Selasa, 22 September 2020

Pengetahuan Bahasa Indonesia

 

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X Alam-2 SMA NEGERI 1 ATAMBUA 

Oleh : Muh Hasyi

ABSTRAK      

Guru tidak cukup dengan metode tapi butuh alat peraga sebagai penyampai informasi kepada peserta didik atau siswa. Pohon ilmu yang dijadikan alat peraga oleh penulis dalam menyajikan materi tentang menganalisis unsur struktur, isi, dan kebahasaan dari teks eksposisi mampu membuat peserta didik cepat memahami materi pelajaran.

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X Alam-2 SMA NEGERI 1 ATAMBUA Muh Hasyim mhasyim20@gemail.com    

Penelitian dilatarbelakangi belum adanya peneliti yang melakukan penelitian secara khusus tentang menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua. Masalah penelitian ialah bagaimanakah kemampuan menulis paragraf  eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua. Penelitian bertujuan mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif kuantitatif. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa siswa kelas x alam-2 SMA Negeri 1 Atambua berkategori mampu secara individual mencapai 20 responden (62,5%), sedangkan yang tidak mampu secara individual mencapai 12 responden (37,5%), sehingga kemampuan menulis paragraf eksposisi kelas X  Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua tergolong tidak mampu. Aspek penggunaan kata penghubung antarklausa dikategorikan tidak mampu. Bukti yang kongkret 30 responden atau 93,75, pembahasan bersifat logis 32 responden atau 100%.

Kata kunci: Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Sesuai hasil pertemuan kepala sekolah dengan dewan guru SMA Negeri 1 Atambua awal  Juni 2018. Saya  termasuk  di antara 5 orang guru smansa Atambua yang dipilih menjadi guru imbas. Ini merupakan komitmen dari fasilitator daerah, kepala sekolah, dan pengawas serta pejabat UPT Belu Malaka, dan TTU NTT setelah mengikuti kegiatan program pemerataan mutu guru pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus di Makassar.

Saya Muh Hasyim, S.Pd selanjutnya disebut penulis mewakili rumpun Bahasa Indonesia, Cyprianus Mau, S.Pd M.Ed  rumpun Bahasa Inggeris, Dominngus Berek, S.Pd rumpun  Geografi, Nurwahidah, S,Si M.Pd rumpun Matematika, Viktoria M. A. Triastuti, S.Pd rumpun Biologi. Kami dipilih sebagai guru imbas dengan Fasilitator Daerah Laurensia Miin, S.Pd.  dari SMA Negeri 1 Atambua. Fasilitator Daerah selanjutnya ditulis sebagai fasda.

Di bawah fasda, kami melakukan pertemuan pertama bersama guru imbas terpilih dari SMKN 1 Atambua dan SMA Katholik Suria Atambua di UPT Wilayah II Belu Malaka TTU. Guru imbas dari kedua sekolah tersebut didampingi masing-masing oleh fasdanya. Pertemuan saat itu, hari Jumat pukul 16.15 wita sampai dengan pukul 18.15 wita dipimpin oleh pimpinan UPT Wilayah II Belu Malaka TTU Bapak Aleks bersama Bapak Marianus Antoni Kepala SMA Negeri 1 Atambua di ruang kerja kantor UPT Wilayah II Belu Malaka TTU.

Dalam pertemuan itu, disepakati masing-masing guru imbas mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba kreasi guru mata pelajaran tahun 2018. Selain itu, disepakati pula dalam membuat kreasi disesuaikan dengan memilih salah satu RPP terintegrasi literasi.

Berdasarkan hasil kesepakatan itu, atas petunjuk kepala sekolah dan fasda, saya mulai melakukan persiapan. Persiapan pertama menyusun perangkat pembelajaran  kelas X K13. Tepatnya awal bulan Juli 2018  perangkat saya ditandatangai kepala sekolah. 

K13 (Kurikulum 2013) tidak lazim di telinga kita. Tapi untuk mengeksekusi di kelas bagi saya baru pertama mau memulai. Karena selama 3 tahun terakhir ini saya mengajar menggunakan K06 atau KTSP. Tentu kita sama mengetahui antara K06 dan K13 berbeda. Berbeda dalam penyajian materi, jenis tagihan, penilaian, dan lainnya.

Berangkat dari baru memulai menggunakan K13 ini, setelah liburan sekolah masuk, saya mencoba menyeleksi kembali beberapa KD dalam perangkat yang sudah disusun.

KD yang terseleksi rata-rata berbicara tentang teks. Contohnya teks lho, teks eksposisi, teks anekdot, dan lain-lain. Saya berpikir bagaimana cara menyajikan materi yang berkaitan dengan KD itu supaya siswa dapat memahami dengan mudah.

Sedang dalam pencarian, fasda juga mengundang guru imbas untuk bertemu menentukan KD dan bentuk kreasi yang terintegrasi literasi. Ketika ditanya oleh fasda, kreasi apa yang akan diikutkan dalam lomba, saya secara spontan menjawab pohon unik. Selanjutnya atas usul saran dari teman serumpun MGMP Bahasa Indonesia Dra Rita Utami, pohon unik cocok digunakan sebagai alat peraga untuk KD yang berbicara tentang teks. Hanya kalau boleh namanya bukan unik tapi ilmu. Maka selanjutnya saya menamakan pohon unik itu menjadi pohon ilmu sebagai alat peraga untuk mata pelajaran bahasa Indonesia kelas x semester satu.

Kajian Pustaka

Pengertian Menulis

Dalman (2012: 4) menulis adalah proses penyampaian pikiran, angan-angan, prasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna. Dalam kegiatan menulis terdapat suatu kegiatan merangkai, menyusun, melukiskan suatu lambang/tanda tulisan berupa kumpulan huruf yang membentuk kata. Kumpulan kata membentuk kelompok kata atau kalimat, kumpulan kalimat membentuk paragraf, kumpulan paragraf membentuk wacana atau paragraf yang utuh dan bermakna. Menulis pada hakikatnya adalah kegiatan menuangkan gagasan tanggapan, pendapat, perasaan, kegiatan dan kemauan serta informasi ke dalam kebahasa tulis kemudian mengirimkannya kepada orang lain (Syafi’ie, 1988: 45).

