas. Portugis dan Belanda memperebutkan Timor, sampai kemudian disetujui pada 1859 bahwa bagian timur dikuasai Portugis, sedangkan bagian barat di bawah kekuasaan Belanda. Karenanya, lain dengan wilayah-wilayah nusantara di bawah Hindia Belanda, Timor bagian timur bertumbuh dengan sistem dan pengajaran Portugis. Mulai dari menulis dengan bahasa Latin, memperkenalkan dan menggunakan mesin cetak, sekolah formal serta unsur-unsur sosial politik lainnya.

Ini diperkuat dan diperjelas oleh peta wilayah Hindia Belanda yang tidak memasukkan ini sebagai wilayahnya. Yang termasuk Hindia Belanda hanyalah Timor Barat atau sekarang disebut Nusa Tenggara Timur. Karena itulah Timor Timur atau Timor Portugis tidak menjadi bagian dari Indonesia sejak awal. Wilayah Indonesia hanya mencakup wilayah yang tadinya ada di bawah kekuasaan Hindia Belanda.

Pada 1970an, Timor Portugis sedang bersiap menjadi negara baru yang independen, lepas dari Portugis. Ini karena konstitusi mengharuskan wilayah jajahan Portugis yang sebelumnya berstatus provinsi di luar negeri agar dilepaskan.Tak cuma Timor Timur, tetapi juga Angola, Cape Verde, Guinea Portugis, Mozambik, Sao Tome, dan Principe di Afrika, Makau di Cina, serta India Portugis dibebaskan menentukan nasibnya.

Konstitusi yang memerintahkan untuk menarik kekuasaan Portugis di daerah jajahannya itu juga dipengaruhi kemenangan kelompok sayap kiri yang berhasil mengkudeta pemerintahan otoriter sayap kanan. Ketika Revolusi Anyelir menggulingkan rezim Lisbon pada tahun 1974,
Maka, partai-partai politik dibentuk sebagai persiapan untuk merumuskan kemerdekaan. Tercatat partai União Democrática Timorense (UDT) menjadi partai pertama di Timor Timur dengan awalnya terdiri dari pemimpin senior administrasi dan pemilik perkebunan, serta pemimpin suku asli. Kedua, Front Revolusioner Independen Timor Timur (Fretilin) yang terdiri dari pengurus, guru, dan anggota lainnya yang direkrut dari perkotaan. Terakhir muncul Populer Demokrat Asosiasi Timor (Apodeti), sebuah partai kecil dengan tujuannya untuk integrasi wilayah ke Indonesia. Namun yang terakhir ini popularitas rendah.

Hanya UDT dan Fretilin yang tercatat saling sengit merebut pengaruh penduduk Timor Timur. Proses menuju penentuan nasib mereka diwarnai dengan konflik internal. Tuduhan UDT terhadap sayap radikal Fretilin yang akan membawa Timor Timor menuju negara komunis menjadi salah satu pemicunya. Masing-masing elite partai masih bisa menahan diri dan dalam batas wajar beradu argumen. Namun tidak demikian di kalangan akar rumput kedua belah pihak. Pertumpahan darah sempat terjadi. Terjadi perang saudara antara akar rumput.
Kelompok UDT makin terdesak. Di antara mereka, banyak yang lari ke perbatasan dan masuk ke Indonesia.

Siapa Saja Pelaku Integrasi Timor Timur lewat Deklarasi Balibo?

Pada tanggal 27 Mei 1974, sekelompok tiga puluh orang bertemu untuk membuat pesta untuk mengadvokasi integrasi ke Indonesia. Nama pertama partai adalah Associação para a Integracao de Timor na Indonesia (Asosiasi untuk Integrasi Timor ke Indonesia), tapi penyelenggara memutuskan posisi pro-integrasi tidak populer dan memutuskan untuk menghapus kata dari nama mereka. Dalam manifesto aslinya, partai menyerukan "integrasi otonom" ke Indonesia sementara juga menyatakan dukungan untuk hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi. Partai ini juga menganjurkan ajaran Indonesia di sekolah-sekolah Timor Timur.

Presiden pertama APODETI adalah Arnaldo dos Reis Araújo, seorang petani ternak 60 tahun yang telah bekerja sama dengan pasukan invasi Jepang selama Perang Dunia II. Araujo menghabiskan beberapa bulan di Jakarta selama 1974, di mana ia bertemu pejabat pemerintah yang dengan cepat menemukan cara untuk mendukung organisasinya. Kemudian, ia menjadi gubernur pertama Timor Timur di bawah pemerintahan Indonesia. Pertama wakil presiden partai itu Hermenegildo Martins, pemilik perkebunan kopi. Pemimpin kunci lain APODETI adalah mantan guru sekolah bernama José Osorio Soares. Mengulangi sentimen bahwa Timor Timur tidak bisa bertahan sebagai negara merdeka, ia mengaku iman yang kuat dalam kesediaan Indonesia untuk membantu. Pada tahun 1975 ia berkata: "Kita tidak perlu neokolonialisme, hanya beberapa kontrol dari Indonesia, dan jika kita perlu beberapa hal mungkin kita bisa mendapatkannya dari Indonesia.

Popularitas APODETI rendah dibandingkan dengan pro-kemerdekaan FRETILIN dan UDT bahkan lebih moderat. Namun, ia menerima dukungan dari pemerintah Indonesia, dalam bentuk sumbangan keuangan dan deklarasi solidaritas. Ketika pemimpin APODETI mengumumkan bahwa 70 & nbsp; persen dari populasi mendukung integrasi, pejabat Indonesia berulang klaim dan itu menjadi pokok dari laporan media di Jakarta. Pada saat yang sama, para pemimpin partai yang diejek di Timor Timur, dan beberapa berwisata disertai pengawal. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan pernyataan yang lebih agresif oleh para pemimpin APODETI. 

