Pilihan Hati Rakyat atau Rekayasa Tokoh Politik Timor Timur Keluar Dari Rumah Besar Nusantara
(sebuah renungan jajak pendapat
Timor Timur Agustus 1999)
Oleh : Muh Hasyim
Dimana ItuTimor Portugis?
Dengan
luas 30.777 kilometer persegi, Pulau Timor terbagi menjadi dua: Timur dan
Barat. Pada era kolonialisme, batas antara wilayah barat dan timur dari pulau
ini makin tegas. Portugis dan Belanda memperebutkan Timor, sampai kemudian
disetujui pada 1859 bahwa bagian timur dikuasai Portugis, sedangkan bagian
barat di bawah kekuasaan Belanda. Karenanya, lain dengan wilayah-wilayah
nusantara di bawah Hindia Belanda, Timor bagian timur bertumbuh dengan sistem
dan pengajaran Portugis. Mulai dari menulis dengan bahasa Latin, memperkenalkan
dan menggunakan mesin cetak, sekolah formal serta unsur-unsur sosial politik lainnya.
Ini
diperkuat dan diperjelas oleh peta wilayah Hindia Belanda yang tidak memasukkan
ini sebagai wilayahnya. Yang termasuk Hindia Belanda hanyalah Timor Barat atau
sekarang disebut Nusa Tenggara Timur. Karena itulah Timor Timur atau Timor
Portugis tidak menjadi bagian dari Indonesia sejak awal. Wilayah Indonesia
hanya mencakup wilayah yang tadinya ada di bawah kekuasaan Hindia Belanda.
Pada
1970an, Timor Portugis sedang bersiap menjadi negara baru yang independen,
lepas dari Portugis. Ini karena konstitusi mengharuskan wilayah jajahan
Portugis yang sebelumnya berstatus provinsi di luar negeri agar dilepaskan.Tak
cuma Timor Timur, tetapi juga Angola, Cape Verde, Guinea Portugis, Mozambik,
Sao Tome, dan Principe di Afrika, Makau di Cina, serta India Portugis
dibebaskan menentukan nasibnya.
Konstitusi
yang memerintahkan untuk menarik kekuasaan Portugis di daerah jajahannya itu
juga dipengaruhi kemenangan kelompok sayap kiri yang berhasil mengkudeta pemerintahan
otoriter sayap kanan. Ketika Revolusi Anyelir menggulingkan
rezim Lisbon pada tahun 1974,
Maka, partai-partai politik dibentuk sebagai
persiapan untuk merumuskan kemerdekaan. Tercatat partai União Democrática
Timorense (UDT) menjadi partai pertama di Timor Timur dengan awalnya terdiri
dari pemimpin senior administrasi dan pemilik perkebunan, serta pemimpin suku
asli. Kedua, Front Revolusioner Independen Timor Timur (Fretilin) yang terdiri
dari pengurus, guru, dan anggota lainnya yang direkrut dari perkotaan. Terakhir
muncul Populer Demokrat Asosiasi Timor (Apodeti), sebuah partai kecil dengan
tujuannya untuk integrasi wilayah ke Indonesia. Namun yang terakhir ini
popularitas rendah.
Hanya
UDT dan Fretilin yang tercatat saling sengit merebut pengaruh penduduk Timor
Timur. Proses menuju penentuan nasib mereka diwarnai dengan konflik internal.
Tuduhan UDT terhadap sayap radikal Fretilin yang akan membawa Timor Timor
menuju negara komunis menjadi salah satu pemicunya. Masing-masing elite partai
masih bisa menahan diri dan dalam batas wajar beradu argumen. Namun tidak
demikian di kalangan akar rumput kedua belah pihak. Pertumpahan darah sempat terjadi.
Terjadi perang saudara antara akar rumput.
Kelompok UDT makin terdesak. Di antara mereka,
banyak yang lari ke perbatasan dan masuk ke Indonesia.
Siapa
Saja Pelaku Integrasi Timor Timur lewat Deklarasi Balibo?