 Suparno (2002: 13) mengemukakan bahwa menulis dapat didefinisikan sebagai satu kegiatan penyampaian pesan atau komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya. Dengan menulis manusia dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.

Proses Menulis               

Menurut (Pujiono Setyawan 2013: 5), Selama proses menulis, seseorang perlu serangkaian aktivitas yang melibatkan beberapa fase. Fase-fase tersebut yaitu: tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan.

Pengertian Paragraf

 Paragraf menurut Gani 2013: 21) merupakan bagian-bagian paragraf yang terdiri dari kalimat-kalimat yang berhubung-hubungan secara utuh dan padu serta merupakan kesatuan pikiran. Di bidang bentuk pada umumnya paragraf terdiri dari sejumlah kalimat, atau dengan kata lain merupakan kumpulan dari sejumlah kaliamat meskipun ada juga yang hanya terdiri dari satu kalimat atau satu kata, misalnya kalimat penutup pada surat yang sering hanya berupa kata terima kasih. Sejumlah kalimat itu kait-mengait sehingga membentuk suatu kesatuan. Di bidang makna, paragraf itu merupakan suatu informasi yang memiliki ide pokok sebagai pengendalinya (Ramlan, 2013: 22).

Jenis Paragraf               

Menurut Dalman (2012: 93) ada lima jenis paragraf yaitu sebagai berikut:

1.Paragraf Bahasan (Argumentasi)

2.Paragraf Pelukisan (Deskripsi)

3.Paragraf Kisahan (Narasi)

4.Paragraf Bujukan (Persuasi)

Paragraf Paparan (Eksposisi)

 Menurut Gani A. Ramlan (2014: 104) eksposisi artinya paparan, dengan paparan penulis menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Setelah membaca, seseorang akan mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut.

Oleh karena itu, paragraf eksposisi adalah paragraf yang bersifat menginformasikan, menerangkan, menjelaskan, atau memaparkan sebuah benda, gagasan, atau ide.

Ciri-ciri Paragraf Eksposisi

Menurut E. Kosasih, (2008: 106) dalam paragraf eksposisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Penjelasannya bersifat informasi

2) Pembahasan masalahnya bersifat objektif

3) Tidak mempengaruhi pembaca

4) Penjelasannya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada)

5) Pembahasannya bersifat logis dan sistematis.

Pembelajaran Menulis Paragraf Eksposisi di SMA Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 1 Atambua ditemukan bahwa ternyata pembelajaran menulis paragraf eksposisi dipelajari di Kelas X pada semester I. Pembelajaran menulis paragraf eksposisi tersebut umumnya mengacu pada KTSP yang diterbitkan oleh Depdiknas. Pembelajaran menulis paragraf eksposisi diajarkan secara khusus yang bergabung dengan pokok bahasan menulis paragraf deskriptif dan naratif. Dalam penelitian ini hanya terfokus pada menulis paragraf eksposisi sebagai objek penelitian. Salah satu bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang perlu dicermati dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran menulis khususnya paragraf eksposisi. Pembelajaran menulis paragraf eksposisi dalam KTSP di kelas X dipelajari pada semester I dengan standar kompetensi mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, dan eksposisi). Dari standar itu kemudian dijabaran dalam kompetensi dasar yakni menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam paragraf eksposisi. Keterampilan menulis teks eksposisi diajarkan kepada siswa dengan tujuan agar siswa mampu menulis teks eksposisi dengan bahasa yang baik dan benar, koheren sesuai dengan karakteristik teks. Adapun indikator sebagai berikut: (1) mendaftar topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf eksposisi, (2) mengembangkan paragraf eksposisi, (3) menggunakan kata penghubung antarklausa (dan, kalau, karena,tetapi, seperti, dengan, dll.) dalam paragraf eksposisi, (4) menyunting paragraf eksposisi yang ditulis teman. Pembelajaran paragraf eksposisi dilaksanakan sebanyak dua kali atau sebanyak 180 menit (4 x 45 menit). Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam paragraph eksposisi yaitu (1) Aspek penjelasannya bersisafat informasi (2) tidak mempengaruhi pembaca (3) menggunakan kata penghubung antar klausa (4) penjelasannya dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret (5) pembahasannya bersifat logis.

Pohon ilmu adalah pohon kreasi guru (Muh Hasyim) sebagai alat peraga mengajar  membantu pemahaman peserta didik (SMA Negeri 1 Atambua) terhadap sajian materi. Mengikuti lomba inovasi guru di daerah 3T 2018.

MASALAH

Ada kesulitan yang dihadapi dalam mengaktualisasikan  beberapa kompetensi dasar yang disajikan di semester 1 untuk kelas x. Misalnya teks lho, teks eksposisi, dan sejenisnya.

Belum pernah menyajikan materi dalam bentuk teks, sehingga penulis belum mempunyai bayangan untuk menyajikan materi dimaksud. Ditambah lagi fasilitas pendukung seperti buku paket atau buku cetak Bahasa Indonesia kelas X di perpustakaan terbatas. Sementara jumlah siswa kelas X SMA Negeri 1 Atambua untuk tahun pelajaran 2018/2019 432 siswa. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan jumlah buku paket atau buku cetak kelas X yang hanya berjumlah kurang lebih 160 eksemplar.

Bukan hanya itu, ditambah lagi kebiasaan siswa di Belu dikenal dengan malas bertanya ketika diberi kesempatan untuk bertanya oleh guru. Tetapi siswa tidak mau mendapat nilai kurang dan harus naik kelas.

Kebiasaan malas bertanya terbawa dari kelas-kelas sebelumnya waktu di SD dan SMP. Selain itu, siswa kadang malu bertanya karena konstruksi kalimatnya terpengaruh dengan bahasa pertama atau bahasa ibu. Kemungkinan juga karena kurang banyak menguasai kosa kata.

Sudah malas bertanya, kurang rajin membaca buku sumber dan buku penunjang tapi mau mendapat nilai baik dan naik kelas.

Bertolak dari uraian masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

Model alat peraga yang bagaimana yang mampu mengaktualisasikan KD-KD yang terintegrasi dengan literasi agar siswa lebih mudah memahami materi yang disajikan.