Timor Timur sepakat bergabung dengan RI pada 30 November 1975 menyusul Deklarasi Balibo atau pernyataan berintegrasi yang dilontarkan Xavier Lopez da Cruz, mewakili tiga partai politik di Timtim. Arnaldo dos Reis Araujo dan Franscico X. Lopes da Cruz adalah sutradara di balik ide integrasi. Sementara dari Indonesia, tercatat Gubernur NTT El-Tari dan Frans Seda. Keduanya merupakan putera NTT yang mewakili Jakarta. Selanjutnya terhitung 17 Juli 1976, Timor Timur resmi menjadi provinsi ke-27 (resmi kembali ke rumah besar menempati kamar 27).

Setelah Timor Timur dilegatimasi dalam Undang-undang No.7 tahun 1976 tanggal 17 Juli 1976. Dalam undang-undang itu disebutkan, penyatuan Timor Timur kedalam NKRI dan sekaligus pembentukan Timor Timur sebagai provinsi ke-27. Secara simbolis Presiden Republik Indonesia Soeharto menyerahkan duplikat bendera pusaka kepada Arnaldo dos Reis Araujo dan Franscico X. Lopes da Cruz, dan salinan teks Proklamasi Republik Indonesia kepada Lopes da Cruz.

Dalam menjalankan pemerintahan sementara di Timor Timur,  pemerintah pusat menunjuk Arnaldo dos Reis Araujo menjabat sebagai gubernur pertama di Timor Timur. Sedang Lopez da Crus diangkat menjadi diplomat RI dengan misi khusus di PBB.

Sejalan dengan itu, kubu Fretelin memilih mengembara dan meneruskan perjuangan kemerdekaan Timor Timur dengan bergerilya di hutan.
Deklarasi Balibo sebenarnya adalah tandingan dari proklamasi Republik Demokrasi Timor Timur yang dicetuskan Frente Revolutionaria de Timor Leste Independente (Fretilin) di Lapangan Boa Ventura Dili, 28 November pada tahun yang sama. Saat itu, di antara tokoh-tokoh politik di Timtim memang saling berbeda pandangan. UDT misalnya, menganjurkan suatu proses otonomi progresif di bawah Portugal. Fretilin mengusung perjuangan kemerdekaan penuh bagi Timor Timur dan paling radikal serta cenderung kiri. Sementara Apodeti, memilih Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia.
Nah, perbedaan pandangan politik ini menyebabkan proses integrasi Timor Timur ke RI tak berlangsung mulus. Perang saudara pun meletus antara yang setuju bergabung dan yang tidak. Pertikaian demi pertikaian terus mewarnai sejarah Timor Timur. Buntutnya, Indonesia menggelar Operasi Seroja buat "mengakhiri" perang saudara. Konsekuensinya, tragedi mencatat sekitar 3.500 prajurit yang terlibat dalam Operasi Seroja gugur. Sementara sekitar 2.000 lainnya cacat seumur hidup.

Sejalan dengan Operasi Seroja, pemerintah Indonesia juga berupaya keras buat merebut hati rakyat Timtim. Di antaranya dengan mengalokasikan sekitar 20 persen dari total dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara selama belasan tahun ke sana. Dengan modal itu, pemerintah membangun sejumlah sarana fisik di hampir seluruh wilayah Timtim. Jalan-jalan beraspal pun mulai terlihat, bahkan mencapai desa-desa terpencil yang sejak ratusan tahun selama di bawah Portugal belum diperhatikan. Sementara di dunia pendidikan, pemerintah membangun sejumlah gedung sekolah, mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Wujud menggaet perhatian di bidang keagamaan, pemerintah membangun Patung Kristus Raja berukuran raksasa di tepi Pantai Dili. Pada hari peresmian patung itu, Presiden Soeharto dikukuhkan sebagai Bapak Integrasi Timor Timur. Khusus untuk menyelesaikan konflik antara dua kelompok masyarakat Timor Timur yang berbeda pendapat, pemerintah juga menggandeng Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menggelar Dialog "All Inclusive Timoresse Dialogue".

Sayangnya selama roda pemerintahan di Timor Timur, pemerintah daerah dan pusat tidak melihat gejala awal ketidaksepahaman yang membawa Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia. Pemerintah pusat hanya mengandalkan deklarasi balibo menjadi legitemasi mengamankan Timor Timur dari konflik perang saudara. Sementara pemerintah daerah terkesan membiarkan api yang ada di tubuh Fretelin menyala di hutan dan gua di Timor Timur dan menjalar ke luar negeri.

Selain itu, belum ada perhatian khusus pemerintah terhadap kaderisasi muda-mudi Timor Timur. Misalnya tenaga kerja lulusan SMA dan sederajat yang dipekerjakan di instansi pemerintah masih menerima dari luar provinsi. Sementara lulusan dalam provinsi Timor Timur banyak yang menganggur. Setelah banyak konflik yang muncul, baru ada perhatian pemerintah untuk menkaderisasi termasuk menerima Pegawai 2000. Tapi itu sudah terlambat menurut pendapat kelompok pro kemerdekaan. Mereka sudah terlanjur anti terhadap pemerintah. Karena penyelesaian konflik yang ada oleh pemerintah dinilai tidak menguntungkan bagi mereka.

Mengapa Indonesia Mengamankan Timor Timur dari Konflik Perang Saudara?

Pemerintah dan militer Indonesia melihat dinamika yang terjadi di Portugis (Ketika Revolusi Anyelir menggulingkan rezim Lisbon pada tahun 1974) itu sebagai momentum untuk mengarahkan saudaranya yang terpisah 460 tahun kembali ke rumah besar (pangkuan ibu pertiwi).

Pemerintah Jakarta tidak tinggal diam melihat saudaranya di Timor Timur kontak perang saudara. Perang saudara terjadi karena komunikasi antara elit politik (UDT dan Fretelin) bermain pincang terbawa sampai akar rumput berkelahi. Mereka saling menyerang tanpa komando, menyerang dengan membakar rumah dan membunuh secara membabibuta. Tidak ada rasa perikemanusiaan antar mereka sendiri dipicu oleh ketidasepahaman antara mereka sendiri. Situasi itu membuat iba Indonesia sehingga menerima permohonan elit politik pro integrasi Arnaldo dos Reis de Araujo dan kawan-kawan. Kekhawatiran dan rasa iba ini menjadi bahan proposal pengajuan bantuan Indonesia ke Amerika Serikat yang tengah mengalami kekalahan di Vietnam. Konteks Perang Dingin juga berpengaruh. Amerika Serikat tak mau Timor Portugis dikuasai Fretilin yang komunis.