Pada tanggal 27 Mei 1974, sekelompok
tiga puluh orang bertemu untuk membuat pesta untuk mengadvokasi integrasi
ke Indonesia. Nama pertama partai adalah
Associação para a Integracao de Timor na Indonesia (Asosiasi untuk Integrasi
Timor ke Indonesia), tapi penyelenggara memutuskan posisi pro-integrasi tidak
populer dan memutuskan untuk menghapus kata dari nama mereka. Dalam manifesto
aslinya, partai menyerukan "integrasi otonom" ke Indonesia sementara
juga menyatakan dukungan untuk hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi.
Partai ini juga menganjurkan ajaran Indonesia di sekolah-sekolah Timor Timur.
Presiden pertama APODETI adalah Arnaldo dos Reis Araújo,
seorang petani ternak 60 tahun yang telah bekerja sama dengan pasukan invasi Jepang selama Perang Dunia II.
Araujo menghabiskan beberapa bulan di Jakarta selama
1974, di mana ia bertemu pejabat pemerintah yang dengan cepat menemukan cara
untuk mendukung organisasinya. Kemudian, ia menjadi gubernur pertama Timor
Timur di bawah pemerintahan Indonesia. Pertama wakil presiden partai itu Hermenegildo Martins,
pemilik perkebunan kopi. Pemimpin kunci lain APODETI adalah mantan guru
sekolah bernama José Osorio
Soares. Mengulangi sentimen bahwa Timor
Timur tidak bisa bertahan sebagai negara merdeka, ia mengaku iman yang kuat
dalam kesediaan Indonesia untuk membantu. Pada tahun 1975 ia berkata:
"Kita tidak perlu neokolonialisme, hanya beberapa kontrol dari Indonesia,
dan jika kita perlu beberapa hal mungkin kita bisa mendapatkannya dari
Indonesia.
Popularitas APODETI rendah dibandingkan dengan
pro-kemerdekaan FRETILIN dan UDT bahkan lebih moderat. Namun, ia menerima
dukungan dari pemerintah Indonesia, dalam bentuk sumbangan keuangan dan deklarasi
solidaritas. Ketika pemimpin APODETI mengumumkan bahwa 70 & nbsp; persen
dari populasi mendukung integrasi, pejabat Indonesia berulang klaim dan itu
menjadi pokok dari laporan media di Jakarta. Pada saat yang sama, para pemimpin
partai yang diejek di Timor Timur, dan beberapa berwisata disertai pengawal.
Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan pernyataan yang lebih agresif oleh para
pemimpin APODETI.
Timor Timur sepakat
bergabung dengan RI pada 30 November 1975 menyusul Deklarasi Balibo atau pernyataan
berintegrasi yang dilontarkan Xavier Lopez da Cruz, mewakili tiga partai
politik di Timtim. Arnaldo dos Reis Araujo dan Franscico
X. Lopes da Cruz adalah sutradara di balik ide integrasi. Sementara dari
Indonesia, tercatat Gubernur NTT El-Tari dan Frans Seda. Keduanya merupakan
putera NTT yang mewakili Jakarta. Selanjutnya terhitung 17 Juli 1976, Timor Timur resmi
menjadi provinsi ke-27 (resmi kembali ke rumah besar menempati kamar 27).
Setelah Timor Timur dilegatimasi dalam Undang-undang No.7 tahun
1976 tanggal 17 Juli 1976. Dalam undang-undang itu disebutkan, penyatuan Timor
Timur kedalam NKRI dan sekaligus pembentukan Timor Timur sebagai provinsi
ke-27. Secara simbolis Presiden Republik Indonesia Soeharto menyerahkan
duplikat bendera pusaka kepada Arnaldo dos Reis Araujo dan Franscico X. Lopes
da Cruz, dan salinan teks Proklamasi Republik Indonesia kepada Lopes da Cruz.
Dalam menjalankan pemerintahan sementara di Timor Timur, pemerintah pusat menunjuk Arnaldo dos Reis
Araujo menjabat sebagai gubernur pertama di Timor Timur. Sedang Lopez da Crus
diangkat menjadi diplomat RI dengan misi khusus di PBB.
Sejalan dengan itu, kubu Fretelin memilih mengembara dan
meneruskan perjuangan kemerdekaan Timor Timur dengan bergerilya di hutan.
