KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X Alam-2 SMA NEGERI 1 ATAMBUA
Oleh : Muh Hasyi
ABSTRAK
Guru tidak cukup
dengan metode tapi butuh alat peraga sebagai penyampai informasi kepada peserta
didik atau siswa. Pohon ilmu yang dijadikan alat peraga oleh penulis dalam
menyajikan materi tentang menganalisis unsur struktur, isi, dan kebahasaan dari
teks eksposisi mampu membuat peserta didik cepat memahami materi pelajaran.
KEMAMPUAN
MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X Alam-2 SMA NEGERI 1 ATAMBUA Muh Hasyim
mhasyim20@gemail.com
Penelitian
dilatarbelakangi belum adanya peneliti yang melakukan penelitian secara khusus
tentang menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua.
Masalah penelitian ialah bagaimanakah kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1
Atambua. Penelitian bertujuan mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf
eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini metode deskriptif kuantitatif. Berdasarkan analisis data
dapat disimpulkan bahwa siswa kelas x alam-2 SMA Negeri 1 Atambua berkategori
mampu secara individual mencapai 20 responden (62,5%), sedangkan yang tidak
mampu secara individual mencapai 12 responden (37,5%), sehingga kemampuan
menulis paragraf eksposisi kelas X
Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua tergolong tidak mampu. Aspek penggunaan kata
penghubung antarklausa dikategorikan tidak mampu. Bukti yang kongkret 30
responden atau 93,75, pembahasan bersifat logis 32 responden atau 100%.
Kata
kunci: Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Sesuai
hasil pertemuan kepala sekolah dengan dewan guru SMA Negeri 1 Atambua awal Juni 2018. Saya termasuk
di antara 5 orang guru smansa Atambua yang dipilih menjadi guru imbas.
Ini merupakan komitmen dari fasilitator daerah, kepala sekolah, dan pengawas
serta pejabat UPT Belu Malaka, dan TTU NTT setelah mengikuti kegiatan program
pemerataan mutu guru pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus di
Makassar.
Saya
Muh Hasyim, S.Pd selanjutnya disebut penulis mewakili rumpun Bahasa Indonesia,
Cyprianus Mau, S.Pd M.Ed rumpun Bahasa
Inggeris, Dominngus Berek, S.Pd rumpun
Geografi, Nurwahidah, S,Si M.Pd rumpun Matematika, Viktoria M. A.
Triastuti, S.Pd rumpun Biologi. Kami dipilih sebagai guru imbas dengan
Fasilitator Daerah Laurensia Miin, S.Pd.
dari SMA Negeri 1 Atambua. Fasilitator Daerah selanjutnya ditulis
sebagai fasda.
Di
bawah fasda, kami melakukan pertemuan pertama bersama guru imbas terpilih dari
SMKN 1 Atambua dan SMA Katholik Suria Atambua di UPT Wilayah II Belu Malaka TTU.
Guru imbas dari kedua sekolah tersebut didampingi masing-masing oleh fasdanya.
Pertemuan saat itu, hari Jumat pukul 16.15 wita sampai dengan pukul 18.15 wita
dipimpin oleh pimpinan UPT Wilayah II Belu Malaka TTU Bapak Aleks bersama Bapak
Marianus Antoni Kepala SMA Negeri 1 Atambua di ruang kerja kantor UPT Wilayah
II Belu Malaka TTU.
Dalam
pertemuan itu, disepakati masing-masing guru imbas mempersiapkan diri untuk
mengikuti lomba kreasi guru mata pelajaran tahun 2018. Selain itu, disepakati
pula dalam membuat kreasi disesuaikan dengan memilih salah satu RPP
terintegrasi literasi.
Berdasarkan
hasil kesepakatan itu, atas petunjuk kepala sekolah dan fasda, saya mulai
melakukan persiapan. Persiapan pertama menyusun perangkat pembelajaran kelas X K13. Tepatnya awal bulan Juli
2018 perangkat saya ditandatangai kepala
sekolah.
K13
(Kurikulum 2013) tidak lazim di telinga kita. Tapi untuk mengeksekusi di kelas
bagi saya baru pertama mau memulai. Karena selama 3 tahun terakhir ini saya
mengajar menggunakan K06 atau KTSP. Tentu kita sama mengetahui antara K06 dan
K13 berbeda. Berbeda dalam penyajian materi, jenis tagihan, penilaian, dan
lainnya.
Berangkat
dari baru memulai menggunakan K13 ini, setelah liburan sekolah masuk, saya
mencoba menyeleksi kembali beberapa KD dalam perangkat yang sudah disusun.
KD
yang terseleksi rata-rata berbicara tentang teks. Contohnya teks lho, teks
eksposisi, teks anekdot, dan lain-lain. Saya berpikir bagaimana cara menyajikan
materi yang berkaitan dengan KD itu supaya siswa dapat memahami dengan mudah.
Sedang
dalam pencarian, fasda juga mengundang guru imbas untuk bertemu menentukan KD
dan bentuk kreasi yang terintegrasi literasi. Ketika ditanya oleh fasda, kreasi
apa yang akan diikutkan dalam lomba, saya secara spontan menjawab pohon unik.
Selanjutnya atas usul saran dari teman serumpun MGMP Bahasa Indonesia Dra Rita
Utami, pohon unik cocok digunakan sebagai alat peraga untuk KD yang berbicara
tentang teks. Hanya kalau boleh namanya bukan unik tapi ilmu. Maka selanjutnya
saya menamakan pohon unik itu menjadi pohon ilmu sebagai alat peraga untuk mata
pelajaran bahasa Indonesia kelas x semester satu.
Kajian
Pustaka
Pengertian
Menulis
Dalman
(2012: 4) menulis adalah proses penyampaian pikiran, angan-angan, prasaan dalam
bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna. Dalam kegiatan menulis terdapat
suatu kegiatan merangkai, menyusun, melukiskan suatu lambang/tanda tulisan
berupa kumpulan huruf yang membentuk kata. Kumpulan kata membentuk kelompok
kata atau kalimat, kumpulan kalimat membentuk paragraf, kumpulan paragraf
membentuk wacana atau paragraf yang utuh dan bermakna. Menulis pada hakikatnya
adalah kegiatan menuangkan gagasan tanggapan, pendapat, perasaan, kegiatan dan
kemauan serta informasi ke dalam kebahasa tulis kemudian mengirimkannya kepada
orang lain (Syafi’ie, 1988: 45).
Suparno (2002: 13) mengemukakan bahwa menulis
dapat didefinisikan sebagai satu kegiatan penyampaian pesan atau komunikasi
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya. Dengan menulis manusia
dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.
Proses
Menulis
Menurut
(Pujiono Setyawan 2013: 5), Selama proses menulis, seseorang perlu serangkaian
aktivitas yang melibatkan beberapa fase. Fase-fase tersebut yaitu: tahap
prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan.