Memasuki 7 Desember 1975, Indonesia secara resmi melakukan operasi militer ke Timor Timur. Operasi militer ini diberi nama Operasi Seroja. Mobilisasi besar-besaran pasukan militer Indonesia dilakukan mengarah ke kota Dili Timor Timur. Ratusan pasukan penerjun payung turun dari langit kota Dili terlibat kontak senjata langsung dengan pasukan militer Fretilin yang berjuluk Falintil. Ada juga kapal perang yang membawa pasukan untuk segera menyerbu daratan. Operasi ini disetujui oleh Presiden AS saat itu Gerald Ford dan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger (saat berkunjung di Jakarta 6 Desember 1975) memberi dukungan kepada Presiden Soeharto untuk masuk ke Timor Timur pada 1975.

Menghadapi operasi seroja ini, Forsa Armada Fretelin mulai mengumpulkan kaum laki-laki dari seluruh pelosok untuk membantu forsa armada menghadapi pasukan Indonesia. Forsa armada menderita kekalahan setiap kali menyerang. Malam harinya, pasukan Indonesia telah mengamankan kota Dili. Disusul pengamanan kedua pada 10 Desember berhasil mengamankan rakyat di Baucau.
Jumlah pasukan Indonesia terus bertambah di Timor Timur. Dalam buku The War Againts East Timor karya Budiardjo dan Liong menyebutkan, pada Hari Natal, sekitar 10.000 hingga 15.000 tentara mendarat di kota Liquisa dan Maubara. Jumlah pasukan terus meningkat, hingga April 1976 Indonesia memiliki sekitar 35.000 tentara di Timor Timur, dengan 10.000 lain berdiri di Timor Barat Indonesia. Sebagian besar pasukan ini berasal dari pasukan elit di Indonesia. Pada akhir 1976, 10.000 tentara menduduki Dili dan 20.000 lainnya telah dikerahkan di seluruh Timor Timur. Pasukan Fretilin terdesak masuk hutan dan pegunungan. Dengan tetap melawan, taktik pertempuran gerilya mereka terapkan.  Bahkan beredar isu kepada masyarakat bahwa nanti akan datang tentara yang membunuh orang-orang muda yang belum kawin. Ini membuat rakyat resah sambil menunggu siapa yang menjadi penyelamat mereka.

Ternyata Pasukan Indonesia  yang menggunakan pesawat mengamankan rakyat dari udara hanya menembak lurus tidak menembak ke sasaran. Sepertinya hanya sekedar membuat takut Forsa Armada Fretelin dan pengikutnya untuk tidak mengancam dan membunuh kelompok UDT dan partisannya. Sementara pasukan yang lewat darat pun demikian, mereka berusaha menyelamatkan rakyat yang ketakutan dari ancaman Forsa Armada Fretelin dengan cara menghimpun dan mendata jumlah penduduk yang menyerahkan diri. Setelah terdata rakyat bersorak ria dengan likurai mengelilingi kota sampai sore. Kemudian sore harinya rakyat disuruh kembali ke rumah masing-masing. Diingatkan juga untuk menaikkan bendera merah putih di tiap rumah, ini terjadi di Maubisse saat pasukan Indonesia memasuki wilayah tersebut sekitar Maret 1976.

Mengapa Amerika Mendukung Indonesia Masuk Wilayah Timor Portugis?

Wabah Perang Dingin melanda seluruh dunia. Tak terkecuali negara-negara yang telah memilih sikap Non-Blok seperti Indonesia. Dalam konteks Timor Timur, peranan Amerika sebagai Blok Barat sulit untuk dipungkiri. Mereka memandang Fretilin yang berhaluan komunis harus segera ditumpas karena merepresentasikan kekuatan Blok Timur. Maka, Indonesia pun sukses menggalang dukungan dari negara-negara Barat tak hanya Amerika.

Data dari Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat menyediakan analisis rinci soal unit militer Indonesia yang menggunakan banyak peralatan militer dari Amerika Serikat. Para penerjun yang turun di langit Dili juga dilatih oleh Amerika, ditambah bantuan pesawat C-47 dan C-130 yang mengangkut para pasukan.

Di bawah pemerintahan Carter, Amerika Serikat menggelontorkan dana lebih dari $250 juta untuk membantu militer Indonesia menyerang Timor Timur antara 1975 sampai 1979. Para pejabat pemerintahan Clinton dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh New York Times telah mengatakan bahwa Soeharto adalah pemimpin yang menderegulasi ekonomi Indonesia dan membuka kran Indonesia bagi investor asing. "Dia semacam orang kami," kata seorang pejabat senior yang sering menangani administrasi kebijakan Asia.

Inggris Raya, seperti dilaporkan The Guardian, juga tercatat turut andil dalam Pengamanan Indonesia ke Timor Timur. Bantuan mereka berupa pelatihan militer bagi prajurit-prajurit Indonesia. Inggris menghabiskan £1 juta untuk pelatihan militer di Indonesia. Sebanyak 24 tentara angkatan senior dilatih di perguruan tinggi militer Inggris. Dan ada 29 petugas indonesia lainnya belajar di lembaga non-militer.

Pengakuan lain dengan tujuan yang sama datang dari Australia. Clinton Fernandes dalam bukunya berjudul Reluctant Saviour: Australia, Indonesia and East Timor mengatakan pemerintah Australia lewat Fraser, Hawke, dan Keating diduga bekerja sama dengan militer Indonesia dan Presiden Soeharto terkait kondisi Timor Timur dan untuk melestarikan kembalinya Timor Timur ke Pangkuan Ibu Pertiwi.