Deklarasi Balibo sebenarnya adalah tandingan
dari proklamasi Republik Demokrasi Timor Timur yang dicetuskan Frente
Revolutionaria de Timor Leste Independente (Fretilin) di Lapangan Boa Ventura
Dili, 28 November pada tahun yang sama. Saat itu, di antara tokoh-tokoh politik
di Timtim memang saling berbeda pandangan. UDT misalnya, menganjurkan suatu
proses otonomi progresif di bawah Portugal. Fretilin mengusung perjuangan
kemerdekaan penuh bagi Timor Timur dan paling radikal serta cenderung kiri.
Sementara Apodeti, memilih Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia.
Nah, perbedaan pandangan politik ini menyebabkan
proses integrasi Timor Timur ke RI tak berlangsung mulus. Perang saudara pun
meletus antara yang setuju bergabung dan yang tidak. Pertikaian demi pertikaian
terus mewarnai sejarah Timor Timur. Buntutnya, Indonesia menggelar Operasi
Seroja buat "mengakhiri" perang saudara. Konsekuensinya, tragedi
mencatat sekitar 3.500 prajurit yang terlibat dalam Operasi Seroja gugur.
Sementara sekitar 2.000 lainnya cacat seumur hidup.
Sejalan dengan
Operasi Seroja, pemerintah Indonesia juga berupaya keras buat merebut hati
rakyat Timtim. Di antaranya dengan mengalokasikan sekitar 20 persen dari total
dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara selama belasan tahun ke sana.
Dengan modal itu, pemerintah membangun sejumlah sarana fisik di hampir seluruh
wilayah Timtim. Jalan-jalan beraspal pun mulai terlihat, bahkan mencapai
desa-desa terpencil yang sejak ratusan tahun selama di bawah Portugal belum
diperhatikan. Sementara di dunia pendidikan, pemerintah membangun sejumlah
gedung sekolah, mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Wujud menggaet
perhatian di bidang keagamaan, pemerintah membangun Patung Kristus Raja
berukuran raksasa di tepi Pantai Dili. Pada hari peresmian patung itu, Presiden
Soeharto dikukuhkan sebagai Bapak Integrasi Timor Timur. Khusus untuk
menyelesaikan konflik antara dua kelompok masyarakat Timor Timur yang berbeda
pendapat, pemerintah juga menggandeng Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk
menggelar Dialog "All Inclusive Timoresse Dialogue".
Sayangnya selama
roda pemerintahan di Timor Timur, pemerintah daerah dan pusat tidak melihat
gejala awal ketidaksepahaman yang membawa Timor Timur berintegrasi dengan
Indonesia. Pemerintah pusat hanya mengandalkan deklarasi balibo menjadi
legitemasi mengamankan Timor Timur dari konflik perang saudara. Sementara
pemerintah daerah terkesan membiarkan api yang ada di tubuh Fretelin menyala di
hutan dan gua di Timor Timur dan menjalar ke luar negeri.
Selain itu, belum
ada perhatian khusus pemerintah terhadap kaderisasi muda-mudi Timor Timur.
Misalnya tenaga kerja lulusan SMA dan sederajat yang dipekerjakan di instansi
pemerintah masih menerima dari luar provinsi. Sementara lulusan dalam provinsi
Timor Timur banyak yang menganggur. Setelah banyak konflik yang muncul, baru
ada perhatian pemerintah untuk menkaderisasi termasuk menerima Pegawai 2000.
Tapi itu sudah terlambat menurut pendapat kelompok pro kemerdekaan. Mereka
sudah terlanjur anti terhadap pemerintah. Karena penyelesaian konflik yang ada
oleh pemerintah dinilai tidak menguntungkan bagi mereka.
Mengapa Indonesia Mengamankan Timor Timur dari Konflik Perang
Saudara?
Pemerintah dan
militer Indonesia melihat dinamika yang terjadi di Portugis (Ketika Revolusi Anyelir menggulingkan rezim Lisbon pada
tahun 1974)
itu sebagai momentum untuk mengarahkan saudaranya yang terpisah 460 tahun
kembali ke rumah besar (pangkuan ibu pertiwi).
Pemerintah Jakarta
tidak tinggal diam melihat saudaranya di Timor Timur kontak perang saudara.