Pengertian
Paragraf
Paragraf menurut Gani 2013: 21) merupakan
bagian-bagian paragraf yang terdiri dari kalimat-kalimat yang
berhubung-hubungan secara utuh dan padu serta merupakan kesatuan pikiran. Di
bidang bentuk pada umumnya paragraf terdiri dari sejumlah kalimat, atau dengan
kata lain merupakan kumpulan dari sejumlah kaliamat meskipun ada juga yang
hanya terdiri dari satu kalimat atau satu kata, misalnya kalimat penutup pada
surat yang sering hanya berupa kata terima kasih. Sejumlah kalimat itu
kait-mengait sehingga membentuk suatu kesatuan. Di bidang makna, paragraf itu
merupakan suatu informasi yang memiliki ide pokok sebagai pengendalinya
(Ramlan, 2013: 22).
Jenis
Paragraf
Menurut
Dalman (2012: 93) ada lima jenis paragraf yaitu sebagai berikut:
1.Paragraf
Bahasan (Argumentasi)
2.Paragraf
Pelukisan (Deskripsi)
3.Paragraf
Kisahan (Narasi)
4.Paragraf
Bujukan (Persuasi)
Paragraf
Paparan (Eksposisi)
Menurut Gani A. Ramlan (2014: 104) eksposisi
artinya paparan, dengan paparan penulis menyampaikan suatu penjelasan dan
informasi. Setelah membaca, seseorang akan mengerti dan memahami apa yang
disampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut.
Oleh
karena itu, paragraf eksposisi adalah paragraf yang bersifat menginformasikan,
menerangkan, menjelaskan, atau memaparkan sebuah benda, gagasan, atau ide.
Ciri-ciri
Paragraf Eksposisi
Menurut
E. Kosasih, (2008: 106) dalam paragraf eksposisi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1)
Penjelasannya bersifat informasi
2)
Pembahasan masalahnya bersifat objektif
3)
Tidak mempengaruhi pembaca
4)
Penjelasannya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada)
5)
Pembahasannya bersifat logis dan sistematis.
Pembelajaran
Menulis Paragraf Eksposisi di SMA Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
Berdasarkan
observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 1 Atambua ditemukan bahwa ternyata
pembelajaran menulis paragraf eksposisi dipelajari di Kelas X pada semester I.
Pembelajaran menulis paragraf eksposisi tersebut umumnya mengacu pada KTSP yang
diterbitkan oleh Depdiknas. Pembelajaran menulis paragraf eksposisi diajarkan
secara khusus yang bergabung dengan pokok bahasan menulis paragraf deskriptif
dan naratif. Dalam penelitian ini hanya terfokus pada menulis paragraf
eksposisi sebagai objek penelitian. Salah satu bahan pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia yang perlu dicermati dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah pembelajaran menulis khususnya paragraf eksposisi. Pembelajaran
menulis paragraf eksposisi dalam KTSP di kelas X dipelajari pada semester I
dengan standar kompetensi mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk
paragraf (naratif, deskriptif, dan eksposisi). Dari standar itu kemudian
dijabaran dalam kompetensi dasar yakni menulis gagasan secara logis dan
sistematis dalam paragraf eksposisi. Keterampilan menulis teks eksposisi
diajarkan kepada siswa dengan tujuan agar siswa mampu menulis teks eksposisi
dengan bahasa yang baik dan benar, koheren sesuai dengan karakteristik teks.
Adapun indikator sebagai berikut: (1) mendaftar topik yang dapat dikembangkan
menjadi paragraf eksposisi, (2) mengembangkan paragraf eksposisi, (3)
menggunakan kata penghubung antarklausa (dan, kalau, karena,tetapi, seperti,
dengan, dll.) dalam paragraf eksposisi, (4) menyunting paragraf eksposisi yang
ditulis teman. Pembelajaran paragraf eksposisi dilaksanakan sebanyak dua kali
atau sebanyak 180 menit (4 x 45 menit). Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam
paragraph eksposisi yaitu (1) Aspek penjelasannya bersisafat informasi (2)
tidak mempengaruhi pembaca (3) menggunakan kata penghubung antar klausa (4)
penjelasannya dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret (5) pembahasannya
bersifat logis.
Pohon
ilmu adalah pohon kreasi guru (Muh Hasyim)
sebagai alat peraga mengajar membantu
pemahaman peserta didik (SMA Negeri 1 Atambua) terhadap sajian materi.
Mengikuti lomba inovasi guru di daerah 3T 2018.
MASALAH
Ada
kesulitan yang dihadapi dalam mengaktualisasikan beberapa kompetensi dasar yang disajikan di
semester 1 untuk kelas x. Misalnya teks lho, teks eksposisi, dan sejenisnya.
Belum
pernah menyajikan materi dalam bentuk teks, sehingga penulis belum mempunyai
bayangan untuk menyajikan materi dimaksud. Ditambah lagi fasilitas pendukung
seperti buku paket atau buku cetak Bahasa Indonesia kelas X di perpustakaan
terbatas. Sementara jumlah siswa kelas X SMA Negeri 1 Atambua untuk tahun
pelajaran 2018/2019 432 siswa. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan jumlah
buku paket atau buku cetak kelas X yang hanya berjumlah kurang lebih 160
eksemplar.
Bukan hanya
itu, ditambah lagi kebiasaan siswa di Belu dikenal dengan malas bertanya ketika
diberi kesempatan untuk bertanya oleh guru. Tetapi siswa tidak mau mendapat
nilai kurang dan harus naik kelas.
Kebiasaan
malas bertanya terbawa dari kelas-kelas sebelumnya waktu di SD dan SMP. Selain
itu, siswa kadang malu bertanya karena konstruksi kalimatnya terpengaruh dengan
bahasa pertama atau bahasa ibu. Kemungkinan juga karena kurang banyak menguasai
kosa kata.
Sudah malas
bertanya, kurang rajin membaca buku sumber dan buku penunjang tapi mau mendapat
nilai baik dan naik kelas.
Bertolak
dari uraian masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
Model alat peraga yang bagaimana yang mampu mengaktualisasikan KD-KD
yang terintegrasi dengan literasi agar siswa lebih mudah memahami materi yang
disajikan.
TUJUAN
Penulis memilih
alat peraga yang diberi nama pohon ilmu dengan alasan berikut ini.
Pembuatan pohon
ilmu sebagai alat peraga mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan:
1.
Menyebarluaskan alat peraga hasil
kreasi guru untuk menginspirasi sesama guru di daerah 3T dalam rangka
penyebaran mutu pendidikan.
2.
Mengembangkan sikap komunikatif, sosial, tanggungjawab dan sikap
kreatif sebagai konsekuensi pendidikan yang berkarakter .