Namun, suara pecah dan protes warga Australia terjadi ketika kasus penembakan lima wartawan di Balibo terjadi. Apalagi sejarah mencatat orang Timor membantu pasukan Australia melawan Jepang pada Perang Dunia Kedua. Pada akhirnya, Australia yang menjadi negara pertama mendukung dilaksanakannya referendum untuk mengantarkan Timor Timur mencapai kemerdekaannya.

Mengapa Timor Timur Keluar dari Rumah Besar Nusantara?

Ketika Bung Karno berpidato di PBB tentang Ideologi Pancasila seluruh negara tepuk tangan menyatakan setuju. Tetapi justru dari pidato tersebut membuat sebagian negara menjadi takut setelahnya. Mengapa?  Karena menurut mereka, jika Pancasila diterapkan secara murni dan konsekuen maka ideologi Komunis akan hilang dari muka bumi. Saat itu, Uni Soviet dan Amerika Serikat berada dalam perang dingin. Tapi karena politik Indonesia Bebas Aktif baik Soviet maupun Amerika menyokong Indonesia untuk mengamankan Timor Timur dari perang saudara dan komunis. Salah satu contoh dukungan Amerika terhadap Indonesia dalam uraian di atas.

Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ideologi Pancasila dan kekayaan yang dimilikinya dikhawatirkan menggocang dunia apabila menjadi negara maju. Maka diciptakanlah krisis moneter 1997 membuat rupiah menjadi terpuruk dari USD. Selain itu, ada niat Indonesia membeli peralatan perang dari Soviet. Mendengar itu, Amerika langsung memboikot keperluan militer dari Amerika.

Pemilihan Umum 1997 adalah pemilu ke-6 di masa Orde Baru dan pemilu ke-7 dalam sejarah sejak Indonesia merdeka. Golkar menang lagi, Soeharto kembali berkuasa. Namun, Pemilu 1997 ternyata menjadi pemilu terakhir rezim Orba karena pada 21 Mei 1998, Soeharto tumbang dari kursi kepresidenan yang telah sekian lama ia kuasai dialihkan kepada wakil presiden  yaitu Baharuddin Yusuf Habibi.

Atas desakan Asing B.J Habibi Presiden RI membuat pertemuan dengan Koffi Anan Sekjen PBB  pada 27 Januari 1999. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan 30 Agustus 1999  diadakan jajak pendapat. Mengapa dikatakan desakan Asing? Karena seluruh personil yang terlibat dalam jajak pendapat itu orang Asing, Mereka dibantu oleh rakyat Timor Timur yang pro kemerdekaan. Sementara alat pengamanan Indonesia bersama kelompok pro integrasi tidak dilibatkan.

Dapat dilihat saat jajak pendapat berlangsung, peti suara tidak mendapat kawalan dari pihak keamanan. Peti suara yang sudah penuh dijinjing oleh satu orang bule menuju basecame. Ada isu beredar bahwa suara yang dihitung adalah suara  rakyat yang mengikuti misa di gereja pada 28 Agustus 1999. Pengumuman hasil jajak pendapat disepakati 9 September 1999 tapi malah diumumkan lebih awal 4 September 1999.

Dilansir Harian Kompas, Minggu (5/9/1999), akhirnya PBB mengumumkan hasil penentuan pendapat (jajak pendapat). Sekjen PBB Kofi Annan di New York mengumumkannya pada Sabtu (4/9) pukul 08.00 WIB. Hasilnya dari sekitar 450.000 pemilih, 78,5 persen (344.580) warga Timor Timur memilih untuk menolak otonomi, dan sekitar 21 persen (94.388) memilih otonomi, sedangkan 7.985 suara (1,8 persen) dinyatakan tidak sah. Menurut Kofi Annan, hasil itu menunjukkan bahwa penduduk Timor Timur menginginkan kemerdekaan. Ini tidak sesuai dengan realita di lapangan ketika kita menyaksikan pengungsian secara besar-besaran menuju wilayah NTT.

Bukan hanya itu, orang asing menginginkan Indonesia terpecah, dibuktikan dengan dana asing yang ikut menyokong amandemen UUD 45 setelah laporan pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibi ditolak oleh MPR.

Ini tercatat sebagai kegagalan diplomasi oleh pihak pro integrasi. Bola saat ini ada di tangan Pro kemerdekaan.

Selain itu, belum ada perhatian khusus pemerintah terhadap kaderisasi muda-mudi Timor Timur. Misalnya tenaga kerja lulusan SMA dan sederajat yang dipekerjakan di instansi pemerintah masih menerima dari luar provinsi. Sementara lulusan dalam provinsi Timor Timur banyak yang menganggur. Setelah banyak konflik yang muncul, baru ada perhatian pemerintah untuk menkaderisasi termasuk menerima Pegawai 2000. Tapi itu sudah terlambat menurut pendapat kelompok pro kemerdekaan. Mereka sudah terlanjur anti terhadap pemerintah. Karena penyelesaian konflik yang ada oleh pemerintah dinilai tidak menguntungkan bagi mereka.

Informasi Apa Yang Diperoleh Dari Tulisan Di Atas?