Perang saudara terjadi karena komunikasi antara elit politik (UDT dan Fretelin)
bermain pincang terbawa sampai akar rumput berkelahi. Mereka saling menyerang
tanpa komando, menyerang dengan membakar rumah dan membunuh secara membabibuta.
Tidak ada rasa perikemanusiaan antar mereka sendiri dipicu oleh ketidasepahaman
antara mereka sendiri. Situasi itu membuat iba Indonesia sehingga menerima
permohonan elit politik pro integrasi Arnaldo dos Reis de Araujo dan
kawan-kawan. Kekhawatiran dan rasa iba ini menjadi bahan proposal pengajuan
bantuan Indonesia ke Amerika Serikat yang tengah mengalami kekalahan di
Vietnam. Konteks Perang Dingin juga berpengaruh. Amerika Serikat tak mau Timor
Portugis dikuasai Fretilin yang komunis.
Memasuki 7 Desember 1975, Indonesia secara resmi melakukan operasi militer ke Timor Timur. Operasi militer ini diberi nama Operasi Seroja. Mobilisasi besar-besaran pasukan militer Indonesia dilakukan mengarah ke kota Dili Timor Timur. Ratusan pasukan penerjun payung turun dari langit kota Dili terlibat kontak senjata langsung dengan pasukan militer Fretilin yang berjuluk Falintil. Ada juga kapal perang yang membawa pasukan untuk segera menyerbu daratan. Operasi ini disetujui oleh Presiden AS saat itu Gerald Ford dan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger (saat berkunjung di Jakarta 6 Desember 1975) memberi dukungan kepada Presiden Soeharto untuk masuk ke Timor Timur pada 1975.
Menghadapi operasi
seroja ini, Forsa Armada Fretelin mulai mengumpulkan kaum laki-laki dari
seluruh pelosok untuk membantu forsa armada menghadapi pasukan Indonesia. Forsa
armada menderita kekalahan setiap kali menyerang. Malam harinya, pasukan
Indonesia telah mengamankan kota Dili. Disusul pengamanan kedua pada 10
Desember berhasil mengamankan rakyat di Baucau.
Jumlah pasukan Indonesia terus bertambah di
Timor Timur. Dalam buku The War Againts East Timor karya Budiardjo dan Liong menyebutkan, pada Hari
Natal, sekitar 10.000 hingga 15.000 tentara mendarat di kota Liquisa dan
Maubara. Jumlah pasukan terus meningkat, hingga April 1976 Indonesia memiliki
sekitar 35.000 tentara di Timor Timur, dengan 10.000 lain berdiri di Timor
Barat Indonesia. Sebagian besar pasukan ini berasal dari pasukan elit di
Indonesia. Pada akhir 1976, 10.000 tentara menduduki Dili dan 20.000 lainnya
telah dikerahkan di seluruh Timor Timur. Pasukan
Fretilin terdesak masuk hutan dan pegunungan. Dengan tetap melawan, taktik
pertempuran gerilya mereka terapkan. Bahkan beredar isu kepada masyarakat bahwa
nanti akan datang tentara yang membunuh orang-orang muda yang belum kawin. Ini
membuat rakyat resah sambil menunggu siapa yang menjadi penyelamat mereka.
Ternyata Pasukan
Indonesia yang menggunakan pesawat
mengamankan rakyat dari udara hanya menembak lurus tidak menembak ke sasaran.
Sepertinya hanya sekedar membuat takut Forsa Armada Fretelin dan pengikutnya
untuk tidak mengancam dan membunuh kelompok UDT dan partisannya. Sementara
pasukan yang lewat darat pun demikian, mereka berusaha menyelamatkan rakyat
yang ketakutan dari ancaman Forsa Armada Fretelin dengan cara menghimpun dan
mendata jumlah penduduk yang menyerahkan diri. Setelah terdata rakyat bersorak
ria dengan likurai mengelilingi kota sampai sore. Kemudian sore harinya rakyat
disuruh kembali ke rumah masing-masing. Diingatkan juga untuk menaikkan bendera
merah putih di tiap rumah, ini terjadi di Maubisse saat pasukan Indonesia
memasuki wilayah tersebut sekitar Maret 1976.
Mengapa Amerika Mendukung Indonesia Masuk Wilayah Timor Portugis?