3.
Mendorong kegiatan siswa agar lebih
cepat memahami materi yang disajikan
oleh guru.
Pemakaian alat peraga merangsang imajinasi anak
dan memberikan kesan yang mendalam dalam mengajar, panca indra dan seluruh
kesanggupan seorang siswa perlu dirangsang, digunakan dan dilibatkan.
Sehingga tak hanya mengetahui, melainkan
dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum
dipakai dalam mengajar adalah “ mendengar” melalui pendengaran, anak mengikuti
peristiwa-peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah
telinga mendapatkan mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan.
Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya
20% dari apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Seiring dengan apa yang
pernah penulis baca dari tulisan Henry Guntur Tarigan tentang pemengaruh
menyimak atau mendengarkan hingga 60%.
Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau
apa yang diceritakan langsung “dilihat melalui sebuah gambar “. Dengan
demikian, melalui” mendengar “ dan “ melihat” akan diperoleh kesan yang jauh
lebih mendalam.
Manfaat
penggunaan alat peraga bagi
guru dan siswa
a). Bagi Siswa di antaranya
adalah:
1.
Memusatkan perhatian siswa;
2.
Menarik minat siswa untuk belajar;
3.
Mempermudah penguasaan materi pelajaran;
4.
Merangsang daya fikir dan nalar siswa;
5.
Meningkatkan daya imajinasi dan kreatifitas
siswa.
b).
Bagi Guru di antaranya adalah:
1.
Mempermudah penyampaian materi pelajaran yang
bersifat abstrak;
2.
Memperluas cakupan materi pelajaran;
3.
Mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran;
4.
Menciptakan suasana pembelajaran kondusif;
5.
menghindari pembelajaran verbalisme;
6.
menciptakan pembelajaran efektif dan efisien.
Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif. Deskriptif yaitu mendeskripsikan data penelitian secara objektif
tentang kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1
Atambua, sedangkan kuantitatif maksudnya data yang terkumpul diolah berdasarkan
prinsip-prinsip statistik. Ditinjau dari jenisnya, penelitian ini dikategorikan
peneltian sekolah. Dikatakan demikian, karena data penelitian ini diperoleh di
sekolah dengan keterlibatan langsung peneliti ke sekolah tempat penelitian.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada rentang waktu bulan Agustus sampai dengan September
2019. Perencanaan dimulai dari minggu ke-2 Agustus,
kemudian tindakan siklus I dan II dilaksanakan pada minggu
ke-3 Agustus sampai awal September 2018, dilanjutkan dengan
penyusunan laporan dan seminar yang diperkirakan pada selesai minggu ke-2 bulan September.
Tempat Penelitian
Mengingat peneliti adalah salah satu
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X, maka penelitian ini
dilaksanakan di kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua Tahun Pelajaran 2018/2019.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (
filed research). Yaitu peneliti terlibat langsung ke lapangan atau sekolah
tempat sampel guna memperoleh data penelitian.
Populasi
Populasi menurut Arikunto (2013: 65) adalah keseluruhan
subjek penelitian, maka populasi penelitian penulis menyesuaikan dengan keadaan
yaitu hanya siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua Tahun Pelajaran
2018/2019.
Tabel
3.2.1 Sebaran Sampel Kelas X SMA Negeri
1 AtambuaTahun Ajaran 2018/2019
NO.
|
KELAS
|
JUMLAH
|
1
|
X Alam-1
|
35
|
2
|
X
Alam-2
|
33
|
3
|
X
Alam-3
|
34
|
4
|
X
Alam-4
|
34
|
Jlh
|
Empat Kelas
|
136
|
Sumber:
Kepala Tata Usaha SMA Negeri 1 Atambua
Sampel Penelitian
Arikunto (2001: 23 mengatakan bahwa jika jumlah
populasi lebih dari 100 orang maka yang menjadi sampel 10 atau 15% dari total
populasi, akan tetapi jika jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka seluruh
populasi akan menjadi sampel dalam penelitian.
Berdasarkan pendapat di atas, maka teknik yang
digunakan dalam pengambilan sampel bukan total sampling. Maksudnya tidak seluruh populasi akan menjadi sampel
dalam penelitian ini tetapi hanya siswa kelas x Alam-2.
Untuk lebih jelasnya keadaan sampel dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel
3.2.2 Sebaran Sampel Kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua Tahun Ajaran 2018/2019
NO.
|
NIS
|
NAMA
|
1
|
11991
|
ABEL JOHANES NGONGO
|
2
|
11994
|
ADRIANO DANIEL KOLO
|
3
|
12006
|
AGUSTINUS DEDEMUS SERAN
|
4
|
12015
|
ALGONIUS DENY SERAN
|
5
|
12025
|
ANASTASIA ADRIANI DE ROSARY
|
6
|
12050
|
ARKAJAEL JERIANUS SEDA WEA
|
7
|
12064
|
BEATRIS OLIVEIRA
|
8
|
12067
|
BERGITA CENDANA TIARA PUSPARANI
|
9
|
12068
|
BERNADETHA EMANUELA BESIN
|
10
|
12072
|
CARLOTA ANGELA MARICI LAU
|
11
|
12073
|
CAROLA ANUGRAH PUTRI BERE
|
12
|
12085
|
CLAUDIA ZYTA TOBU
|
13
|
12125
|
FARDINAL PRATAMA PUTRA
|
14
|
12165
|
IMANUEL JANUAR SOARES
|
15
|
12176
|
JELITA DO SANTOS
|
16
|
12184
|
JONIA IMACULADA DA COSTA SOARES
|
17
|
12192
|
JULIAN KARTIKA EDRIS SANTOSO
|
18
|
12216
|
LUDOVIKUS ANDRIAN TAHU
|
19
|
12224
|
MARIA ANGELIKA DJAGA
|
20
|
12245
|
MARIA GRACIA OUF
|
21
|
12248
|
MARIA KARANI SAPUTRI
|
22
|
12266
|
MARIA YOSEF USBOKO
|
23
|
12273
|
MARSELINA DEVITA MANEK
|
24
|
12278
|
MAYA TRIANA SIAMA
|
25
|
12288
|
MONICA ALVES
|
26
|
12314
|
PUTRI FEBRIANI
|
27
|
12357
|
SOFRONIA MARSIANA SERAN
|
28
|
12362
|
STEVANIA KLARITA PRIMA LAKU LOI
|
29
|
12363
|
SYAHRUL MUBARAKH
|
30
|
12365
|
TESA MARGARETHA TEHE NUBEIN
|
31
|
12378
|
VIENNYE WILHELMINA DJAWA
|
32
|
12384
|
WILLIAM FLORISTIO ORIONY MALI
|
33
|
12410
|
YULIANTO ARDI WUNGGU BELEN
|
34
|
12414
|
YUNUS VALENTINO NABUASA
|
Sumber: Kepala Tata Usaha SMA Negeri 1 Atambua
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes kemampuan menulis paragraf. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa, selanjutnya siswa diberikan tugas menulis
paragraf.
