Senin, 31 Agustus 2020

Cerita

Matheus Mause Pria yang Pernah Menandu Soekarno Dari Suku Kemak- Belu Tutup Usia

Antara tahun 1957 atau tahun 1958, Presiden pertama RI, Ir. Soekarno mengunjungi Atambua, Ibukota Kabupaten Belu.
Saat tiba di Kota Atambua, Bung Karno ditandu warga dari perempatan depan Gereja Katedral Atambua saat ini, sampai memasuki Lapangan umum Atambua untuk berorasi di sana.

Salah satu orang yang memikul tandu itu adalah Matheus Mause. Dia adalah saksi sejarah kunjungan orang nomor satu di indonesiakala itu. Matheus baru saja meninggal dunia di usia 89 tahun pada Jumat (20/1/2017) lalu.

Hari ini, Matheus yang juga berdarah bangsawan dari suku Kemak Dirubati ini dimakamkan di pekuburan keluarga di Tenubot, Kelurahan Manukutin, Kecamatan Kota Atambua.

Kepada Pos Kupang, salah satu kerabat Matheus, Djose Naibuti mengatakan Matheus sudah dianggap sebagai ayah dan orangtua karena Matheus telah diangkat sebagai anak kandung oleh Raja Naibuti.

"Beliau sudah sangat renta. Selama ini masuk dan keluar rumah sakit dan akhirnya dipanggil Tuhan. Kami keluarga besar sangat merasa kehilangan seorang yang tegas dan disiplin," katanya.

Mengenai kisah Matheus menjadi penandu Presiden Soekarno, Djose mengatakan, antara tahun 1957-1958 (ada yang menyebut kunjungan ini pada tahun 1960 pada masa pemerintahan Bupati Belu pertama, AA Bere Tallo), Presiden Soekarno mengunjungi Kota Atambua melalui Atapupu dengan menumpang sebuah pesawat Amfibi jenis Catalina yang bisa mendarat di laut Atapupu.

Dari Atapupu, lanjutnya, Soekarno menggunakan jalan darat menuju Kota Atambua. Saat rombongan tiba di Bukit Lidak, Kelurahan Umanen, AtambuaSoekarno bersama rombongannya berhenti untuk meminta restu dan kekuatan dari alam di bukit Lidak agar bisa memimpin Indonesia (menurut informasi, Soekarno sempat membawa sebuah batu di bukit ini).

Selanjutnya, Soekarno bersama rombongannya menuju Kota Atambua dan ketika mereka persis di depan Gereja Katedral sekarang, Raja Naibuti saat itu bersama rakyatnya menghadang presiden dan rombongannya dengan maksud untuk menandu sang presiden.

Karena tidak ada komunikasi terlebih dahulu, penghadangan ini membuat pasukan pengamanan presiden (Paspampres) kalabakan.

Namun setelah dikomunikasikan, akhirnya diperbolehkan rakyat untuk menandu presiden menuju Lapangan umum Atambua.

"Dan salah satu penandunya adalah bapak Matheus Mause ini. Beliau ini memikul presiden Soekarno bersama 11 orang lainnya menggunakan tandu yang sudah disiapkan. Menurut beliau, saat menandu presiden seorang diri, mereka 12 orang merasa sangat berat," ujarnya.

Selain menandu Presiden Soekarno menuju Lapangan Umum Atambua, lanjut Djose, Matheus juga menjadi saksi Soekarno menanam sebuah pohon beringin di sudut lapangan umum yang saat ini sangat besar dan rindang.

"Saat itu, Bapak Matheus di samping Soekarno. Menurutnya, yang ditanam saat itu bukan anakan beringin melainkan sebuah dahan beringin dan bisa hidup sampai sekarang. Bagi kami, Bapak Matheus ini saksi sejarah kunjungan Presiden RI pertama di Rai Belu. Kami bangga memiliki beliau," ujarnya.*



Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Matheus Mause Pria yang Pernah Menandu Soekarno Dari Suku Kemak- Belu Tutup Usia, https://kupang.tribunnews.com/2017/01/24/matheus-mause-pria-yang-pernah-menandu-soekarno-dari-suku-kemak-belu-tutup-usia.
Penulis: Fredrikus Royanto Bau
Editor: Alfred Dama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pelajaran Bahasa Indonesia Bab 3

5 Keistimewaan Umat Muslim

  5 Keistimewaan Umat Muslim oleh Muh. Hasyim Pada hakikatnya Allah swt menguji keimanan itu sendiri kepada setiap orang muslim agar mereka ...