Wabah Perang Dingin
melanda seluruh dunia. Tak terkecuali negara-negara yang telah memilih sikap
Non-Blok seperti Indonesia. Dalam konteks Timor Timur, peranan Amerika sebagai
Blok Barat sulit untuk dipungkiri. Mereka memandang Fretilin yang berhaluan
komunis harus segera ditumpas karena merepresentasikan kekuatan Blok Timur.
Maka, Indonesia pun sukses menggalang dukungan dari negara-negara Barat tak
hanya Amerika.
Data dari Dewan Keamanan Nasional Amerika
Serikat menyediakan analisis rinci soal unit militer Indonesia yang menggunakan
banyak peralatan militer dari Amerika Serikat. Para penerjun yang turun di
langit Dili juga dilatih oleh Amerika, ditambah bantuan pesawat C-47 dan C-130
yang mengangkut para pasukan.
Di bawah pemerintahan Carter, Amerika Serikat
menggelontorkan dana lebih dari $250 juta untuk membantu militer Indonesia
menyerang Timor Timur antara 1975 sampai 1979. Para pejabat pemerintahan
Clinton dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh New York
Times telah mengatakan bahwa Soeharto
adalah pemimpin yang menderegulasi ekonomi Indonesia dan membuka kran Indonesia
bagi investor asing. "Dia semacam orang kami," kata seorang pejabat
senior yang sering menangani administrasi kebijakan Asia.
Inggris Raya, seperti dilaporkan The
Guardian, juga tercatat turut andil
dalam Pengamanan Indonesia ke Timor Timur. Bantuan mereka berupa pelatihan
militer bagi prajurit-prajurit Indonesia. Inggris menghabiskan £1 juta untuk
pelatihan militer di Indonesia. Sebanyak 24 tentara angkatan senior dilatih di
perguruan tinggi militer Inggris. Dan ada 29 petugas indonesia lainnya belajar
di lembaga non-militer.
Pengakuan lain
dengan tujuan yang sama datang dari Australia. Clinton Fernandes dalam bukunya
berjudul Reluctant Saviour: Australia, Indonesia and East Timor mengatakan
pemerintah Australia lewat Fraser, Hawke, dan Keating diduga bekerja sama
dengan militer Indonesia dan Presiden Soeharto terkait kondisi Timor Timur dan
untuk melestarikan kembalinya Timor Timur ke Pangkuan Ibu Pertiwi.
Namun, suara pecah
dan protes warga Australia terjadi ketika kasus penembakan lima wartawan di
Balibo terjadi. Apalagi sejarah mencatat orang Timor membantu pasukan Australia
melawan Jepang pada Perang Dunia Kedua. Pada akhirnya, Australia yang menjadi
negara pertama mendukung dilaksanakannya referendum untuk mengantarkan Timor
Timur mencapai kemerdekaannya.
Mengapa Timor Timur
Keluar dari Rumah Besar Nusantara?
Ketika Bung Karno
berpidato di PBB tentang Ideologi Pancasila seluruh negara tepuk tangan
menyatakan setuju. Tetapi justru dari pidato tersebut membuat sebagian negara
menjadi takut setelahnya. Mengapa?
Karena menurut mereka, jika Pancasila diterapkan secara murni dan
konsekuen maka ideologi Komunis akan hilang dari muka bumi. Saat itu, Uni
Soviet dan Amerika Serikat berada dalam perang dingin. Tapi karena politik
Indonesia Bebas Aktif baik Soviet maupun Amerika menyokong Indonesia untuk
mengamankan Timor Timur dari perang saudara dan komunis. Salah satu contoh
dukungan Amerika terhadap Indonesia dalam uraian di atas.
Indonesia negara
kepulauan terbesar di dunia, dengan ideologi Pancasila dan kekayaan yang
dimilikinya dikhawatirkan menggocang dunia apabila menjadi negara maju. Maka
diciptakanlah krisis moneter 1997 membuat rupiah menjadi terpuruk dari USD.
Selain itu, ada niat Indonesia membeli peralatan perang dari Soviet. Mendengar
itu, Amerika langsung memboikot keperluan militer dari Amerika.