Sebelum
menulis paragraf, terlebih dahulu siswa
menulis kerangka paragraf yang berkaitan dengan topik. Tes ini dilakukan dalam
satu kali pertemuan selama 90 menit atau 2 x 45 menit (2 jam pelajaran).
Panjang paragraf minimal 4 paragraf atau minimal 100 kata. Topik paragraf yang
telah disediakan yaitu:
1.Pengolahan sampah di lingkungan tempat tinggal anda
2.Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil tulisan siswa setelah
terkumpul, diolah untuk menentukan tulisan yang bercorak, setelah itu, diamati sesuai dengan
aspek yang diteliti.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan seperti
berikut ini.
1.
Peneliti mengumpulkan siswa dalam
ruangan kelas.
2.
Peneliti menyiapkan tema paragraf
yang akan disusun menjadi sebuah paragraf eksposisi.
3.
Siswa menyiapkan alat-alat tulis yang
mendukung kegiatan menulis paragraf.
4.
Peneliti membagikan instrument
kepada siswa
5.
Peneliti memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya tentang petunjuk instrument.
Siswa diberi kesempatan untuk menulis paragraf
eksposisi berdasarkan tema yang dipilih di pohon ilmu. Topik dan
kata-kata kunci yang telah disiapkan diisi dalam daun pohon ilmu. Kemudian
siswa secara bergantian dari tiap kelompok maju dan memilih topik. Topik yang
dipilih dijadikan bahan untuk menulis karangan sesuai kerangka yang telah
dibuat. Selanjutnya secara individu mulai menulis karangan eksposisi sesuai
kriteria yang diberikan guru.
6.
Setelah waktu yang diberikan
selesai, lembar kerja siswa dikumpul.
7.
Peneliti yang juga guru memeriksa lembar kerja
siswa.
Teknik Penilaian
Tulisan siswa, dalam penelitian ini dinilai dengan
menggunakan skor.
Selanjutnya, model penilaian tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel
3.5 Skor Penilaian
No
|
Aspek
Peniaian
|
Hal
Yang Dinilai
|
Nilai
|
Skor
Maksimal
|
1
|
Aspek
penjelasannya bersifat informasi
|
Semua
kalimat bersifat informasi
|
3
|
3
|
Terdapat
1-2 kalimat bersifat informasi
|
2
|
Terdapat
3 atau lebih kalimat tidak bersifat informasi
|
1
|
2
|
Aspek
tidak mempengaruhi pembaca
|
Semua
kalimat tidak mempengaruhi pembaca
|
3
|
3
|
Terdapat
1-2 kalimat tidak mempengaruhi pembaca
|
2
|
Terdapat
3 atau lebih kaliamat tidak mempengaruhi pembaca Terdapat 3 atau lebih
kaliamat tidak mempengaruhi pembaca
|
1
|
3
|
Aspek
menggunakan kata penghubung antar klausa
|
Paragraph
yang ditulis menggunakan kata penghubung secara tepat
|
3
|
3
|
Terdapat
1-2 yang tidak tepat penggunaan kata penghubung antarklausanya
|
2
|
Terdapat
3 atau lebih yang tidak tepat penggunan kata penghubung antarklausanya
|
1
|
4
|
Aspek
penjelasannya dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret
|
Semua
penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret Semua penjelasanya
dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret
|
3
|
3
|
Terdapat
1-2 penjelasanya tidak dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret
|
2
|
Teradapat
3 atau lebih penjelasannya tidak dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret
|
1
|
5
|
Aspek
pembahasannya bersifat logis
|
Semua
pembahasannya bersifat logis
|
3
|
3
|
Terdapat
1-2 pembahasannya ditulis tidak logis Terdapat 1-2 pembahasannya ditulis
tidak logis
|
2
|
Teradap
3 atau lebih pembahasannya tidak logis
|
1
|
|
Jumlah
Skor Maksimal
|
15
|
Sumber:
SMA Negeri 1 Atambua
Teknik Analisis Data
Data-data yang
terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya diolah dan ditabulasi berdasarkan
klasifikasi skor masing-masing siswa. Selanjutnya, data-data yang ditemukan
diuraikan secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase sesuai dengan
prinsip statistik. Tingkat kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa mengacu
pada kemampuan, yaitu suatu anggapan bahwa secara individual siswa dianggap
mampu apabila memiliki penguasaan minimal 75% dari setiap aspek yang dinilai
sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Untuk mengetahui kategori kemampuan menyusun paragraf
eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua digunakan rumus dengan
membagi perolehan skor yang diperoleh siswa dengan jumlah keseluruhan skor
(maksimum) dikali 100%. Rumus yang digunakan untuk menentukan persentase
ketuntasan siswa secara individual adalah:
KI=
jumlah skor yang diperoleh x 100%
Jumlah skor maksimal
(Sumber: SMA Negeri 1 Atambua)
Rumus yang dipakai untuk menentukan ketuntasan
pembelajaran siswa secara klasikal adalah:
KK=
jumlah siswa yang secara individual memperoleh persentase ≥75x 100%
Jumlah keseluruhan siswa
(Sumber: SMA Negeri 1 Atambua)
Dari
persentase yang diperoleh, baik untuk kemampuan siswa secara individual maupun
secara klasikal selanjutnya diacukan pada penilaian yang telah ditetapkan untuk
menentukan kemampuan siswa. Untuk lebih jelasnya berikut adalah tabel penilaian
kemampuan.
Tabel
3.6 Kriteria Kategori Kemampuan
KATEGORI
KEMAMPUAN
|
RENTANGAN
SKOR KESELURUHAN
|
PERSENTASE
KEMAMPUAN RESPONDEN
|
Mampu
|
12-15
|
80%-100%
|
Tidak
mampu
|
1-11
|
6,66%-73,33%
|
Sumber: SMA
Negeri 1 Atambua
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1.
Siswa
dikatakan mampu apabila responden mencapai skor 12-15, atau persentase
kemampuan responden 80% - 100%
2. Siswa dikatakan tidak mampu apabila
responden mencapai skor 1-11, atau persentase kemampuan responden 6,66% -
73,33%
Hasil
Penelitian
Dalam
bab ini disajikan hasil penelitian. Hasil penelitian tersebut berkaitan dengan
tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf
eksposisi Siswa Kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua. Analisis data dilakukan
secara deskriptif kuantitatif yang disajikan dalam tiga tahap. Tahap pertama,
penyajian deskripsi hasil penelitian skor secara keseluruhan yang dicapai oleh
siswa dalam menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan rumus kemampuan.
Tahap kedua, penyajian pada setiap aspek. Aspek yang dimaksud sesuai dengan
aspek penilaian dalam penelitian ini yakni:(1) penjelasannya bersifat informasi,
(2) tidak mempengaruhi pembaca, (3),pembahasan bersifat logis (4),
penjelasannya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan (5) pembahasanya
berifat logis. Tahap ketiga penyajian deskripsi hasil penelitian pada nilai
yang diperoleh seluruh aspek untuk memperoleh rata-rata hasil yang dicapai pada
penulisan paragraf eksposisi. Dalam penelitian menulis paragraf eksposisi kelas X Alam-2 di SMA Negeri 1
Atambua yang menjadi subjek penelitian ini dilakukan dengan perencanaan dan
pelaksanaan yang matang. Peneliti dan supervisor sebagai guru pengajar bahasa
dan sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Atambua di kelas X saling bekerja sama
dengan baik untuk menyukseskan penelitian ini.
Deskripsi
Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil analisis data, ditemukan perolehan skor berdasarkan kemampuan menulis
paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2
SMA negeri 1 Atambua dapat dilihat pada tabel perolehan skor secara menyeluruh
berikut ini.
Tabel 4.1 Hasil
Perolehan Skor Total Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X Alam-2
SMA Negeri 1 Atambua
no
urut
|
aspek
pbi
|
aspek
tmp
|
aspek
mkpa
|
aspek
pdbk
|
aspek
pbl
|
total
skor
|
presentase
%
|
ketegori
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
1
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
12
|
80%
|
mampu
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
12
|
80%
|
mampu
|
3
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2
|
12
|
80%
|
mampu
|
4
|
2
|
3
|
3
|
2
|
2
|
12
|
80%
|
mampu
|
5
|
3
|
2
|
3
|
3
|
2
|
13
|
86%
|
mampu
|
6
|
2
|
2
|
3
|
3
|
2
|
12
|
80%
|
mampu
|
7
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
14
|
93%
|
mampu
|
8
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
14
|
93%
|
mampu
|
9
|
2
|
2
|
3
|
3
|
2
|
12
|
80%
|
mampu
|
10
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
100%
|
mampu
|
11
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
100%
|
mampu
|
12
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
14
|
93%
|
mampu
|
13
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
100%
|
mampu
|
14
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
12
|
80%
|
mampu
|
15
|
3
|
3
|
3
|
2
|
3
|
14
|
93%
|
mampu
|
16
|
2
|
3
|
2
|
2
|
2
|
11
|
73%
|
tidak mampu
|
17
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
14
|
93%
|
mampu
|
18
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
100%
|
mampu
|
19
|
3
|
3
|
3
|
2
|
3
|
14
|
93%
|
mampu
|
20
|
2
|
3
|
3
|
3
|
2
|
13
|
86%
|
mampu
|
21
|
2
|
3
|
3
|
3
|
2
|
13
|
86%
|
mampu
|
22
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
100%
|
mampu
|
23
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
100%
|
mampu
|
24
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
13
|
86%
|
mampu
|
25
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
100%
|
mampu
|
26
|
2
|
3
|
2
|
3
|
3
|
13
|
86%
|
mampu
|
27
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
100%
|
mampu
|
28
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
100%
|
mampu
|
29
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
100%
|
mampu
|
30
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
100%
|
mampu
|
31
|
3
|
3
|
3
|
2
|
2
|
13
|
86%
|
mampu
|
32
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
12
|
80%
|
mampu
|
33
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
10
|
66%
|
tidak mampu
|
34
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
12
|
80%
|
mampu
|
TM
|
:
|
Tidak
Mampu
|
M
|
:
|
Mampu
|
PBI
|
:
|
Pembahasan
Bersifat Informasi
|
TMP
|
:
|
Tidak
Mempengaruhi Pembaca
|
MKPA
|
:
|
Pembahasan
bersifat logis.
|
PDBK
|
:
|
Penjelasan
Dinyatakan dengan Bukti-bukti yang Kongkret Penjelasan Dinyatakan dengan
Bukti-bukti yang Kongkret
|
PBL
|
:
|
Pembahasan
Bersifat Logis. Pembahasan Bersifat Logis.
|
Berdasarka hasil penelitian yang terlihat pada
tabel 4.1 tersebut, diperoleh informasi bahwa:
1.
Sebanyak
32 responden atau 94,11% tergolong kategori mampu dalam menulis paragraf
eksposisi dengan memperhatikan penjelasanya bersifat informasi, tidak
mempengaruhi pembaca, pembahasan bersifat logis, penjelasanya dinyatakan dengan
bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis dengan rincian, 12
responden memperoleh skor 15 atau mencapai kemampuan 100%, 6 responden
memperoleh skor 14 atau mencapai kemampuan 93%, 6 responden memperoleh skor 13
atau mencapai kemampuan 86%, 8 responden memperoleh skor 12 atau mencapai
kemampuan 80%.
2.
Sebanyak
2 responden atau 5,88% berkategori tidak mampu dalam menulis paragraf eksposisi
dengan memperhatikan penjelasanya bersifat informasi, tidak mempengaruhi
pembaca, pembahasan bersifat logis, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti
yang konkret, dan pembahasanya berifat logis, dengan rincian, 1 responden
memperoleh skor 11 atau mencapai kemampuan 73,33%, 1 responden memperoleh skor
10 atau mencapai kemampuan 66,66%.
3.
Untuk
mendapatkan gambaran yang jelas tentang perolehan skor kemampuan menulis paragraf
eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut.
Tabel 4.2 Kemampuan
Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Atambua
KATEGORI
|
FREKUENSI
|
PRESENTASE %
|
Mampu
|
26
|
76,47%
|
Tidak Mampu
|
8
|
23,52%
|
Jumlah
|
34
|
100%
|
Berdasarkan
tabel 4.2 dapat diperoleh data bahwa dari 34 responden yang dijadikan sumber
data penelitian terdapat 26 responden (76,47%) mampu menulis paragraf eksposisi
dan 8 responden (23,52%) tidak mampu. Adapun setelah diketahui jumlah responden
yang mampu dalam menulis paragraf eksposisi dengan memperhatikan penjelasanya
bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, pembahasan bersifat logis,
penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya
berifat logis, maka selanjutnya data tersebut dimasukkan ke dalam rumus
kemampuan menulis paragraf ekposisi secara klasikal sehingga diperoleh hasil
sebagai berikut.
KK= Jumlah Siswa yang secara
individual memperoleh presentase ≥75x100%
Jumlah
keseluruhan siswa
= 26 x100%
34
=76,47%
Berdasarkan
perhitungan tersebut, maka kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X
SMA Negeri 1 Atambua secara klasikal dikategorikan dalam kategori tidak mampu.
Hal tersebut disebabkan oleh presentase kemampuan siswa yang memiliki kemampuan
minimal 75% tidak mencapai 85%, dalam hal ini presentase kemampuan klasikal
hanya mencapai 76,47%.
Deskripsi
Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua
pada Aspek Pembahasan Bersifat Informasi Berdasarkan hasil pengolahan data
tentang kemampuan menulis paragraf ekposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1
Atambua pada aspek penjelasannya bersifat informasi yang terdapat pada tabel 4
tersebut, menunjukkan skor yang diperoleh berkisar antara 1-3.
Data kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek
penjelasannya bersifat informasi dapat dilihat pada tabel 4.2.1 berikut ini!
NO
|
SKOR
|
NILAI
|
FREKUENSI
RESPONDEN
|
PRESENTASE
%
|
KATEGORI
|
1
|
3
|
100
|
26
|
76,47%
|
mampu
|
2
|
2
|
80
|
8
|
23,52%
|
mampu
|
3
|
1
|
70
|
0
|
|
-
|
jumlah
|
34
|
100%
|
Pada
tabel 4.2.1 menunjukkan bahwa diantara 34 siswa yang dijadikan sampel, terdapat
34 siswa (100%) yang termasuk kategori mampu dalam menulis paragraf eksposisi
pada aspek pembahasan bersifat informasi. Tiga puluh empat siswa tersebut
masing-masing memperoleh skor 3 (100%) sebanyak 28 siswa dan yang memperoleh
skor 2 (80%) sebanyak 6 siswa dan tidak ada siswa yang memperoleh skor 1(70%).
Sebaran responden sebanyak 34 siswa dengan jumlah siswa yang memperoleh
presentase ≥75% pada aspek pembahasan bersifat informasi 34 siswa dengan
rincian 28 siswa memperoleh skor 3 dan 6 siswa memperoleh skor 2 dalam kategori
mampu. Pada sisi yang lain tidak ada siswa yang memperoleh skor 1 dalam
kategori tidak mampu. Rata-rata kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa
kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek pembahasan bersifat informasi
yakni: P= 34 x 100% 34 P = 100% Berdasarkan presentase tersebut, dapat dikatakan
siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua mampu dalam menulis paragraf
eksposisi pada aspek pembahasan bersifat informasi. Dikatakan mampu karena
secara klasikal kemampuan siswa mencapai nilai rata-rata 100% atau berada pada
standar yang ditentukan yakni antara 75%-100%.
Kemampuan
Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Tidak Mempengaruhi Pembaca
Data kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek
tidak mempengaruhi pembaca dapat dilihat pada tabel 4.2.2 berikut ini.
NO
|
SKOR
|
NILAI
|
FREKUENSI
RESPONDEN
|
PRESENTASE
%
|
KATEGORI
|
1
|
3
|
100
|
24
|
70,58%
|
Mampu
|
2
|
2
|
80
|
8
|
23,52%
|
Mampu
|
3
|
1
|
70
|
2
|
5,88%
|
Tidak Mampu
|
JUMLAH
|
34
|
100%
|
|
Berdasarkan
data pada tabel 4.2.2 dapat dijelaskan bahwa dari 34 responden yang dijadikan
sumber data penelitian terdapat 32 responden atau 94,12% yang mencapai nilai
kemampuan minimal 75% dengan rincian yaitu 24 responden atau 70,58% yang
memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan100%, 8 responden atau 23,52% yang
memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 80%. Sisa responden yaitu 2 responden
atau 0,58% yang memperoleh skor 1 atau mencapai kemampuan 70% merupakan
responden yang memperoleh nilai tidak mencapai kemampuan minimal 75%.
Berdasarkan deskripsi perolehan skor dan nilai pada aspek tidak mempengaruhi
pembaca, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas
X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek tidak mempengaruhi pembaca sebagian
mampu yaitu 32 responden (94,12%) dan sebagian kecil tidak mampu yaitu 2
responden (0,58%). Namun, berdasarkan kemampuan menulis paragraf eksposisi
secara klasikal pada aspek tidak mempengaruhi pembaca dikategorikan mampu.
Dikatakan demikian, kemampuan siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada
aspek tidak mempengaruhi pembaca mencapai 94,11%.
Kemampuan
Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek
Menggunakan Kata Penghubung Antarklauasa
Data kemampuan
menulis paragraph eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Atambua pada aspek
pembahasan bersifat logis dapat dilihat pada tabel 4.2.3 brikut ini.
Tabel 4.2.3
Distribusi Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Menggunakan Kata
Penghubung Antarklausa
NO
|
SKOR
|
NILAI
|
FREKUENSI
RESPONDEN
|
PRESENTASE
%
|
KATEGORI
|
1
|
3
|
100
|
20
|
58,82%
|
Mampu
|
2
|
2
|
80
|
10
|
29,41%
|
Mampu
|
3
|
1
|
70
|
4
|
11,76%
|
tidak Mampu
|
JUMLAH
|
34
|
100%
|
|
Berdasarkan
data pada tabel 4.2.3 dapat dijelaskan bahwa dari 34 responden yang dijadikan
sumber data penelitian terdapat 20 responden atau 58,82% yang mencapai nilai
kemampuan minimal 75% dengan rincian yaitu 20 responden atau 58,82% yang
memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 100%, 10 responden atau 29,41% yang
memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 80%. Sisa responden yaitu 4 responden
atau 11,76% yang memperoleh skor 1 atau mencapai kemampuan 70% merupakan
responden yang memperoleh nilai tidak mencapai kemampuan minimal 75%.
Berdasarkan
deskripsi perolehan skor dan nilai pada aspek menggunakan kata penghubung
antarklauasa, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa
kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek penggunaan kata penghubung
antarklausa sebagian mampu yaitu 30 responden (88,23%) dan sebagian kecil tidak
mampu yaitu 4 responden (11,76%). Namun kemampuan menulis paragraf eksposisi
secara klasikal pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa dikategorikan
tidak mampu. Dikatakan demikian, kemampuan siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1
Atambua pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa mencapai 88,23%. Hal
ini menunjukkan bahwa siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua secara klasikal
dalam menggunakan kata penghubung antarklausa mampu karena siswa yang memiliki
kemampuan minimal 75% mencapai 88%.
Kemampuan
Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Pembahasan Dinyatakan dengan Bukti-bukti
yang Kongret
Data kemampuan
menulis paragraph eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada
aspek pembahasan bersifat logis dapat dilihat pada tabel 4.2.4 brikut ini.
Tabel 4.2.4
Distribusi Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Pembahasan
Dinyatakan dengan Bukti-bukti yang Kongkret
NO
|
SKOR
|
NILAI
|
FREKUENSI
RESPONDEN
|
PRESENTASE
%
|
KATEGORI
|
1
|
3
|
100
|
26
|
76,47%
|
Mampu
|
2
|
2
|
80
|
6
|
17,64%
|
Mampu
|
3
|
1
|
70
|
2
|
5,88%
|
Tidak Mampu
|
JUMLAH
|
34
|
100%
|
|
Berdasarkan
data pada tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa dari 34 responden yang dijadikan
sumber data penelitian terdapat 32 responden atau 94,07% yang mencapai nilai
kemampuan minimal 75% dengan rincian yaitu 26 responden atau 76,47% yang
memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 100%, 6 responden atau 17,64% yang
memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 80%. Sisa responden yaitu 2 responden
atau 5,88% yang memperoleh skor 1 atau mencapai kemampuan 70% merupakan
responden yang memperoleh nilai tidak mencapai kemampuan minimal 75%.
Berdasarkan deskripsi perolehan skor dan nilai pada aspek menggunakan kata
penghubung antarklauasa, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf
eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek pembahasan
bersifat logis sebagian mampu yaitu 32 responden (94,07%) dan sebagian kecil
tidak mampu yaitu 2 responden (5,88%). Namun, berdasarkan kemampuan menulis
paragraf eksposisi secara klasikal pada aspek pembahasan bersifat logis
dikategorikan mampu. Dikatakan demikian, kemampuan siswa kelas X Alam-2 SMA
Negeri 1 Atambua pada aspek tidak mempengaruhi pembaca mencapai 94,07%.
Kemampuan
Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Pembahasan Bersifat Logis
Data
kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua
pada aspek pembahasan bersifat logis dapat dilihat pada tabel 4.2.5 berikut
ini!
Tabel
4.2.5 Distribusi Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Pembahasan
bersifat logis
NO
|
SKOR
|
NILAI
|
FREKUENSI
RESPONDEN
|
PRESENTASE
%
|
KATEGORI
|
1
|
3
|
100
|
28
|
82,35%
|
Mampu
|
2
|
2
|
80
|
6
|
17,64%
|
Mampu
|
3
|
1
|
70
|
-
|
0
|
Tidak Mampu
|
JUMLAH
|
34
|
100%
|
|
Berdasarkan
data pada tabel 4.2.5 dapat dijelaskan bahwa dari 34 responden yang dijadikan
sumber data penelitian terdapat 34 responden atau 100% yang mencapai nilai
kemampuan minimal 75% dengan rincian yaitu 28 responden atau 82,35% yang
memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan100%, 6 responden atau 17,64% yang
memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 80% dan tidak ada siswa yang
memproleh skor 1 atau 70%. Berdasarkan presentase tersebut, dapat dikatakan
siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua mampu dalam menulis paragraf
eksposisi pada aspek pembahasan bersifat logis. Dikatakan mampu karena secara
klasikal kemampuan siswa mencapai nilai rata-rata 100% atau berada pada standar
yang ditentukan yakni antara 75%-100%.
Analisis
Keseluruhan Aspek Penilaian
Berdasarkan
analisis hasil laporan skor dan nilai yang diperoleh siswa kelas X Alam-2 SMA
Negeri 1 Atambua dalam menulis paragraf eksposisi dengan memperhatikan aspek
penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, menggunakan kata
penghubung antarklausa, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang
konkret, dan pembahasanya berifat logis memperlihatkan kemampuan yang
bervariasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini!
Tabel
4.3 Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X Alam-2 SMA Negeri 1
Atambua pada Keseluruhan Aspek
NO
|
ASPEK
|
%
KEMAMPUAN KLASIKAL
|
KATEGORI
|
1
|
Pembahasan bersifat informasi
|
94,07%
|
Mampu
|
2
|
Tidak mempengaruhi pembaca
|
92,88%
|
Mampu
|
3
|
Menggunakan kata penghubung
antarklausa
|
82,64%
|
Tidak Mampu
|
4
|
Penjelasan dibuktikan dengan
bukti-bukti yang konkret
|
94.07%
|
Mampu
|
5
|
Pembahasan bersifat logis
|
100%
|
Mampu
|
Kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua yang
didasarkan pada tabel tersebut, dilihat dari keseluruhan aspek yang telah
ditentukan dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1.
Kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek
penjelasannya bersifat informasi secara klasikal dikategorikan mampu karena
memperoleh presentase nilai 94,07% yakni telah mencapai kriteria kemampuan
secara klasikal minimal 85% dengan kemampuan minimal 75%.
2.
Kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek
tidak mempengaruhi pembaca secara klasikal dikategorikan mampu karena
memperoleh presentase nilai 92,88% yakni telah mencapai kriteria kemampuan
secara klasikal minimal 85% dengan kemampuanminimal 75%.
3.
Kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek
menggunakan kata penghubung antarklausa secara klasikal dikategorikan tidak
mampu karena memperoleh presentase nilai 82,64% yakni mencapai kriteria
kemampuan secara klasikal minimal 85% dengan kemampuan minimal 75%
4.
Kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek
penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret secara klasikal
dikategorikan mampu karena memperoleh presentase nilai 94.07% yakni mencapai
kriteria kemampuan secara klasikal minimal85% dengan kemampuan minimal 75%.
5.
Kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek
pembahasanya berifat logis secara klasikal dikategorikan mampu karena
memperoleh presentase nilai 100% yakni mencapai kriteria kemampuan secara
klasikal minimal 85% dengan kemampuan minimal 75%.
Interpretasi
Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil penelitian data yang diperoleh dari 34 lembar hasil tulisan siswa, dapat
dilihat persentase yang berbeda-beda (bervariasi). Adapun hasil rincian tentang
nilai presentase kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA
Negeri 1 Atambua per aspek adalah sebagai berikut.
1.
Kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dilihat
pada aspek penjelasannya bersifat informasi, persentase kemampuan sebesar
94,07% (32 responden).
2.
Kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dilihat
pada aspek tidak mempengaruhi pembaca, persentase kemampuan sebesar 92,88% (32
responden).
3.
Kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dilihat
pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa, persentase kemampuan sebesar
82,64% (28 responden).
4.
Kemampuan
menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dilihat
pada aspek penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, persentase
kemampuan sebesar 94.07% (32 responden).
5.
Kemampuan
menulis paragraph eksposisi pembahasanya berifat logis kelas X Alam-2 SMA
Negeri 1 Atambua dilihat pada aspek menulis gagasan secara logis, persentase
kemampuan sebesar 100% (34 responden).
Berdasarkan
analisis hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragraf
eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dengan memperhatikan
penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, menggunakan kata
penghubung antarklausa, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang
konkret, dan pembahasanya berifat logis masuk dalam kategori tidak mampu secara
klasikal (keseluruhan) karena siswa yang memiliki kemampuan minimal 75%
mencapai 28 responden atau 82,64% dari 34 responden. Hal ini membuktikan bahwa
siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua yang mampu dalam menulis paragraf
eksposisi belum mencapai 85%.
Berdasarkan
hasil analisis dari setiap aspek yang diteliti menunjukkan bahwa kelima aspek
yang diteliti masih ada sebagian siswa yang belum memahami kelima aspek
tersebut, terutama pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa. Hal ini
terlihat dari presentase yang dicapai siswa pada masing-masing aspek penilaian.
Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran bidang studi Bahasa Indonesia di kelas X
Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua tentang menulis paragraf eksposisi dengan
berpedoman pada penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca,
menggunakan kata penghubung antarklausa, penjelasanya dinyatakan dengan
bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis siswa yang belum
memahami kelima aspek tersebut perlu mendapat bimbingan dan latihan-latihan
yang lebih baik lagi terutama pada aspek menggunakan kata penghubung
antarklausa. Guru harus memberikan contoh, penjelasan, serta arahan kepada
siswa tentang penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca,
penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, pembahasanya berifat
logis, khususnya pada aspek menggunakan kata penghubung antarklausa. Secara
individu siswa yang tidak mampu mencapai kriteria kemampuan akan diberi
pengulangan dan bagi siswa yang telah mampu mencapai ketuntasan akan diberikan
pengayaan terhadap materi yang kurang dipahami sehingga siswa lebih memahami
materi tersebut.
Pada
aspek menggunakan kata penghubung antarklausa dalam paragraf eksposisi,
mencapai kriteria kemampuan yaitu 82,64%. Ini berarti siwa dikatakan tidak
mampu, hal tersebut aspek penggunaan kata penghubung antarklausa belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara klasikal. Kesalahan-kesalahan
penulisan karangan penggunaan kata “seperti” selalu dipakai pada awal kalimat
selain digunakan pada awal kalimat kata seperti sering dipakai untuk
mengurutkan atau merincikan sesuatu. Pemakaian kata “seperti” yang digunakan
untuk menghubungkan klausa satu dengan yang lain adalah digunakan untuk
membandingkan sesuatu. Kata penghubung antarklausa yang sering digunakan secara
tidak tepat adalah kata penghubung antarklausa “dan”. Kata “dan” ini sering
ditulis siswa untuk menulis paragraf eksposisi diletakkan pada awal kalimat.
Aspek penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret mencapai kategori
94,07% berkategori mampu, siswa memahami topik yang dipilih untuk diuraikan
menjadi paragraf eksposisi, kemudian siswa memahami salah satu ciri paragraf
ekposisi yaitu penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret. Dalam
hal ini, guru memberi pengarahan serta contoh penjelasan yang dinyatakan dengan
bukti-bukti yang konkret dalam paragraf ekposisi. Aspek pembahasanya berifat
logis 100% berkategori mampu karena mencapai kriteria kemampuan minimal 85%.
Siswa menulis memperhatikan kelogisan kalimat akan memberikan makna yang tidak
sesuai dengan apa yang ada dalam pemikiran yang akan dibaca oleh khalayak
ramai. Jadi, meskipun sudah mampu menulis paragraf eksposisi pada aspek
pembahasannya bersifat logis guru perlu memberikan penjelasan tambahan mengenai
kalimat yang logis.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa berkategori mampu
secara individual mencapai 32 responden (94.07%), sedangkan yang tidak mampu
secara individual hanya 2 responden. Secara
klasikal siswa mampu pada aspek penyusunan paragraf eksposisi pembahasan
bersifat informasi 34 responden atau 100%, tidak mempengaruhi pembaca 32
responden atau 94,07%, dan pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa
tidak mampu karena 28 responden atau 82,35%, tidak mencapai 85% pembahasan
dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret 100 responden atau 94,07,
pembahasan bersifat logis 34 responden atau 100%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan
sebelumnya maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1.
Siswa
kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua yang belum mampu atau pun yang sudah mampu
hendaknya sering berlatih dengan lebih giat lagi dalam menulis paragraf
khususnya paragraf eksposisi dengan memperhatikan aspek penjelasannya bersifat
informasi, tidak mempengaruhi pembaca, menggunakan kata penghubung antarklausa,
penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya
berifat logis.
2.
Kepada
guru SMA Negeri 1 Atambua, khususnya guru bahasa Indonesia pembahasan meteri
diharapkan disesuaikan dengan konteks siswa utamanya aspek pengetahuan dan
tingkat pendidikan. Disamping itu, guru perlu melakukan berbagai tindakan praktis
berupa pemberian latihan yang dapat memotivasi siswa agar siswa semakin
tertarik dan senang menulis, khususnya menulis paragraf eksposisi.
3.
Kepada
peneliti selanjutnya hendaknya mengadakan penelitian lebih mendalam tentang
menulis paragraf eksposisi.
Daftar
Pustaka
Arief S. Sadiman
Dkk, 1984. Media Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press.
Arikunto,
Suyono. 2013. Cara Dahsyat Membuat Skripsi.
Gus
Im: Jaya Star Nine. Dalman, H. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Gani, A Ramlan. 2014. Suka Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Gaung Prasada Press Group. Iskandarwassid, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran
Bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, dengan
PT Remaja Rosdakarya.
Kosasih,
E. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia. PT Glora Aksara Pratama:Erlangga Pujiono,
Setyawan. 2013. Cara Mudah dan Praktis dalam Menulis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suparno.
2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universita Terbuka
Syafi’ie,
Iman. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Purwanto, 2011.
Evaluasi Hasil Belajar Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Karmini
Ni Nyoman, 2010, Asessmen Penilaian Bahasa Indonesia.
Muhibin Syah, 1997:91-92, Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosda karya.
Rosyada dalam Nurhyati:, 2008
“Pembelajaran Aktif” 27 November 2016
http://sudutpendidikan7.blogspot.co.id/2015/11/pembelajaran-aktif.html
Suharsini. Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2006) hlm. 106.
Suprijono, Agus. 2006 . Cooperative
Learning ( Teori & Aplikasi PAIKEM).
Dimiyati Mudjiono, 2009. Belajar dan
Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.
Nana Sudjana, 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Purwanto, 2011.
Evaluasi Hasil Belajar Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Karmini Ni Nyoman, 2010, Asessmen
Penilaian Bahasa Indonesia.
Muhibin Syah, 1997:91-92, Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosda karya.
Rosyada dalam Nurhyati:, 2008
“Pembelajaran Aktif” 27 November 2016
http://sudutpendidikan7.blogspot.co.id/2015/11/pembelajaran-aktif.html
Suharsini. Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2006) hlm. 106.
Suprijono, Agus. 2006 . Cooperative
Learning ( Teori & Aplikasi PAIKEM).
Slameto, 2010. Belajar dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta.
Nana Sudjana, 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Wina Sanjaya, 2007. “Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan”. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.