 

 

TUJUAN

Penulis memilih alat peraga yang diberi nama pohon ilmu dengan alasan berikut ini.

Pembuatan pohon ilmu sebagai alat peraga mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan:

1.        Menyebarluaskan alat peraga hasil kreasi guru untuk menginspirasi sesama guru di daerah 3T dalam rangka penyebaran mutu pendidikan.

2.        Mengembangkan sikap  komunikatif, sosial, tanggungjawab dan sikap kreatif sebagai konsekuensi pendidikan yang berkarakter .

3.        Mendorong kegiatan siswa agar lebih cepat  memahami materi yang disajikan oleh guru.

 

Pemakaian alat peraga merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan yang mendalam dalam mengajar, panca indra dan seluruh kesanggupan seorang siswa perlu  dirangsang, digunakan dan dilibatkan. Sehingga  tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah “ mendengar” melalui pendengaran, anak mengikuti peristiwa-peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapatkan mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan.

Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Seiring dengan apa yang pernah penulis baca dari tulisan Henry Guntur Tarigan tentang pemengaruh menyimak atau mendengarkan hingga 60%.

Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau apa yang diceritakan langsung “dilihat melalui sebuah gambar “. Dengan demikian, melalui” mendengar “ dan “ melihat” akan diperoleh kesan yang jauh lebih mendalam. 

Manfaat penggunaan alat peraga bagi guru dan siswa

a). Bagi Siswa di antaranya adalah:

1.        Memusatkan perhatian siswa;

2.        Menarik minat siswa untuk belajar;

3.        Mempermudah penguasaan materi pelajaran;

4.        Merangsang daya fikir dan nalar siswa;

5.        Meningkatkan daya imajinasi dan kreatifitas siswa.

b). Bagi Guru di antaranya adalah:

1.             Mempermudah penyampaian materi pelajaran yang bersifat abstrak;

2.             Memperluas cakupan materi pelajaran;

3.             Mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran;

4.             Menciptakan suasana pembelajaran kondusif;

5.             menghindari pembelajaran verbalisme;

6.             menciptakan pembelajaran efektif dan efisien.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu mendeskripsikan data penelitian secara objektif tentang kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua, sedangkan kuantitatif maksudnya data yang terkumpul diolah berdasarkan prinsip-prinsip statistik. Ditinjau dari jenisnya, penelitian ini dikategorikan peneltian sekolah. Dikatakan demikian, karena data penelitian ini diperoleh di sekolah dengan keterlibatan langsung peneliti ke sekolah tempat penelitian.

 

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada rentang waktu bulan Agustus sampai dengan September 2019. Perencanaan dimulai dari minggu ke-2 Agustus, kemudian tindakan siklus I dan II dilaksanakan pada minggu ke-3 Agustus sampai awal September 2018, dilanjutkan dengan penyusunan laporan dan seminar yang diperkirakan pada selesai minggu ke-2 bulan September. 

 

Tempat Penelitian

Mengingat peneliti adalah salah satu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X, maka penelitian ini dilaksanakan di kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua Tahun Pelajaran 2018/2019.

 

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan ( filed research). Yaitu peneliti terlibat langsung ke lapangan atau sekolah tempat sampel guna memperoleh data penelitian.

 

 

Populasi

Populasi menurut Arikunto (2013: 65) adalah keseluruhan subjek penelitian, maka populasi penelitian penulis menyesuaikan dengan keadaan yaitu hanya siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua Tahun Pelajaran 2018/2019.

Tabel 3.2.1 Sebaran Sampel Kelas X   SMA Negeri 1 AtambuaTahun Ajaran 2018/2019

NO.

KELAS

JUMLAH

1

X Alam-1

35

2

X Alam-2

33

3

X Alam-3

34

4

X Alam-4

34

Jlh

                    Empat Kelas

136

Sumber: Kepala Tata Usaha SMA Negeri 1 Atambua

 

Sampel Penelitian

Arikunto (2001: 23 mengatakan bahwa jika jumlah populasi lebih dari 100 orang maka yang menjadi sampel 10 atau 15% dari total populasi, akan tetapi jika jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka seluruh populasi akan menjadi sampel dalam penelitian.

Berdasarkan pendapat di atas, maka teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel bukan total sampling. Maksudnya  tidak seluruh populasi akan menjadi sampel dalam penelitian ini tetapi hanya siswa kelas x Alam-2.

Untuk lebih jelasnya keadaan sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2.2 Sebaran Sampel Kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua Tahun Ajaran 2018/2019

NO.

NIS

NAMA

1

11991

ABEL JOHANES NGONGO

2

11994

ADRIANO DANIEL KOLO

3

12006

AGUSTINUS DEDEMUS SERAN

4

12015

ALGONIUS DENY SERAN

5

12025

ANASTASIA ADRIANI DE ROSARY

6

12050

ARKAJAEL JERIANUS SEDA WEA

7

12064

BEATRIS OLIVEIRA

8

12067

BERGITA CENDANA TIARA PUSPARANI

9

12068

BERNADETHA EMANUELA BESIN

10

12072

CARLOTA ANGELA MARICI LAU

11

12073

CAROLA ANUGRAH PUTRI BERE

12

12085

CLAUDIA ZYTA TOBU

13

12125

FARDINAL PRATAMA PUTRA

14

12165

IMANUEL JANUAR SOARES

15

12176

JELITA DO SANTOS

16

12184

JONIA IMACULADA DA COSTA SOARES

17

12192

JULIAN KARTIKA EDRIS SANTOSO

18

12216

LUDOVIKUS ANDRIAN TAHU

19

12224

MARIA ANGELIKA DJAGA

20

12245

MARIA GRACIA OUF

21

12248

MARIA KARANI SAPUTRI

22

12266

MARIA YOSEF USBOKO

23

12273

MARSELINA DEVITA MANEK

24

12278

MAYA TRIANA SIAMA

25

12288

MONICA ALVES

26

12314

PUTRI FEBRIANI

27

12357

SOFRONIA MARSIANA SERAN

28

12362

STEVANIA KLARITA PRIMA LAKU LOI

29

12363

SYAHRUL MUBARAKH

30

12365

TESA MARGARETHA TEHE NUBEIN

31

12378

VIENNYE WILHELMINA DJAWA

32

12384

WILLIAM FLORISTIO ORIONY MALI

33

12410

YULIANTO ARDI WUNGGU BELEN

34

12414

YUNUS VALENTINO NABUASA

Sumber: Kepala Tata Usaha SMA Negeri 1 Atambua

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menulis paragraf. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa, selanjutnya siswa diberikan tugas menulis paragraf. Sebelum  menulis paragraf, terlebih dahulu siswa menulis kerangka paragraf yang berkaitan dengan topik. Tes ini dilakukan dalam satu kali pertemuan selama 90 menit atau 2 x 45 menit (2 jam pelajaran). Panjang paragraf minimal 4 paragraf atau minimal 100 kata. Topik paragraf yang telah disediakan yaitu:

1.Pengolahan sampah di lingkungan tempat tinggal anda

2.Menjaga kebersihan lingkungan sekolah

 

Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari hasil tulisan siswa setelah terkumpul, diolah untuk menentukan tulisan yang bercorak, setelah itu, diamati sesuai dengan aspek yang diteliti.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan seperti berikut ini.

1.      Peneliti mengumpulkan siswa dalam ruangan kelas.

2.      Peneliti menyiapkan tema paragraf yang akan disusun menjadi sebuah paragraf eksposisi.

3.       Siswa menyiapkan alat-alat tulis yang mendukung kegiatan menulis paragraf.

4.      Peneliti membagikan instrument kepada siswa

5.      Peneliti memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang petunjuk instrument.

Siswa diberi kesempatan untuk menulis paragraf eksposisi berdasarkan tema yang dipilih di pohon ilmu. Topik dan kata-kata kunci yang telah disiapkan diisi dalam daun pohon ilmu. Kemudian siswa secara bergantian dari tiap kelompok maju dan memilih topik. Topik yang dipilih dijadikan bahan untuk menulis karangan sesuai kerangka yang telah dibuat. Selanjutnya secara individu mulai menulis karangan eksposisi sesuai kriteria yang diberikan guru.

6.      Setelah waktu yang diberikan selesai, lembar kerja siswa dikumpul.

7.       Peneliti yang juga guru memeriksa lembar kerja siswa.

 

Teknik Penilaian

Tulisan siswa, dalam penelitian ini dinilai dengan menggunakan skor.

Selanjutnya, model penilaian tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.5 Skor Penilaian

No

Aspek Peniaian

Hal Yang Dinilai

Nilai

Skor Maksimal

1

Aspek penjelasannya bersifat informasi

 

Semua kalimat bersifat informasi

3

3

Terdapat 1-2 kalimat bersifat informasi

2

Terdapat 3 atau lebih kalimat tidak bersifat informasi

1

2

Aspek tidak mempengaruhi pembaca

Semua kalimat tidak mempengaruhi pembaca

 

3

 

 

3

Terdapat 1-2 kalimat tidak mempengaruhi pembaca

2

Terdapat 3 atau lebih kaliamat tidak mempengaruhi pembaca Terdapat 3 atau lebih kaliamat tidak mempengaruhi pembaca

 

1

 

3

Aspek menggunakan kata penghubung antar klausa

Paragraph yang ditulis menggunakan kata penghubung secara tepat

3

3

Terdapat 1-2 yang tidak tepat penggunaan kata penghubung antarklausanya

2

Terdapat 3 atau lebih yang tidak tepat penggunan kata penghubung antarklausanya

1

4

Aspek penjelasannya dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret

Semua penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret Semua penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret

3

3

Terdapat 1-2 penjelasanya tidak dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret

2

Teradapat 3 atau lebih penjelasannya tidak dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret

1

5

Aspek pembahasannya bersifat logis

Semua pembahasannya bersifat logis

3

3

Terdapat 1-2 pembahasannya ditulis tidak logis Terdapat 1-2 pembahasannya ditulis tidak logis

2

Teradap 3 atau lebih pembahasannya tidak logis

1

 

Jumlah Skor Maksimal

15

Sumber: SMA Negeri 1 Atambua

 

Teknik Analisis Data

 Data-data yang terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya diolah dan ditabulasi berdasarkan klasifikasi skor masing-masing siswa. Selanjutnya, data-data yang ditemukan diuraikan secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase sesuai dengan prinsip statistik. Tingkat kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa mengacu pada kemampuan, yaitu suatu anggapan bahwa secara individual siswa dianggap mampu apabila memiliki penguasaan minimal 75% dari setiap aspek yang dinilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Untuk mengetahui kategori kemampuan menyusun paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua digunakan rumus dengan membagi perolehan skor yang diperoleh siswa dengan jumlah keseluruhan skor (maksimum) dikali 100%. Rumus yang digunakan untuk menentukan persentase ketuntasan siswa secara individual adalah:

KI= jumlah skor yang diperoleh x 100%

      Jumlah skor maksimal

(Sumber: SMA Negeri 1 Atambua)

Rumus yang dipakai untuk menentukan ketuntasan pembelajaran siswa secara klasikal adalah:

KK= jumlah siswa yang secara individual memperoleh persentase ≥75x 100%

       Jumlah keseluruhan siswa

(Sumber: SMA Negeri 1 Atambua)

Dari persentase yang diperoleh, baik untuk kemampuan siswa secara individual maupun secara klasikal selanjutnya diacukan pada penilaian yang telah ditetapkan untuk menentukan kemampuan siswa. Untuk lebih jelasnya berikut adalah tabel penilaian kemampuan.

Tabel 3.6 Kriteria Kategori Kemampuan

KATEGORI KEMAMPUAN

RENTANGAN SKOR KESELURUHAN

PERSENTASE KEMAMPUAN RESPONDEN

Mampu

12-15

80%-100%

Tidak mampu

1-11

6,66%-73,33%

 Sumber: SMA Negeri 1 Atambua

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Siswa dikatakan mampu apabila responden mencapai skor 12-15, atau persentase kemampuan responden 80% - 100%

 2. Siswa dikatakan tidak mampu apabila responden mencapai skor 1-11, atau persentase kemampuan responden 6,66% - 73,33%

Hasil Penelitian

Dalam bab ini disajikan hasil penelitian. Hasil penelitian tersebut berkaitan dengan tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf eksposisi Siswa Kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif yang disajikan dalam tiga tahap. Tahap pertama, penyajian deskripsi hasil penelitian skor secara keseluruhan yang dicapai oleh siswa dalam menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan rumus kemampuan. Tahap kedua, penyajian pada setiap aspek. Aspek yang dimaksud sesuai dengan aspek penilaian dalam penelitian ini yakni:(1) penjelasannya bersifat informasi, (2) tidak mempengaruhi pembaca, (3),pembahasan bersifat logis (4), penjelasannya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan (5) pembahasanya berifat logis. Tahap ketiga penyajian deskripsi hasil penelitian pada nilai yang diperoleh seluruh aspek untuk memperoleh rata-rata hasil yang dicapai pada penulisan paragraf eksposisi. Dalam penelitian menulis paragraf  eksposisi kelas X Alam-2 di SMA Negeri 1 Atambua yang menjadi subjek penelitian ini dilakukan dengan perencanaan dan pelaksanaan yang matang. Peneliti dan supervisor sebagai guru pengajar bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Atambua di kelas X saling bekerja sama dengan baik untuk menyukseskan penelitian ini.

Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan perolehan skor berdasarkan kemampuan menulis paragraf  eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA negeri 1 Atambua dapat dilihat pada tabel perolehan skor secara menyeluruh berikut ini.

Tabel 4.1 Hasil Perolehan Skor Total Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X Alam-2 SMA Negeri  1 Atambua

no

urut

aspek

pbi

aspek

tmp

aspek

mkpa

aspek

pdbk

aspek

pbl

total

skor

presentase

%

ketegori

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

2

2

3

2

3

12

80%

mampu

2

2

3

2

3

2

12

80%

mampu

3

3

2

2

3

2

12

80%

mampu

4

2

3

3

2

2

12

80%

 mampu

5

3

2

3

3

2

13

86%

mampu

6

2

2

3

3

2

12

80%

mampu

7

2

3

3

3

3

14

93%

mampu

8

3

3

2

3

3

14

93%

mampu

9

2

2

3

3

2

12

80%

mampu

10

3

3

3

3

3

15

100%

mampu

11

3

3

3

3

3

15

100%

mampu

12

2

3

3

3

3

14

93%

mampu

13

3

3

3

3

3

15

100%

mampu

14

2

2

3

2

3

12

80%

mampu

15

3

3

3

2

3

14

93%

mampu

16

2

3

2

2

2

11

73%

tidak mampu

17

3

3

2

3

3

14

93%

mampu

18

3

3

3

3

3

15

100%

mampu

19

3

3

3

2

3

14

93%

mampu

20

2

3

3

3

2

13

86%

mampu

21

2

3

3

3

2

13

86%

mampu

22

3

3

3

3

3

15

100%

mampu

23

3

3

3

3

3

15

100%

mampu

24

3

2

3

2

3

13

86%

mampu

25

3

3

3

3

3

15

100%

mampu

26

2

3

2

3

3

13

86%

mampu

27

3

3

3

3

3

15

100%

mampu

28

3

3

3

3

3

15

100%

mampu

29

3

3

3

3

3

15

100%

mampu

30

3

3

3

3

3

15

100%

mampu

31

3

3

3

2

2

13

86%

mampu

32

2

2

3

2

3

12

80%

mampu

33

2

2

2

2

2

10

66%

tidak mampu

34

2

2

2

2

2

12

80%

mampu

 

TM 

:

Tidak Mampu

M 

:

Mampu

PBI 

:

Pembahasan Bersifat Informasi

TMP 

:

Tidak Mempengaruhi Pembaca

MKPA 

:

Pembahasan bersifat logis.

PDBK 

:

Penjelasan Dinyatakan dengan Bukti-bukti yang Kongkret Penjelasan Dinyatakan dengan Bukti-bukti yang Kongkret

PBL

:

Pembahasan Bersifat Logis. Pembahasan Bersifat Logis.

 

 Berdasarka hasil penelitian yang terlihat pada tabel 4.1 tersebut, diperoleh informasi bahwa:

1.      Sebanyak 32 responden atau 94,11% tergolong kategori mampu dalam menulis paragraf eksposisi dengan memperhatikan penjelasanya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, pembahasan bersifat logis, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis dengan rincian, 12 responden memperoleh skor 15 atau mencapai kemampuan 100%, 6 responden memperoleh skor 14 atau mencapai kemampuan 93%, 6 responden memperoleh skor 13 atau mencapai kemampuan 86%, 8 responden memperoleh skor 12 atau mencapai kemampuan 80%.

2.      Sebanyak 2 responden atau 5,88% berkategori tidak mampu dalam menulis paragraf eksposisi dengan memperhatikan penjelasanya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, pembahasan bersifat logis, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis, dengan rincian, 1 responden memperoleh skor 11 atau mencapai kemampuan 73,33%, 1 responden memperoleh skor 10 atau mencapai kemampuan 66,66%. 

3.      Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang perolehan skor kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Atambua

KATEGORI     

FREKUENSI

PRESENTASE %

Mampu

26

76,47%

Tidak Mampu

8

23,52%

Jumlah

34

100%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diperoleh data bahwa dari 34 responden yang dijadikan sumber data penelitian terdapat 26 responden (76,47%) mampu menulis paragraf eksposisi dan 8 responden (23,52%) tidak mampu. Adapun setelah diketahui jumlah responden yang mampu dalam menulis paragraf eksposisi dengan memperhatikan penjelasanya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, pembahasan bersifat logis, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis, maka selanjutnya data tersebut dimasukkan ke dalam rumus kemampuan menulis paragraf ekposisi secara klasikal sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.

        KK= Jumlah Siswa yang secara individual memperoleh presentase ≥75x100%

                                Jumlah keseluruhan siswa

            = 26 x100%

                    34

            =76,47%

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Atambua secara klasikal dikategorikan dalam kategori tidak mampu. Hal tersebut disebabkan oleh presentase kemampuan siswa yang memiliki kemampuan minimal 75% tidak mencapai 85%, dalam hal ini presentase kemampuan klasikal hanya mencapai 76,47%.

Deskripsi Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada Aspek Pembahasan Bersifat Informasi Berdasarkan hasil pengolahan data tentang kemampuan menulis paragraf ekposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek penjelasannya bersifat informasi yang terdapat pada tabel 4 tersebut, menunjukkan skor yang diperoleh berkisar antara 1-3.

Data kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek penjelasannya bersifat informasi dapat dilihat pada tabel 4.2.1 berikut ini!

NO

SKOR

NILAI

FREKUENSI

RESPONDEN

PRESENTASE

%

KATEGORI

1

3

100

26

76,47%

mampu

2

2

80

8

23,52%

mampu

3

1

70

0

 

-

jumlah

34

100%

 

Pada tabel 4.2.1 menunjukkan bahwa diantara 34 siswa yang dijadikan sampel, terdapat 34 siswa (100%) yang termasuk kategori mampu dalam menulis paragraf eksposisi pada aspek pembahasan bersifat informasi. Tiga puluh empat siswa tersebut masing-masing memperoleh skor 3 (100%) sebanyak 28 siswa dan yang memperoleh skor 2 (80%) sebanyak 6 siswa dan tidak ada siswa yang memperoleh skor 1(70%). Sebaran responden sebanyak 34 siswa dengan jumlah siswa yang memperoleh presentase ≥75% pada aspek pembahasan bersifat informasi 34 siswa dengan rincian 28 siswa memperoleh skor 3 dan 6 siswa memperoleh skor 2 dalam kategori mampu. Pada sisi yang lain tidak ada siswa yang memperoleh skor 1 dalam kategori tidak mampu. Rata-rata kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek pembahasan bersifat informasi yakni: P= 34 x 100% 34 P = 100% Berdasarkan presentase tersebut, dapat dikatakan siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua mampu dalam menulis paragraf eksposisi pada aspek pembahasan bersifat informasi. Dikatakan mampu karena secara klasikal kemampuan siswa mencapai nilai rata-rata 100% atau berada pada standar yang ditentukan yakni antara 75%-100%.

Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Tidak Mempengaruhi Pembaca

Data kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek tidak mempengaruhi pembaca dapat dilihat pada tabel 4.2.2 berikut ini.

NO

SKOR

NILAI

FREKUENSI

RESPONDEN

PRESENTASE

%

KATEGORI

1

3

100

24

70,58%

Mampu

2

2

80

8

23,52%

Mampu

3

1

70

2

5,88%

Tidak Mampu

JUMLAH

34

100%

 

Berdasarkan data pada tabel 4.2.2 dapat dijelaskan bahwa dari 34 responden yang dijadikan sumber data penelitian terdapat 32 responden atau 94,12% yang mencapai nilai kemampuan minimal 75% dengan rincian yaitu 24 responden atau 70,58% yang memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan100%, 8 responden atau 23,52% yang memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 80%. Sisa responden yaitu 2 responden atau 0,58% yang memperoleh skor 1 atau mencapai kemampuan 70% merupakan responden yang memperoleh nilai tidak mencapai kemampuan minimal 75%. Berdasarkan deskripsi perolehan skor dan nilai pada aspek tidak mempengaruhi pembaca, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek tidak mempengaruhi pembaca sebagian mampu yaitu 32 responden (94,12%) dan sebagian kecil tidak mampu yaitu 2 responden (0,58%). Namun, berdasarkan kemampuan menulis paragraf eksposisi secara klasikal pada aspek tidak mempengaruhi pembaca dikategorikan mampu. Dikatakan demikian, kemampuan siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek tidak mempengaruhi pembaca mencapai 94,11%.

Kemampuan Menulis Paragraf  Eksposisi pada Aspek Menggunakan Kata Penghubung Antarklauasa

Data kemampuan menulis paragraph eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Atambua pada aspek pembahasan bersifat logis dapat dilihat pada tabel 4.2.3 brikut ini.

Tabel 4.2.3 Distribusi Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Menggunakan Kata Penghubung Antarklausa

NO

SKOR

NILAI

FREKUENSI

RESPONDEN

PRESENTASE

%

KATEGORI

1

3

100

20

58,82%

Mampu

2

2

80

10

29,41%

Mampu

3

1

70

4

11,76%

tidak Mampu

JUMLAH

34

100%

 

Berdasarkan data pada tabel 4.2.3 dapat dijelaskan bahwa dari 34 responden yang dijadikan sumber data penelitian terdapat 20 responden atau 58,82% yang mencapai nilai kemampuan minimal 75% dengan rincian yaitu 20 responden atau 58,82% yang memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 100%, 10 responden atau 29,41% yang memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 80%. Sisa responden yaitu 4 responden atau 11,76% yang memperoleh skor 1 atau mencapai kemampuan 70% merupakan responden yang memperoleh nilai tidak mencapai kemampuan minimal 75%.

Berdasarkan deskripsi perolehan skor dan nilai pada aspek menggunakan kata penghubung antarklauasa, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa sebagian mampu yaitu 30 responden (88,23%) dan sebagian kecil tidak mampu yaitu 4 responden (11,76%). Namun kemampuan menulis paragraf eksposisi secara klasikal pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa dikategorikan tidak mampu. Dikatakan demikian, kemampuan siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa mencapai 88,23%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua secara klasikal dalam menggunakan kata penghubung antarklausa mampu karena siswa yang memiliki kemampuan minimal 75% mencapai 88%.

Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Pembahasan Dinyatakan dengan Bukti-bukti yang Kongret

Data kemampuan menulis paragraph eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek pembahasan bersifat logis dapat dilihat pada tabel 4.2.4 brikut ini.

Tabel 4.2.4 Distribusi Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Pembahasan Dinyatakan dengan Bukti-bukti yang Kongkret

NO

SKOR

NILAI

FREKUENSI

RESPONDEN

PRESENTASE

%

KATEGORI

1

3

100

26

76,47%

Mampu

2

2

80

6

17,64%

Mampu

3

1

70

2

5,88%

Tidak Mampu

JUMLAH

34

100%

 

 

Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa dari 34 responden yang dijadikan sumber data penelitian terdapat 32 responden atau 94,07% yang mencapai nilai kemampuan minimal 75% dengan rincian yaitu 26 responden atau 76,47% yang memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 100%, 6 responden atau 17,64% yang memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 80%. Sisa responden yaitu 2 responden atau 5,88% yang memperoleh skor 1 atau mencapai kemampuan 70% merupakan responden yang memperoleh nilai tidak mencapai kemampuan minimal 75%. Berdasarkan deskripsi perolehan skor dan nilai pada aspek menggunakan kata penghubung antarklauasa, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek pembahasan bersifat logis sebagian mampu yaitu 32 responden (94,07%) dan sebagian kecil tidak mampu yaitu 2 responden (5,88%). Namun, berdasarkan kemampuan menulis paragraf eksposisi secara klasikal pada aspek pembahasan bersifat logis dikategorikan mampu. Dikatakan demikian, kemampuan siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek tidak mempengaruhi pembaca mencapai 94,07%.

Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Pembahasan Bersifat Logis

Data kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek pembahasan bersifat logis dapat dilihat pada tabel 4.2.5 berikut ini!

Tabel 4.2.5 Distribusi Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Pembahasan bersifat logis

NO

SKOR

NILAI

FREKUENSI

RESPONDEN

PRESENTASE

%

KATEGORI

1

3

100

28

82,35%

Mampu

2

2

80

6

17,64%

Mampu

3

1

70

-

0

Tidak Mampu

JUMLAH

34

100%

 

Berdasarkan data pada tabel 4.2.5 dapat dijelaskan bahwa dari 34 responden yang dijadikan sumber data penelitian terdapat 34 responden atau 100% yang mencapai nilai kemampuan minimal 75% dengan rincian yaitu 28 responden atau 82,35% yang memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan100%, 6 responden atau 17,64% yang memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 80% dan tidak ada siswa yang memproleh skor 1 atau 70%. Berdasarkan presentase tersebut, dapat dikatakan siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua mampu dalam menulis paragraf eksposisi pada aspek pembahasan bersifat logis. Dikatakan mampu karena secara klasikal kemampuan siswa mencapai nilai rata-rata 100% atau berada pada standar yang ditentukan yakni antara 75%-100%.

Analisis Keseluruhan Aspek Penilaian

Berdasarkan analisis hasil laporan skor dan nilai yang diperoleh siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dalam menulis paragraf eksposisi dengan memperhatikan aspek penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, menggunakan kata penghubung antarklausa, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis memperlihatkan kemampuan yang bervariasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini!

Tabel 4.3 Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada Keseluruhan Aspek

NO

ASPEK

% KEMAMPUAN KLASIKAL

KATEGORI

1

Pembahasan bersifat informasi

94,07%

Mampu

2

Tidak mempengaruhi pembaca

92,88%

Mampu

3

Menggunakan kata penghubung antarklausa

82,64%

Tidak Mampu

4

Penjelasan dibuktikan dengan bukti-bukti yang konkret

94.07%

Mampu

5

Pembahasan bersifat logis

100%

Mampu

 

Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua yang didasarkan pada tabel tersebut, dilihat dari keseluruhan aspek yang telah ditentukan dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1.      Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek penjelasannya bersifat informasi secara klasikal dikategorikan mampu karena memperoleh presentase nilai 94,07% yakni telah mencapai kriteria kemampuan secara klasikal minimal 85% dengan kemampuan minimal 75%.

2.      Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek tidak mempengaruhi pembaca secara klasikal dikategorikan mampu karena memperoleh presentase nilai 92,88% yakni telah mencapai kriteria kemampuan secara klasikal minimal 85% dengan kemampuanminimal 75%.

3.      Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek menggunakan kata penghubung antarklausa secara klasikal dikategorikan tidak mampu karena memperoleh presentase nilai 82,64% yakni mencapai kriteria kemampuan secara klasikal minimal 85% dengan kemampuan minimal 75%

4.      Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret secara klasikal dikategorikan mampu karena memperoleh presentase nilai 94.07% yakni mencapai kriteria kemampuan secara klasikal minimal85% dengan kemampuan minimal 75%.

5.      Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua pada aspek pembahasanya berifat logis secara klasikal dikategorikan mampu karena memperoleh presentase nilai 100% yakni mencapai kriteria kemampuan secara klasikal minimal 85% dengan kemampuan minimal 75%.

Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian data yang diperoleh dari 34 lembar hasil tulisan siswa, dapat dilihat persentase yang berbeda-beda (bervariasi). Adapun hasil rincian tentang nilai presentase kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua per aspek adalah sebagai berikut.

1.      Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dilihat pada aspek penjelasannya bersifat informasi, persentase kemampuan sebesar 94,07% (32 responden).

2.      Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dilihat pada aspek tidak mempengaruhi pembaca, persentase kemampuan sebesar 92,88% (32 responden).

3.      Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dilihat pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa, persentase kemampuan sebesar 82,64% (28 responden).

4.      Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dilihat pada aspek penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, persentase kemampuan sebesar 94.07% (32 responden).

5.      Kemampuan menulis paragraph eksposisi pembahasanya berifat logis kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dilihat pada aspek menulis gagasan secara logis, persentase kemampuan sebesar 100% (34 responden).

Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua dengan memperhatikan penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, menggunakan kata penghubung antarklausa, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis masuk dalam kategori tidak mampu secara klasikal (keseluruhan) karena siswa yang memiliki kemampuan minimal 75% mencapai 28 responden atau 82,64% dari 34 responden. Hal ini membuktikan bahwa siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua yang mampu dalam menulis paragraf eksposisi belum mencapai 85%.

Berdasarkan hasil analisis dari setiap aspek yang diteliti menunjukkan bahwa kelima aspek yang diteliti masih ada sebagian siswa yang belum memahami kelima aspek tersebut, terutama pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa. Hal ini terlihat dari presentase yang dicapai siswa pada masing-masing aspek penilaian. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran bidang studi Bahasa Indonesia di kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua tentang menulis paragraf eksposisi dengan berpedoman pada penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, menggunakan kata penghubung antarklausa, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis siswa yang belum memahami kelima aspek tersebut perlu mendapat bimbingan dan latihan-latihan yang lebih baik lagi terutama pada aspek menggunakan kata penghubung antarklausa. Guru harus memberikan contoh, penjelasan, serta arahan kepada siswa tentang penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, pembahasanya berifat logis, khususnya pada aspek menggunakan kata penghubung antarklausa. Secara individu siswa yang tidak mampu mencapai kriteria kemampuan akan diberi pengulangan dan bagi siswa yang telah mampu mencapai ketuntasan akan diberikan pengayaan terhadap materi yang kurang dipahami sehingga siswa lebih memahami materi tersebut.

Pada aspek menggunakan kata penghubung antarklausa dalam paragraf eksposisi, mencapai kriteria kemampuan yaitu 82,64%. Ini berarti siwa dikatakan tidak mampu, hal tersebut aspek penggunaan kata penghubung antarklausa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara klasikal. Kesalahan-kesalahan penulisan karangan penggunaan kata “seperti” selalu dipakai pada awal kalimat selain digunakan pada awal kalimat kata seperti sering dipakai untuk mengurutkan atau merincikan sesuatu. Pemakaian kata “seperti” yang digunakan untuk menghubungkan klausa satu dengan yang lain adalah digunakan untuk membandingkan sesuatu. Kata penghubung antarklausa yang sering digunakan secara tidak tepat adalah kata penghubung antarklausa “dan”. Kata “dan” ini sering ditulis siswa untuk menulis paragraf eksposisi diletakkan pada awal kalimat. Aspek penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret mencapai kategori 94,07% berkategori mampu, siswa memahami topik yang dipilih untuk diuraikan menjadi paragraf eksposisi, kemudian siswa memahami salah satu ciri paragraf ekposisi yaitu penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret. Dalam hal ini, guru memberi pengarahan serta contoh penjelasan yang dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret dalam paragraf ekposisi. Aspek pembahasanya berifat logis 100% berkategori mampu karena mencapai kriteria kemampuan minimal 85%. Siswa menulis memperhatikan kelogisan kalimat akan memberikan makna yang tidak sesuai dengan apa yang ada dalam pemikiran yang akan dibaca oleh khalayak ramai. Jadi, meskipun sudah mampu menulis paragraf eksposisi pada aspek pembahasannya bersifat logis guru perlu memberikan penjelasan tambahan mengenai kalimat yang logis.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa berkategori mampu secara individual mencapai 32 responden (94.07%), sedangkan yang tidak mampu secara individual hanya 2 responden. Secara  klasikal siswa mampu pada aspek penyusunan paragraf eksposisi pembahasan bersifat informasi 34 responden atau 100%, tidak mempengaruhi pembaca 32 responden atau 94,07%, dan pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa tidak mampu karena 28 responden atau 82,35%, tidak mencapai 85% pembahasan dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret 100 responden atau 94,07, pembahasan bersifat logis 34 responden atau 100%.

Saran

 Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1.        Siswa kelas X Alam-2 SMA Negeri 1 Atambua yang belum mampu atau pun yang sudah mampu hendaknya sering berlatih dengan lebih giat lagi dalam menulis paragraf khususnya paragraf eksposisi dengan memperhatikan aspek penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, menggunakan kata penghubung antarklausa, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis.

2.        Kepada guru SMA Negeri 1 Atambua, khususnya guru bahasa Indonesia pembahasan meteri diharapkan disesuaikan dengan konteks siswa utamanya aspek pengetahuan dan tingkat pendidikan. Disamping itu, guru perlu melakukan berbagai tindakan praktis berupa pemberian latihan yang dapat memotivasi siswa agar siswa semakin tertarik dan senang menulis, khususnya menulis paragraf eksposisi.

3.        Kepada peneliti selanjutnya hendaknya mengadakan penelitian lebih mendalam tentang menulis paragraf eksposisi.

Daftar Pustaka

Arief S. Sadiman Dkk, 1984. Media Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press.

Arikunto, Suyono. 2013. Cara Dahsyat Membuat Skripsi.

Gus Im: Jaya Star Nine. Dalman, H. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Gani, A Ramlan. 2014. Suka Berbahasa Indonesia. Jakarta: Gaung Prasada Press Group. Iskandarwassid, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, dengan PT Remaja Rosdakarya.

Kosasih, E. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia. PT Glora Aksara Pratama:Erlangga Pujiono, Setyawan. 2013. Cara Mudah dan Praktis dalam Menulis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universita Terbuka

Syafi’ie, Iman. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Purwanto, 2011. Evaluasi Hasil Belajar Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Karmini Ni Nyoman, 2010, Asessmen Penilaian Bahasa Indonesia.

Muhibin Syah, 1997:91-92, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosda karya.

Rosyada dalam Nurhyati:, 2008 “Pembelajaran Aktif” 27 November 2016 http://sudutpendidikan7.blogspot.co.id/2015/11/pembelajaran-aktif.html

Suharsini. Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006) hlm. 106.

Suprijono, Agus. 2006 . Cooperative Learning ( Teori & Aplikasi PAIKEM).

Dimiyati Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.

Nana Sudjana, 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Purwanto, 2011. Evaluasi Hasil Belajar Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Karmini Ni Nyoman, 2010, Asessmen Penilaian Bahasa Indonesia.

Muhibin Syah, 1997:91-92, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosda karya.

Rosyada dalam Nurhyati:, 2008 “Pembelajaran Aktif” 27 November 2016 http://sudutpendidikan7.blogspot.co.id/2015/11/pembelajaran-aktif.html

Suharsini. Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006) hlm. 106.

Suprijono, Agus. 2006 . Cooperative Learning ( Teori & Aplikasi PAIKEM).

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta.

Nana Sudjana, 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Wina Sanjaya, 2007. “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan”. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pelajaran Bahasa Indonesia Bab 3

5 Keistimewaan Umat Muslim

  5 Keistimewaan Umat Muslim oleh Muh. Hasyim Pada hakikatnya Allah swt menguji keimanan itu sendiri kepada setiap orang muslim agar mereka ...