Pemilihan Umum 1997
adalah pemilu ke-6 di masa Orde Baru dan pemilu ke-7 dalam sejarah sejak
Indonesia merdeka. Golkar menang lagi, Soeharto kembali berkuasa. Namun, Pemilu
1997 ternyata menjadi pemilu terakhir rezim Orba karena pada 21 Mei 1998,
Soeharto tumbang dari kursi kepresidenan yang telah sekian lama ia kuasai
dialihkan kepada wakil presiden yaitu
Baharuddin Yusuf Habibi.
Atas desakan Asing
B.J Habibi Presiden RI membuat pertemuan dengan Koffi Anan Sekjen PBB pada 27 Januari 1999. Pertemuan itu
menghasilkan kesepakatan 30 Agustus 1999 diadakan jajak pendapat.
Mengapa dikatakan desakan Asing? Karena seluruh personil yang terlibat dalam
jajak pendapat itu orang Asing, Mereka dibantu oleh rakyat Timor Timur yang pro
kemerdekaan. Sementara alat pengamanan Indonesia bersama kelompok pro integrasi
tidak dilibatkan.
Dapat dilihat saat jajak pendapat
berlangsung, peti suara tidak mendapat kawalan dari pihak keamanan. Peti suara
yang sudah penuh dijinjing oleh satu orang bule menuju basecame. Ada isu
beredar bahwa suara yang dihitung adalah suara
rakyat yang mengikuti misa di gereja pada 28 Agustus 1999. Pengumuman hasil
jajak pendapat disepakati 9 September 1999 tapi malah diumumkan lebih awal 4
September 1999.
Dilansir Harian Kompas, Minggu
(5/9/1999), akhirnya PBB mengumumkan hasil penentuan pendapat (jajak pendapat).
Sekjen PBB Kofi Annan di New York mengumumkannya pada Sabtu (4/9) pukul 08.00
WIB. Hasilnya dari sekitar 450.000 pemilih, 78,5 persen (344.580) warga Timor
Timur memilih untuk menolak otonomi, dan sekitar 21 persen (94.388) memilih
otonomi, sedangkan 7.985 suara (1,8 persen) dinyatakan tidak sah. Menurut Kofi
Annan, hasil itu menunjukkan bahwa penduduk Timor Timur menginginkan
kemerdekaan. Ini tidak sesuai dengan realita di lapangan ketika kita
menyaksikan pengungsian secara besar-besaran menuju wilayah NTT.
Bukan hanya itu, orang
asing menginginkan Indonesia terpecah, dibuktikan dengan dana asing yang ikut
menyokong amandemen UUD 45 setelah laporan pertanggungjawaban Presiden B.J.
Habibi ditolak oleh MPR.
Ini tercatat sebagai
kegagalan diplomasi oleh pihak pro integrasi. Bola saat ini ada di tangan Pro
kemerdekaan.
Selain itu, belum ada perhatian khusus pemerintah terhadap kaderisasi muda-mudi Timor Timur. Misalnya tenaga kerja lulusan SMA dan sederajat yang dipekerjakan di instansi pemerintah masih menerima dari luar provinsi. Sementara lulusan dalam provinsi Timor Timur banyak yang menganggur. Setelah banyak konflik yang muncul, baru ada perhatian pemerintah untuk menkaderisasi termasuk menerima Pegawai 2000. Tapi itu sudah terlambat menurut pendapat kelompok pro kemerdekaan. Mereka sudah terlanjur anti terhadap pemerintah. Karena penyelesaian konflik yang ada oleh pemerintah dinilai tidak menguntungkan bagi mereka.
Informasi Apa Yang Diperoleh Dari Tulisan Di Atas?
- Masyarakat Pulau Timor awalnya punya nenek moyang yang sama wewiku wehale. Kemudian orang barat memisahkan menjadi dua yaitu Timor Barat dan Timor Portugis. Timor terkenal dengan Cendana yang diperebutkan oleh Belanda dan Portugis. Belanda Meninggalkan Agama Protestan dan Portugis meninggalkan agama Katholik bagi masyarakat di Pulau Timor dan sekitarnya.