  1. Masyarakat Pulau Timor awalnya punya nenek moyang yang sama wewiku wehale. Kemudian orang barat memisahkan menjadi dua yaitu Timor Barat dan Timor Portugis. Timor terkenal dengan Cendana yang diperebutkan oleh Belanda dan Portugis. Belanda Meninggalkan Agama Protestan dan Portugis meninggalkan agama Katholik bagi masyarakat di Pulau Timor dan sekitarnya.
  2.  Portugis Mengakhiri kekuasannya 1975 ketika terjadi Revolusi Bunga di Portugal dan Gubernur terakhir Portugal di Timor Leste, Lemos Pires, tidak mendapatkan jawaban dari Pemerintah Pusat di Portugal untuk mengirimkan bala bantuan ke Timor Leste yang sedang terjadi perang saudara, maka Lemos Pires memerintahkan untuk menarik tentara Portugis yang sedang bertahan di Timor Leste untuk mengevakuasi ke Pulau Kambing atau dikenal dengan Pulau Atauro. Setelah itu FRETILIN menurunkan bendera Portugal dan mendeklarasikan Timor Leste sebagai Republik Demokratik Timor Leste pada tanggal 28 November 1975. sedangkan Belanda mengakhiri kekuasaannya 1945 di pulau timor setelah dikalahkan oleh Jepang pada perang dunia dua.
  3. Terbentuk Partai UDT dan Fretelin di Timor Portugis setelah terjadi revolusi bunga di portugal.
  4. Terjadi Perang saudara antara akar rumput dari partai UDT dan Fretelin.
  5. Terjadi kesepakatan antar elit politik baik ketika Timor Portugis berintegrasi maupun Indonesia masuk ke wilayah Timor portugis. Bahkan pelaksanaan jajak pendapat yang sangat sarat dengan dukungan Asing
  6. Ada kesenjangan sosial yang tidak diperhatikan oleh pemerintah (saat berkuasa kelompok pro integrasi) di Timor Timur.
  7. Banyak yang gugur dari operasi seroja di Timor Timur dari kelompok pro integrasi maupun kelompok pro kemerdekaan.
  8. Hasil jajak pendapat yang tidak jelas, apakah suara hati rakyat yang terjadi pada 30 Agustus 1999 di TPS atau hasil kerja keras para pastor dan suster di gereja pada 28 Agustus 1999.
  9. Timor Timur dikeluarkan dari rumah besar Nusantara lewat sidang umum MPR melalui Ketetapan Nomor V/MPR/1999 menyatakan bahwa Ketetapan No. VI/MPR/1978 tentang Pengukuhan Penyatuan Wilayah Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak berlaku lagi.
    Setelahnya, mulai 25 Oktober 1999 sampai 20 Mei 2002, urusan administrasi di Timtim dijalankan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga United Nations Transitional Administration In East Timor (UNTAET). 
    Setelahnya, mulai 25 Oktober 1999 sampai 20 Mei 2002, urusan administrasi di Timtim dijalankan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga United Nations Transitional Administration In East Timor (UNTAET).
  10. Kelompok pro integrasi hidup meyebar di seluruh pelosok nusantara, sebagian besar ada di Timor Barat.

 

Setelah Mencermati 10 Informasi Tersaji, Opini Apa Yang Kalian Tinggalkan Sebagai Bahan Renungan Bersama?

  1. Selama kita tidak punya prinsip dalam hidup ini, maka kita menjadi budak selamanya.
  2. Sesuatu yang kita raih dengan cara manipulasi, maka hasilnya akan memanipulasi kehidupan kita sendiri di kemudian hari.
  3. Sesuatu yang  kita kerjakan tanpa melibatkan Sang Pemberi kehidupan, maka di kemudian hari hidup kita seperti bahan bakar api neraka.
  4. Suatu waktu Wewiku wehale akan menemukan kembali identitas yang hilang ratusan tahun yang lalu. Seperti Jerman Barat dan Jerman Timur.
  5. Dalam dunia politik dikenal menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan. Ketika tujuan telah tercapai dunia pun tercapai namun akhirat belum tentu tercapai.
  6. Bola itu bulat dan kalau jatuh pasti menggelinding sama dengan kehidupan kadang di bawah kadang di atas. Saat ini bola dikuasai pro kemerdekaan setelah menggelinding dari pro integrasi. Tidak menutup kemungkinan kembali menggelinding ke pro integrasi atau sebaliknya.
  7. Dimana ada gula di situ ada semut. Hari ini AS dan kawan-kawan mendukung pro kemerdekaan seperti waktu mendukung Indonesia masuk ke Timor Timur. Tidak menutup kemungkinan suatu saat berbalik seperti memboikot peralatan militer Indonesia.
  8. Hari ini Dollar Amerika beredar di Timor Timur. Tidak menutup kemungkinan Timor Timur menjadi negara bagian dari AS.



 

Senin, 31 Agustus 2020

Cerita

 

Antara Tahun 1957-1958, Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno Mengunjungi Belu. 

oleh : Muh Hasyim

Setelah melalui perjuangan panjang, rakyat Kota Atambua menderita dalam penjajahan di tanah air, Akhirnya Indonesia memproklamirkan kemerdekaan dari tangan penjajah pada 1945 termasuk rakyat dan wilayah Atambua. Setelah merdeka dan bebas dari penjajahan bangsa lain, yaitu bangsa Portugis, dan bangsa Belanda. Antara tahun 1957-1958, presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno mengunjungi Belu. Saat kunjungan beliau bersama rombongan menanam beberapa pohon di Kota Atambua sebagai simbol kekuasaan wilayah, Salah satu pohon yang ditanam dan masih hidup hingga sekarang adalah pohon beringin. Tempatnya persis di sudut Lapangan Umum Kota Atambua (Taman Kota Atambua saat ini) dengan harapan supaya dijaga dan dilestarikan hingga sekarang.  Sampai sekarang (Baca Juga:   penandu soekarno ) pohon tersebut tetap dijaga dan dilestarikan, dengan membuat tempat-tempat duduk di bawah pohon tersebut. Sekarang, masyarakat kota Atambua pergi ke Lapangan Umum untuk bersantai, membeli sesuatu, dan duduk di bawah pohon tersebut.

Berikut editan:

Atambua, lingkaran.net – 

Bangsa Belanda menguasai kota Atambua pada tahun 1916 (dimana pada tanggal itu ditetapkan pula sebagai tanggal Ulang Tahun Kota Atambua), masa penjajahan Belanda sekitaran tahun 1942 setelah, bangsa jepang berhasil mengusir bangsa Belanda dari daratan Timor, hingga rakyat Indonesia merdeka.

Menurut sejarah Nama “Atambua” berasal dari kata ATA yang artinya hamba dan BUAN yang artinya suanggi. Jadi Atambua artinya tempatnya hamba-hamba suanggi yang konon di daerah ini dipergunakan oleh para raja sebagai tempat pembuangan para suanggi yang mengganggu masyarakat. Kemudian dalam perkembangannya kata Atabuan mengalami penyisipan fonem “M” . Hal ini dapat saja terjadi dengan tidak sengaja karena fonem “B” dan “M” masih memiliki titik artikulasi yang sama sehingga mampu mempertahankan kelancaran ucapan.

Lahirnya Nama Kota Atambua dan Atapupu Perdagangan budak secara historiagrafi di Pulau Timor dan sekitarnya memiliki hubungan yang erat dengan nama kota Atambua dan Atapupu sekarang di Kabupaten Belu. Orang Belu kebanyakan sudah mengenal “budak” dengan sebutan “Ata” atau “klason” (bahasa Tetun) yang merupakan golongan hamba sahaya. Mereka yang masuk dalam golongan ini biasanya merupakan tawanan perang yang dijadikan budak untuk melayani kebutuhan masyarakat golongan dasi/dato atau Na’I (sebutan golongan bangsawan di Belu) bahkan renu (rakyat jelata) lainnya. Hal ini diceritakan dari mulut ke mulut (folklor) bahwa, raja-raja di Belu saat itu setiap melakukan suatu kunjungan maka di dalam rombongan raja selalu disertakan juga hamba sahayanya-budak (Ata) sebagai pembantu atau pelayan. 

Bahkan para dasi/dato maupun renu ada juga yang membeli para budak untuk dipekerjakan di kebun/ladang dan sebagai gembala ternak. Oleh karena itu, maka di kalangan masyarakat Belu dikenal hamba sahaya/budak belian/perdagangan budak (atan sosa = bahasa Tetun). Pada masa pemerintahan kerajaan adat Fehalaran, wilayah Atapupu dan Atambua termasuk dalam struktur pemerintahan adat yang dikenal dengan sebutan Dasi Sanuluk, Aluk Sanulu. 

Peranan Kota Atapupu (Jenilu) sebagai pasar hamba sahaya pada saat itu. Sedangkan Kota Atambua berperanan sebagai tempat penampungan sementara para budak selanjutnya dibawa ke Atapupu. Secara etimologis arti nama Kota Atambua berasal dari kata Ata (hamba sahaya/budak) dan Buan (Suanggi), maka diartikan berasal dari nama sebuah tempat berkumpul orang-orang untuk melakukan aktifitas perdagangan budak atau penampungan para budak. Kemungkinan yang dijadikan budak saat itu adalah orang-orang yang dianggap memiliki ilmu sihir (suanggi), sehingga ditangkap dan dijadikan budak oleh para bangsawan. Selanjutnya menjadi nama “Atambua”, yang berarti “Tempat budak atau hamba dan suanggi”.

Masih menurut cerita rakyat bahwa budak-budak yang telah dibeli dibawa ke pantai utara, saat ini dikenal dengan nama pelabuhan Atapupu yang berjarak 34 kilometer dari Kota Atambua. Nama “Atapupu” berasal dari kata “ata” untuk budak dan “pupu” (berkumpul) atau juga berasal dari kata “futu” (diikat), sehingga berarti “tempat budak berkumpul atau budak diikat”, sambil menunggu kapal untuk di bawa keluar Pulau Timor.Setelah rakyat Kota Atambua telah menderita, pada tahun 1945 Atambua sudah merdeka dan bebas dari penjajahan bangsa lain, yaitu bangsa Portugis, dan bangsa Belanda. 

Pada tahun tersebut juga, presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno menanam beberapa pohon di Kota Atambua, tepatnya di Lapangan Umum Kota Atambua (nama tempat tersebut sekarang)[1], dengan harapan supaya dijaga dan dilestarikan hingga sekarang. Namun, seiring perkembangan waktu, beberapa pohon tersebut layu, dan mati. Pada waktu itu, hanya satu pohon beringin yang ditanam Ir. Soekarno yang masih tetap hidup. Pemerintah pun terkejut dengan hal tersebut. Sampai sekarang pohon tersebut tetap dijaga dan dilestarikan, dengan membuat tempat-tempat duduk di bawah pohon tersebut. Sekarang, masyarakat kota Atambua pergi ke Lapangan Umum untuk bersantai, membeli sesuatu, dan duduk di bawah pohon tersebut.

Kota Atambua Pada Masa Pendudukan Belanda 

Pada tahun 1866-1911, Atapupu menjadi pusat Pemerintahan Hindia Belanda untuk kawasan Kota Atambua dan Kabupaten Belu, dimana sebelumnya Belanda menjalankan pemerintahan dari Kupang (ibu kota provinsi NTT sekarang). Selanjutnya pada tahun 1911-1916 Berdao, yang terletak di tapal batas dengan Timor Portugis (Timor Leste), telah menjadi Benteng Pertahanan Belanda. Dan pada pada tahun 1916-1942, berubahlah Pusat Pemerintahan Belanda dari Atapupu berpindah ke Kota Atambua setelah berhasilnya bangsa Belanda mengalahkan

Raja Moruk Pasunan, dan bangsa Belanda pun mulai menguasai kota atambua menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Dengan demikian secara resmi Jepang menggantikan Belanda sebagai pemegang kekuasaan di Indonesia. Bahkan untuk Indonesia bagian timur termasuk wilayah Kota Atambua berada di bawah kekuasaan angkatan laut Jepang (Kaigun) yang berkedudukan di Makassar. 

Adapun dalam rangka menjalankan pemerintahan di daerah yang diduduki Kaigun menyusun pemerintahannya. Untuk wilayah Indonesia bagian timur dikepalai oleh Minseibu Cokan yang berkedudukan di Makassar. Dibawah pimpinan Minseibu  Cokan berkuasa atas daerah Nusa Tenggara Timur termasuk ke dalam Sjoo Sunda Shu(Sunda Kecil) yang berada di bawah pimpinan Minseibu yang berkedudukan di Singaraja dirubah menjadi Ken dan di Nusa Tenggara Timur ada tiga Ken yakni Timor Ken, Flores Ken dan Sumba Ken. Ken ini masing-masing dikepalai oleh Ken Kan rikan. Sedang kan tiap Ken terdiri dari beberapa Bunken (sama dengan wilayah onder afdeeling) yang dikepalai Bunken Karikan. Di bawah wilayah Bunken adalah swapraja–swapraja yang dikepalai oleh raja-raja dan pemerintahan swapraja ke bawah sampai ke rakyat tidak mengalami perubahan.[1]

Kota Atambua Pada Masa Pendudukan Jepang

Pada tanggal 8 Maret 1942 komando angkatan perang Belanda di Indonesia. Disamping Minseibu Cokan terdapat dewan perwakilan rakat yang disebut Syoo Sunda Sukai Yin. Dewan ini juga berpusat di Singaraja. Diantaranya anggota dewan ini yang berasal dari Nusa Tenggara Timur adalah raja Amarasi H. A. Koroh dan I. H. Doko. Untuk pemerintahan di daerah-daerah tampaknya tidak banyak mengalami perubahan, hanya istilah-istilahnya saja yang dirubah. Bekas wilayah afdeeling

Berlangsungnya Aktivitas Perdagangan Budak di Kota Atambua

Awal mulanya, perbudakan di Belu hanya terjadi antar golongan yang berkuasa atas individu dan individu yang dikuasai. Penguasaan atas individu bisa terjadi secara sederhana. Misalnya, tidak mampu membayar utang sampai waktu yang ditentukan, atau satu suku merampok suku lain yang lebih lemah dan memperbudak masyarakat yang dirampok.

Menurut dikatakan juga oleh Parera (1994) bahwa pada mulanya budak itu adalah tawanan perang atau yang diculik berdasarkan keadaan permusuhan antar suku. Namun dengan adanya dorongan perdagangan budak dari pihak Belanda dan Portugis pada waktu itu, maka sebagai wilayah taklukan sehingga para golongan bangsawan atau raja-raja di Belu ikut melaksanakan aktivitas perdagangan budak tersebut bahkan melakukan kesepakatan perjanjian (Korte Verklaring).

Demikian juga dijelaskan oleh Anwar (2004) bahwa Belanda dan Portugis dikenal aktif melaksanakan perdagangan budak yang ramai dari Timor sampai abad 19. Setelah didirikan kota Batavia (1619) oleh kompeni Belanda, karena keadaan genting dan membutuhkan tenaga kerja maka pada abad 17 dalam jumlah kecil di impor juga budak-budak dari pulau Timor (Poesponegoro dan Notosusanto, 2008).

Hal ini dibuktikan dengan catatan dari sumber VOC tahun 1765 menjelaskan bahwa terdapat aktivitas perdagangan budak-budak belian dan perdagangan terbuka yang menjual beli budak diTimor dan menurut Tung Hsi Kau, seorang pedagang Cina tahun 1618 sudah mulai ramai dilakukan komoditas perdagangan di Timor yaitu: Cendana, Lilin, Madu dan Budak. Perdagangan budak oleh Belanda meningkat lagi pada tahun 1621 yang dipicu dengan berdirinya perusahaan perdagangan Belanda di India Barat yaitu West Indische Compagnie (WIC). Pada tahun 1667 setelah Belanda menguasai Makasar, maka aktivitas perdagangan budak ditingkatkan lagi karena kebutuhan tenaga kerja.

Pada Zaman Portugis dan Belanda pulau Timor cukup dikenal sebagai gudang budak-budak. Hal mana oleh Prof P.J.Veth dalam tulisannya “Het Eiland Timor” menyatakan bahwa residen Van Este di Kupang tahun 1789 memiliki ribuan budak – hamba sahaya. Di Pulau Timor, yang pada abad ke-18 telah dikuasai Portugis, terdapat sejumlah pelabuhan dengan komoditas budak. Salah satunya Atapupu. Tidak ada data akurat mengenai jumlah budak dari Atapupu dan destinasi mereka, namun almarhum Rosihan Anwar pernah menemukan keluarga keturunan Nusa Tenggara di Afrika Selatan. Jumlah mereka cukup banyak dan turun-temurun menyatu dengan masyarakat Makassar yang datang bersama Syech Yusuf (Harian Republika, 2003).

Sementara di Belanda, tenaga kerja budak dan usaha perbudakan baru dilarang pada tanggal 1 Juli 1863. Belanda mencatat sebagai salah satu negara Eropa terakhir yang membebaskan para budaknya. Perdagangan budak belian ini sempat menjadi komoditi sampai pada tahun 1892 (pada daerah Jenilu-Atapupu) dan pada akhirnya di awal abad 20-an Pemerintah Belanda mengeluarkan Pax Nederlandica sehingga perdagangan budak dihapus dan diawasi secara ketat.

Kesuksesan rakyat Indonesia dalam melengserkan tirani Orde Baru pada tahun 1998, telah mengobarkan semangat perlawanan rakyat Timor Timur kepada pemerintah Indonesia. Saat Reformasi mulai berjalan dibawah pemerintahan Presiden B. J. Habibie, Timor Timur kembali bergejolak. Presiden Habibie mengeluarkan opsi otonomi khusus untuk menyelesaikan perlawanan di Timor Timur. Namun perlawanan belum juga dapat diredam, sehingga kebijakan baru telah diambil oleh pemerintah, yaitu dengan diberikannya opsi kedua dengan pertimbangan aspirasi rakyat, yaitu merdeka.

Dua opsi yang diberikan pemerintah justru memicu konflik antara pihak pro-otonomi dan pihak pro-kemerdekaan hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Penelitian ini berusaha menjawab tentang: permasalahan Timor Timur yang harus diselesaikan dengan jajak pendapat, proses jajak pendapat dan korban yang jatuh akibat proses jajak pendapat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah, meliputi: heuristik yaitu pengumpulan sumber sejarah yang dilakukan di ANRI berupa arsip permohonan pengintegrasian Timor Timur ke wilayah Indonesia serta Keppres tentang penetapan Timor Timur sebagai provinsi ke-27 di Indonesia. Perpustakaan Nasional berupa koran harian Kompas, Republika dan Majalah Tempo tahun 1975 dan 1999.

Langkah berikutnya adalah Kritik yaitu tahap menelaah sumber, interpretasi yaitu tahap melakukan analisis terhadap fakta yang ditemukan dari sumber primer dan sekunder dan historiografi yaitu penyajian hasil laporan penelitian dalam bentuk tulisan dengan penulisan sejarah. Hasil penelitian ditemukan bahwa jajak pendapat di Timor Timur harus dilakukan dengan pertimbangan bahwa nasib Timor Timur tidak bisa hanya ditentukan oleh Jakarta, melainkan juga harus ditentukan oleh rakyat Timor Timur.

Peristiwa jajak pendapat di Timor Timur tahun 1999 telah menelan korban baik dari pihak pro-otonomi maupun pihak pro-kemerdekaan. Beberapa dari mereka meninggal, luka-luka atau harus mengungsi. Kejahatan yang terjadi antara lain adalah pembunuhan, penganiayaan, kekerasan pada wanita dan pemindahan anak Timor Timur. Sepanjang jajak pendapat tahun 1999, telah tercatat setidaknya lebih dari 5.297 orang, yang terdiri dari 149 orang tewas, 4 orang luka-luka, 5150 orang mengungsi dan 23 kejahatan terhadap wanita.

(Sumber Sejarah Kota Atambua)

Penulis: Oktavianus Seldi Ulu Bere



Cerita

Matheus Mause Pria yang Pernah Menandu Soekarno Dari Suku Kemak- Belu Tutup Usia

Antara tahun 1957 atau tahun 1958, Presiden pertama RI, Ir. Soekarno mengunjungi Atambua, Ibukota Kabupaten Belu.
Saat tiba di Kota Atambua, Bung Karno ditandu warga dari perempatan depan Gereja Katedral Atambua saat ini, sampai memasuki Lapangan umum Atambua untuk berorasi di sana.

Salah satu orang yang memikul tandu itu adalah Matheus Mause. Dia adalah saksi sejarah kunjungan orang nomor satu di indonesiakala itu. Matheus baru saja meninggal dunia di usia 89 tahun pada Jumat (20/1/2017) lalu.

Hari ini, Matheus yang juga berdarah bangsawan dari suku Kemak Dirubati ini dimakamkan di pekuburan keluarga di Tenubot, Kelurahan Manukutin, Kecamatan Kota Atambua.

Kepada Pos Kupang, salah satu kerabat Matheus, Djose Naibuti mengatakan Matheus sudah dianggap sebagai ayah dan orangtua karena Matheus telah diangkat sebagai anak kandung oleh Raja Naibuti.

"Beliau sudah sangat renta. Selama ini masuk dan keluar rumah sakit dan akhirnya dipanggil Tuhan. Kami keluarga besar sangat merasa kehilangan seorang yang tegas dan disiplin," katanya.

Mengenai kisah Matheus menjadi penandu Presiden Soekarno, Djose mengatakan, antara tahun 1957-1958 (ada yang menyebut kunjungan ini pada tahun 1960 pada masa pemerintahan Bupati Belu pertama, AA Bere Tallo), Presiden Soekarno mengunjungi Kota Atambua melalui Atapupu dengan menumpang sebuah pesawat Amfibi jenis Catalina yang bisa mendarat di laut Atapupu.

Dari Atapupu, lanjutnya, Soekarno menggunakan jalan darat menuju Kota Atambua. Saat rombongan tiba di Bukit Lidak, Kelurahan Umanen, AtambuaSoekarno bersama rombongannya berhenti untuk meminta restu dan kekuatan dari alam di bukit Lidak agar bisa memimpin Indonesia (menurut informasi, Soekarno sempat membawa sebuah batu di bukit ini).

Selanjutnya, Soekarno bersama rombongannya menuju Kota Atambua dan ketika mereka persis di depan Gereja Katedral sekarang, Raja Naibuti saat itu bersama rakyatnya menghadang presiden dan rombongannya dengan maksud untuk menandu sang presiden.

Karena tidak ada komunikasi terlebih dahulu, penghadangan ini membuat pasukan pengamanan presiden (Paspampres) kalabakan.

Namun setelah dikomunikasikan, akhirnya diperbolehkan rakyat untuk menandu presiden menuju Lapangan umum Atambua.

"Dan salah satu penandunya adalah bapak Matheus Mause ini. Beliau ini memikul presiden Soekarno bersama 11 orang lainnya menggunakan tandu yang sudah disiapkan. Menurut beliau, saat menandu presiden seorang diri, mereka 12 orang merasa sangat berat," ujarnya.

Selain menandu Presiden Soekarno menuju Lapangan Umum Atambua, lanjut Djose, Matheus juga menjadi saksi Soekarno menanam sebuah pohon beringin di sudut lapangan umum yang saat ini sangat besar dan rindang.

"Saat itu, Bapak Matheus di samping Soekarno. Menurutnya, yang ditanam saat itu bukan anakan beringin melainkan sebuah dahan beringin dan bisa hidup sampai sekarang. Bagi kami, Bapak Matheus ini saksi sejarah kunjungan Presiden RI pertama di Rai Belu. Kami bangga memiliki beliau," ujarnya.*



Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Matheus Mause Pria yang Pernah Menandu Soekarno Dari Suku Kemak- Belu Tutup Usia, https://kupang.tribunnews.com/2017/01/24/matheus-mause-pria-yang-pernah-menandu-soekarno-dari-suku-kemak-belu-tutup-usia.
Penulis: Fredrikus Royanto Bau
Editor: Alfred Dama

Pelajaran Bahasa Indonesia Bab 3

5 Keistimewaan Umat Muslim

  5 Keistimewaan Umat Muslim oleh Muh. Hasyim Pada hakikatnya Allah swt menguji keimanan itu sendiri kepada setiap orang muslim agar mereka ...