- Portugis Mengakhiri kekuasannya 1975 ketika terjadi Revolusi Bunga di Portugal dan Gubernur terakhir Portugal di Timor Leste, Lemos Pires, tidak mendapatkan jawaban dari Pemerintah Pusat di Portugal untuk mengirimkan bala bantuan ke Timor Leste yang sedang terjadi perang saudara, maka Lemos Pires memerintahkan untuk menarik tentara Portugis yang sedang bertahan di Timor Leste untuk mengevakuasi ke Pulau Kambing atau dikenal dengan Pulau Atauro. Setelah itu FRETILIN menurunkan bendera Portugal dan mendeklarasikan Timor Leste sebagai Republik Demokratik Timor Leste pada tanggal 28 November 1975. sedangkan Belanda mengakhiri kekuasaannya 1945 di pulau timor setelah dikalahkan oleh Jepang pada perang dunia dua.
- Terbentuk
Partai UDT dan Fretelin di Timor Portugis setelah terjadi revolusi bunga di
portugal.
- Terjadi
Perang saudara antara akar rumput dari partai UDT dan Fretelin.
- Terjadi
kesepakatan antar elit politik baik ketika Timor Portugis berintegrasi maupun
Indonesia masuk ke wilayah Timor portugis. Bahkan pelaksanaan jajak pendapat
yang sangat sarat dengan dukungan Asing
- Ada
kesenjangan sosial yang tidak diperhatikan oleh pemerintah (saat berkuasa kelompok
pro integrasi) di Timor Timur.
- Banyak
yang gugur dari operasi seroja di Timor Timur dari kelompok pro integrasi
maupun kelompok pro kemerdekaan.
- Hasil
jajak pendapat yang tidak jelas, apakah suara hati rakyat yang terjadi pada 30
Agustus 1999 di TPS atau hasil kerja keras para pastor dan suster di gereja
pada 28 Agustus 1999.
- Timor
Timur dikeluarkan dari rumah besar Nusantara lewat sidang umum MPR melalui Ketetapan
Nomor V/MPR/1999 menyatakan bahwa Ketetapan No. VI/MPR/1978 tentang
Pengukuhan Penyatuan Wilayah Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia tidak berlaku lagi.
Setelahnya, mulai 25 Oktober 1999 sampai 20 Mei 2002, urusan administrasi di Timtim dijalankan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga United Nations Transitional Administration In East Timor (UNTAET). Setelahnya, mulai 25 Oktober 1999 sampai 20 Mei 2002, urusan administrasi di Timtim dijalankan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga United Nations Transitional Administration In East Timor (UNTAET). - Kelompok
pro integrasi hidup meyebar di seluruh pelosok nusantara, sebagian besar ada di
Timor Barat.
Setelah
Mencermati 10 Informasi Tersaji, Opini Apa Yang Kalian Tinggalkan Sebagai Bahan
Renungan Bersama?
- Selama
kita tidak punya prinsip dalam hidup ini, maka kita menjadi budak selamanya.
- Sesuatu
yang kita raih dengan cara manipulasi, maka hasilnya akan memanipulasi
kehidupan kita sendiri di kemudian hari.
- Sesuatu
yang kita kerjakan tanpa melibatkan Sang
Pemberi kehidupan, maka di kemudian hari hidup kita seperti bahan bakar api
neraka.
- Suatu
waktu Wewiku wehale akan menemukan kembali identitas yang hilang ratusan tahun
yang lalu. Seperti Jerman Barat dan Jerman Timur.
- Dalam
dunia politik dikenal menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan. Ketika tujuan
telah tercapai dunia pun tercapai namun akhirat belum tentu tercapai.
- Bola
itu bulat dan kalau jatuh pasti menggelinding sama dengan kehidupan kadang di
bawah kadang di atas. Saat ini bola dikuasai pro kemerdekaan setelah
menggelinding dari pro integrasi. Tidak menutup kemungkinan kembali menggelinding
ke pro integrasi atau sebaliknya.
- Dimana
ada gula di situ ada semut. Hari ini AS dan kawan-kawan mendukung pro
kemerdekaan seperti waktu mendukung Indonesia masuk ke Timor Timur. Tidak
menutup kemungkinan suatu saat berbalik seperti memboikot peralatan militer
Indonesia.
- Hari
ini Dollar Amerika beredar di Timor Timur. Tidak menutup kemungkinan Timor
Timur menjadi negara bagian dari AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar