Minggu, 20 September 2020

Pengetahuan Bahasa Indonesia

https://sinarharapan.net/wp-content/uploads/2018/09/beringin.jpg

BERINGIN SIMBOL KEKUASAAN SOEKARNO di ATAMBUA

Oleh : Muh Hasyim, S.Pd

Teks Cerita Sejarah Novel

Proklamator kemerdekaan yang juga presiden pertama RI, Ir. Soekarno mewariskan jejak bersejarah di Pulau Timor. Satu di antaranya  pohon beringin yang ditanam Bung Karno masih berdiri kokoh dan rimbun menaungi sisi timur lapangan umum kota Atambua hingga saat ini (20 September 2020).

Setelah pemilu pertama Indonesia 1955, antara tahun 1957-1958 Presiden Soekarno mengunjungi Atambua perbatasan wilayah kekuasaannya setelah Indonesia merdeka 1945 (Pulau Timor terbagi dua: Timor bagian Timur wilayah kekuasaan Portugis sedangkan Timor bagian Barat wilayah kekuasaan Belanda). Beliau bersama rombongan menumpang pesawat Amphibi Catalina mendarat di dermaga Atapupu selepas dari Jakarta. Setelah Beliau bersama rombongan diterima secara adat Belu, selanjutnya dengan kendaraan roda empat rombongan menuju Atambua. Sebelum menuju rumah jabatan Bupati kala itu, beilau bersama rombongan berhenti di Bukit Lidak memohon kekuatan alam. Setelah kunjungan dan Sebelum meninggalkan Belu, Soekarno bersama rombongan (tidak ditemukan data, siapa saja rombongan Soekarno saat itu) berkeliling hingga menemui Liurai Malaka, Lalu menuju lapangan Atambua berpidato dan menanam anakan pohon.

Sesepuh  masyarakat Belu, Jos Agustinus Diaz (84) (Camat pertama dan mantan ketua DPRD Belu) menuturkan bahwa kunjungan Presiden Soekarno ke Atambua  setelah pemilu 1955.  menumpang pesawat Amfibi Catalina. Soekarno disambut secara adat dengan bentangan kain adat Belu sepanjang garis pantai hingga ke mobil yang membawanya ke Kota Atambua. Hanya saja Soekarno menolak berjalan di atas kain adat sebagai bentuk penghormatan kepada adat dan budaya Belu (tidak ada sumber lain yang menceritakan kronologis penjemputan di Atapupu).

Menurut  cerita, sebelum Soekarno bersama rombongan tiba di rumah jabatan bupati Belu (A.A. Bere Talo bupati pertama Belu), mereka berhenti sejenak memohon kekuatan alam di bukit lidak (kelurahan Umanen saat ini 20 September 2020). Soekarno membawa batu dari lidak tanda kekuatan alam untuk memerintah Indonesia.

Tidak ada kisah dari Jos Agustinus jam berapa Soekarno dan rombongan tiba di rumah jabatan bupati. Selanjutnya sumber lain menyebutkan bahwa Soekarno bersama rombongan keliling sampai Malaka. Di Malaka Soekarno menemui Liurai Malaka.

Ada cerita lain menuturkan bahwa ketika Soekarno dan rombongan hendak menuju lapangan umum Atambua, rombongan dicegat sama warga Belu yaitu Keluarga Naibuti di depan Gereja Katedral Atambua. Tujuannya untuk menandu Soekarno menuju lapangan. Peristiwa itu membuat pengawal presiden kelabakan karena kurang koordinasi. Namun setelah dikoordinasikan bahwa presiden akan ditandu tokoh adat menuju lapangan, maka dibolehkan. Ada sekitar duabelas orang yang menandu Soekarno menuju lapangan

Selanjutnya Jos Dias "Setelah pidato, presiden langsung menanam beringin yang mungkin sudah disiapkan saat itu oleh Bupati A. A. Bere Talo. Beringin inilah yang ada sampai sekarang. Tumbuh alamiah sangat rindang dan bentuknya seperti menaungi atau memayungi," ujarnya. Disebutkan ‘Mantan ketua DPRD Belu ini menyaksikan lautan manusia yang mendengar pidato Bung Karno di lapangan umum Kota Atambua kala itu’. Selesai kegiatan, Bung Karno beserta rombongan kembali ke Jakarta dengan pesawat amphibi Catalina dari Atapupu.

Jos Diaz menjelaskan, Bung Karno menanam beringin sebagai simbol melindungi seluruh rakyat. Kedatangan Soekarno ke Atambua, lanjut Jos Diaz, bukan tanpa alasan. Itu wujud perhatian Soekarno yang mendengar bahwa Belu memiliki orang-orang hebat yang turut memperjuangkan atau merintis kemerdekaan Indonesia.

Sebagai sesepuh masyarakat Belu yang mengetahui sejarah, Jos Diaz  prihatin dan sedih melihat pohon beringin Soekarno dibiarkan begitu saja. Menurut dia, tidak pantas pohon beringin bersejarah ini hanya menjadi tempat jualan es kelapa muda bahkan jadi tempat pembuangan sampah.


"Harusnya dibuat  pagar keliling atau dibuat pilar keliling untuk menunjukkan bahwa pohon beringin ini pohon bersejarah sehingga orang yang pergi ke sana atau sekadar lewat melihat lalu dalam hatinya ada kesan bersejarah. Sekarang  tidak ada kesan apa-apa," ujarnya.

Bupati Belu, Willy Lay (saat ini: 20 September 2020) mengaku tidak mengetahui persis apakah pohon beringin di lapangan umum itu ditanam Presiden Soekarno tahun 1955.  Namun, Bupati Willy mengaku masih menyimpan jejak-jejak sejarah kunjungan Soekarno ke Atambua waktu itu berupa foto yang dipajang di rumah jabatan bupati saat ini.

Dihubungi  Sabtu (3/6/2017), Bupati Willy  mengatakan, pada tahun 2015 saat dirinya belum menjadi Bupati Belu,  pohon beringin itu hampir mati karena dicor  pakai semen yang diduga menghambat pertumbuhan akarnya. Semua daun mulai menguning.

Dia bersama teman-temannya mengerahkan operator alat berat escavator mengeruk tanah di sekitar pohon beringin itu lalu menyirami dengan air sehingga  hijau dan subur lagi seperti saat ini. Bupati Willy sependapat jika pohon beringin ini dijadikan ikon Kota Atambua sebagai salah satu kota bersejarah karena pernah dikunjungi Presiden Soekarno setelah pemilu pertama dan menanam pohon beringin.

Sejak tahun 2008, Hermansyah asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) berjualan es  di sisi jalan di bawah rimbunan pohon beringin yang ditanam Bung Karno  di sisi timur lapangan umum Kota Atambua. Dia menyiapkan dua kereta tang selain menjual es kelapa muda, dijual pula  es teller dan  es pisang hijau.

Dua kereta dijaga Jens (21), Dedi (20) dan Andre. Ketiganya melayani pelanggan secara acak untuk setiap menu yang diminati. Saat ditemui Minggu (4/6/2017), Jens, Dedi dan Andre sedang melayani pelanggan. Meski cuaca sedang mendung, minat pelanggan terhadap es kelapa dan es teller serta es pisang hijau tidak berkurang.

Mereka  bekerja pada Hermansyah yang telah mengantongi izin usaha dari Kantor Perizinan Kabupaten Belu. Mereka berjualan di tempat itu setiap hari mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 Wita. Untuk bahan baku kelapa muda, mereka membeli dari Timor Tengah Utara (TTU). Dan, dalam sehari mereka bisa menghabiskan lebih dari 100 buah kelapa. "Kami beli dari Kefa. Kalau dari sini (Belu) biasanya mereka bawa kelapa yang belum ada isi makanya kita beli dari luar," kata Dedi.

Tentang keberadaan pohon beringin besar itu, ketiganya mengaku pernah mendengar cerita bahwa pohon beringin ini ditanam oleh Presiden Soekarno. "Orang-orang di sini sering cerita bahwa ini beringin ditanam Soekarno," ujar Dedi. Selama berjualan di tempat itu, mereka tidak merasakan apa-apa seperti kesan mistis atau seram. Mereka merasa biasa saja. "Kami rasa biasa saja. Tidak yang terasa seram. Mungkin kalau malam hari baru terasa,  tapi kami kan  hanya jualan sampai sore," ungkap Dedi.

Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Dalam mengekspresikan gagasannya, pengarang tentu harus menggunakan media bahasa untuk menulis. Saat menulis gagasan, pengarang bisa saja menggunakan sudut pandang yang sama namun bergantung pada kemampuannya. salah satu kemampuan yang patut diperhitungkan dari seorang pengarang adalah kemampuan berbahasa. Oleh karena menulis adalah kegiatan menuangkan ide maka penulis harus mampu mengolah kemampuan berbahasanya agar tulisannya diminati orang. 

Kemampuan berbahasa penulis dapat dilihat dari kepiawaiannya menggunakan unsur kebahasaan berupa kalimat, konjungsi atau kata penghubung, verba atau kata kerja, adjektiva atau kata sifat, dan kosakata bahasa daerah. Kelima unsur kebahasaan inilah yang menjadi ciri kebahasaan dari teks cerita sejarah.

1. Kalimat yang sering digunakan oleh pengarang dalam menulis teks cerita sejarah didominasi oleh kalimat yang menyatakan peristiwa masa lampau. Kalimat ini menyatakan bahwa perbuatan atau peristiwa sudah dilakukan atau sudah pernah terjadi. Contoh, “Setelah pemilu pertama Indonesia 1955, antara tahun 1957-1958 Presiden Soekarno mengunjungi Atambua perbatasan wilayah kekuasaannya setelah Indonesia merdeka 1945 (Pulau Timor terbagi dua: Timor bagian Timur wilayah kekuasaan Portugis sedangkan Timor bagian Barat wilayah kekuasaan Belanda)”.  

2. Konjungsi atau kata penghubung yang biasa digunakan dalam teks cerita sejarah adalah konjungsi temporal. Konjungsi temporal ini berfungsi untuk mengurutkan suatu keadaan atau suatu peristiwa secara kronologis. Tujuan penggunaan konjungsi temporal ini adalah agar kalimat yang dituangkan oleh pengarang mudah dipahami maksudnya. Contoh konjungsi temporal adalah setelah, ketika, sejak, setelah itu, kemudian, dan sebelum.

3. Kata kerja yang berfungsi menunjukkan kalimat tak langsung acapkali digunakan bahkan mendominasi dalam teks cerita sejarah. Jenis kata kerja yang digunakan adalah kata kerja atau verba aksi, misalnya: menuturkan, menumpang, berkeliling, menanam, berjualan, membentang, berjalan. Penggunaan kata kerja aksi ini dilakukan untuk mendukung sebuah fakta atau peristiwa yang terjadi. Penggunaan kata kerja yang berfungsi menunjukkan kalimat tak langsung bertujuan menceritakan tuturan seorang tokoh dalam sebuah cerita oleh pengarang.

4. Adjektiva atau kata sifat digunakan untuk memperkuat karakter tokoh. selain itu, kata sifat berfungsi untuk menggambarkan suasana dan tempat terjadinya peristiwa. Contoh, “Bung Karno menanam beringin sebagai simbol melindungi seluruh rakyat. Bupati Willy sependapat jika pohon beringin ini dijadikan ikon Kota Atambua sebagai salah satu kota bersejarah karena pernah dikunjungi Presiden Soekarno setelah pemilu pertama dan menanam pohon beringin”.

5. Untuk lebih meyakinkan makna yang terkandung dalam suatu narasi atau percakapan, pengarang teks cerita sejarah biasanya masih menggunakan kosakata daerah. Kosakata itu dianggap lebih mengena atau tepat dalam konteks kalimat untuk menyampaikan sebuah gagasan. Misal, “Sesepuh  masyarakat Belu, Jos Agustinus Diaz (84) (Camat pertama dan mantan ketua DPRD Belu). hingga saat ini (20 September 2020).”

NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL SEJARAH ( Cerita sejarah )

 Karya sastra yang baik, termasuk novel sejarah, selalu mengandung nilai ( value). Nilai tersebut dikemas secara implisit dalam alur, latar, tokoh, dan tema. Nilai yang terkandung antara lain: nilai budaya, nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai estetis.

1. Nilai budaya adalah nilai yang dapat memberikan suatu arti yang sangat mendalam dalam khidupan bermasyakat, peradaban, atau kebudayayaan
Contoh,
“Soekarno disambut secara adat dengan bentangan kain adat Belu sepanjang garis pantai hingga ke mobil yang membawanya ke Kota Atambua”.


 
2. nilai moral/ etik adalah nilai yang memberikan nasehat atau ajaran yang berkaitan dengan akhlak budi pekerti
Contoh, “Hanya saja Soekarno menolak berjalan di atas kain adat sebagai bentuk penghormatan kepada adat dan budaya Belu”.


3. Nilai agama yaitu nilai nilai yang berkaitan dengan kehidupan beragama
Contoh, “mereka berhenti sejenak memohon kekuatan alam di bukit lidak (kelurahan Umanen saat ini 20 September 2020)”.

4. Nilai social yaitu nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antar individu di masyarakat
Contoh, Disebutkan ‘
Mantan ketua DPRD Belu ini menyaksikan lautan manusia yang mendengar pidato Bung Karno di lapangan umum Kota Atambua kala itu’. Selesai kegiatan, "Bung Karno beserta rombongan kembali ke Jakarta dengan pesawat amphibi Catalina dari Atapupu".



 

 

 

 

 

 

 

 


15 komentar:

  1. Menurut saya informasi tentan pohon beringin soekarno tersebut sudah sesuai dengan keadaan sebenarnya.

    Penggunaan bahasa dalam cerita tersebut sangat efektif dan terperinci karena menceritakan dari awal kedatangan Ir. Soekarno, kegiatan-kegiatan yang dilakukan hingga kepulangan soekarno ke Jakarta.

    Informasi yang tersaji dalam cerita tersebut juga merupakan informasi yang benar, sesuai dengan tanggal yang tertera serta beberapa pernyataan dari beberapa sesepuh masyarakat Belu yang membuktikan bahwa kejadian tersebut benar-benar pernah terjadi.

    Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut pun cukup jelas yaitu nilai budaya, nilai sosial, nilai moral dan nilai agama.

    BalasHapus
  2. Nama: Putri Febriani.
    Kelas : XII.MIPA 2

    Menurut saya, informasi tentang pohon beringin soekarno tersebut sudah sesuai dengan keadaan sebenarnya.

    Penggunaan bahasa yang disajikan dalam cerita tersebut sangat efektif dan terperinci karena di dalamnya menceritakan dari awal kedatangan Ir. Soekarno ke Atambua, kemudian kegiatan-kegiatan yang dilakukan Soekarno di Atambua hingga kepulangan soekarno kembali ke Jakarta.

    Informasi yang tersaji dalam cerita tersebut juga merupakan informasi yang benar, sesuai dengan tanggal yang tertera serta beberapa pernyataan dari beberapa sesepuh masyarakat Belu yang membuktikan bahwa kejadian tersebut benar-benar pernah terjadi.

    Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut pun cukup jelas dan nilai tersebut sangat berkaitan erat dengan cerita tersaji yaitu nilai budaya, nilai sosial, nilai moral dan nilai agama. Sehingga, kami sebagai pembaca khususnya kami generasi muda dapat mengerti dan memaknai dengan baik nilai-nilai tersebut dan terus menjaga pohon tersebut sebagai peninggalan dan kenang-kenangan yang amat berharga dari presiden RI Pertama Ir.Soekarno, serta senantiasa menjunjung dan melestarikan adat budaya yang ada di kabupaten Belu tercinta ini.

    BalasHapus
  3. Hallo.
    Nama saya Putri Bunga Daeng, dari kelas 12 Alam 1.

    Menurut saya, cerita sejarah Pohon Beringin yang disajikan sangatlah terperinci dan sesuai dengan keadaan sekarang. Penggunaan bahasanya pun mudah di pahami oleh berbagai kalangan, karena kalimat per paragraf saling berkaitan dan tersusun dengan baik.

    Semua informasi yang disajikan dalam cerita benar adanya, di tinjau dari bagaimana penulis mengutip langsung dari wawancara yang di lakukan penulis kepada pihak-pihak yang berkaitan. Misal, Bupati Belu, Sesepuh Belu dan termasuk penjual es kelapa muda.

    Sebagaimana telah di paparkan oleh penulis, nilai-nilai yang terkandung dalam cerita sejarah Pohon Beringin tersebut antara lain:
    1. Nilai Budaya : Soekarno disambut oleh..
    2. Nilai moral/etik : Soekarno menolak berjalan diatas..
    3. Nilai agama : Mereka berhenti sejenak..
    4. Nilai sosial : Mangan ketua DPRD belu menyaksikan...

    Jika cerita sejarah Pohon Beringin ini di bandingkan dengan cerita sejarah yang saya kerjakan. Masih Banyak kekurangan yang terdapat dalam cerita sejarah yang saya kerjakan. Salah satu contoh yang paling mudah di temukan adalah saya tidak mencantumkan percakapan langsung dari hasil wawancara. Namun, bila di lihat dari urutan kalimat perparagraf. Menurut saya tidak jauh berbeda maksudnya dengan cerita sejarah tersebut.

    Sekian dari tanggapan saya.
    Terimakasih.

    BalasHapus
  4. Selamat sore.
    Nama: Sri Wahyuni Lay Rihi
    Kelas : XII S8

    Menurut saya, informasi mengenai pohon beringin Soekarno itu sudah sesuai dengan keaadaan sebenarnya.

    Penggunaan bahasa yang disajikan dalam cerita tersebut pun menggunakan kalimat efektif dan terperinci karena pada awal cerita kedatangan Ir. Soekarno ke Atambua, kemudian kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan Soeakrno bersama rombongan hingga kembalinya beliau ke Jakarta.

    Informasi yang diperoleh pun benar adanya sebab di sertakana tanggal terjadinya.

    Nilai-nilai yang ada didalam cerita tersebut sangat erat dan sangat berkaita dengan cerita yang disajikan seperti nilai moral, nilai budaya, nilai sosial dan nilai agama. Sehingga memudahkan kami sebagai pembaca untuk mencernanya dan memahaminya.

    Jika cerita sejarah yang di sajikan dibandingkan dengan pekerjaan saya tentu saja pekerjaan saya masih memiliki kekurangan. Seperti pada bagian orientasi yang belum jelas, pada bagian urutan peristiwa yang penjelasannya terlalu luas sehingga membuat pembaca jenuh untuk mendengarkan. Tetapi cerita yang sy buat tidak jauh berbeda pada patokan yang disajikan.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  5. Nama : maria septima manek
    Kelas : XII ALAM4

    Menurut saya cerita sejarah tentang pohon beringin Soekarno diatas sudah sesuai walaupun ceritanya diambil dari banyak sumber namun memiliki banyak kesamaan. Kaidah kebahasaan yg digunakan juga sudah tepat. Contohx konjungsi sebelum dan sesudah, struktur teks novelx serta nilai-nilai yg terkandung pun sdh terdapat dalam teks tersebut.
    Sebelumx sya ingin menyampaikan isi teks cerita sejarah diatas agak berbeda dengan punya saya, kqrena tidak diceritakan secara jelas. Namun, menurut saya ada beberapa hal yg harus diperbaharui pada teks cerita sejarah diatas. Contohx kata "antara" pada paragraf 2 lebih tepatx diubah menjadi kata "sekitar", dan kata "sama" pada paragraf ke enam lebih tepat diganti kata "oleh" agar lebih efektif dqn mudah dimengerti. Selain itu semua isi teks cerita sejarqh tersebut sdh bisa dimengerti.

    Terima kasih....

    BalasHapus
  6. Nama : Maria Anita Soares Pereira
    Kelas : XII ALAM 4

    Menurut saya, cerita sejarah Pohon Beringin yang disajikan diatas sangatlah terperinci dari awal kedatangan Ir.Soekarno ke Atambua, kemudian kegiatan-kegiatan yang dilakukan Ir.Soekarno di Atambua hingga kepulangan Ir.Soekarno kembali ke Jakarta.
    Penggunaan bahasanya pun dapat mudah di pahami oleh semua orang karena kalimat yang digunakan adalah kalimat efektif dan saling berkaitan antar paragraf.
    Semua informasi yang terdapat dalam cerita sejarah Pohon Beringin tersebut benar sesuai dengan fakta yang ada karena di tinjau dari bagaimana penulis mengutip langsung wawancara yang di lakukan penulis kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan disertakan tanggal pada saat melakukan wawancara.
    Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita sejarah Pohon Beringin tersebut disajikan dengan sangat jelas dan to the point sesuai dengan isi cerita tersebut seperti nilai moral, nilai budaya, nilai sosial dan nilai agama.

    Jika cerita sejarah Pohon Beringin diatas dibandingkan dengan cerita sejarah yang saya susun tentu saja cerita sejarah yang saya susun masih memiliki kekurangan. Di cerita sejarah yang saya susun, saya tidak mencantumkan setiap wawancara yang dilakukan penulis yang disertai dengan tanggal wawancara dilakukan.
    Tetapi makna dan urutan peristiwa dalam dalam cerita sejarah yang saya susun tidak jauh berbeda dengan makna dan urutan peristiwa dari cerita sejarah diatas.




    BalasHapus
  7. Hallo
    Nama saya Maria yuanita Emburea
    Kelas:xI Mipa 4

    Menurut saya ,
    Penggunaan bahasa yang disajikan dalam cerita tersebut sangat efektif dan terperinci karena di dalamnya menceritakan dari awal kedatangan Ir. Soekarno ke Atambua, kemudian kegiatan-kegiatan yang dilakukan Soekarno di Atambua hingga kepulangan soekarno kembali ke Jakarta.

    Informasi yang tersaji dalam cerita tersebut juga merupakan informasi yang benar, sesuai dengan tanggal yang tertera serta beberapa pernyataan dari beberapa sesepuh masyarakat Belu yang membuktikan bahwa kejadian tersebut benar-benar pernah terjadi.

    Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut pun cukup jelas dan nilai tersebut sangat berkaitan erat dengan cerita tersaji yaitu nilai budaya, nilai sosial, nilai moral dan nilai agama. Sehingga, kami sebagai pembaca khususnya kami generasi muda dapat mengerti dan memaknai dengan baik nilai-nilai tersebut dan terus menjaga pohon tersebut sebagai peninggalan dan kenang-kenangan yang amat berharga dari presiden RI Pertama Ir.Soekarno, serta senantiasa menjunjung dan melestarikan adat budaya yang ada di kabupaten Belu tercinta ini.

    BalasHapus
  8. Hallo
    Nama saya Maria yuanita Emburea
    Kelas:xI Mipa 4

    Menurut saya ,
    Penggunaan bahasa yang disajikan dalam cerita tersebut sangat efektif dan terperinci karena di dalamnya menceritakan dari awal kedatangan Ir. Soekarno ke Atambua, kemudian kegiatan-kegiatan yang dilakukan Soekarno di Atambua hingga kepulangan soekarno kembali ke Jakarta.

    Informasi yang tersaji dalam cerita tersebut juga merupakan informasi yang benar, sesuai dengan tanggal yang tertera serta beberapa pernyataan dari beberapa sesepuh masyarakat Belu yang membuktikan bahwa kejadian tersebut benar-benar pernah terjadi.

    Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut pun cukup jelas dan nilai tersebut sangat berkaitan erat dengan cerita tersaji yaitu nilai budaya, nilai sosial, nilai moral dan nilai agama. Sehingga, kami sebagai pembaca khususnya kami generasi muda dapat mengerti dan memaknai dengan baik nilai-nilai tersebut dan terus menjaga pohon tersebut sebagai peninggalan dan kenang-kenangan yang amat berharga dari presiden RI Pertama Ir.Soekarno, serta senantiasa menjunjung dan melestarikan adat budaya yang ada di kabupaten Belu tercinta ini.

    BalasHapus
  9. Hallo
    Nama saya Maria yuanita Emburea
    Kelas:xI Mipa 4

    Menurut saya ,
    Penggunaan bahasa yang disajikan dalam cerita tersebut sangat efektif dan terperinci karena di dalamnya menceritakan dari awal kedatangan Ir. Soekarno ke Atambua, kemudian kegiatan-kegiatan yang dilakukan Soekarno di Atambua hingga kepulangan soekarno kembali ke Jakarta.

    Informasi yang tersaji dalam cerita tersebut juga merupakan informasi yang benar, sesuai dengan tanggal yang tertera serta beberapa pernyataan dari beberapa sesepuh masyarakat Belu yang membuktikan bahwa kejadian tersebut benar-benar pernah terjadi.

    Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut pun cukup jelas dan nilai tersebut sangat berkaitan erat dengan cerita tersaji yaitu nilai budaya, nilai sosial, nilai moral dan nilai agama. Sehingga, kami sebagai pembaca khususnya kami generasi muda dapat mengerti dan memaknai dengan baik nilai-nilai tersebut dan terus menjaga pohon tersebut sebagai peninggalan dan kenang-kenangan yang amat berharga dari presiden RI Pertama Ir.Soekarno, serta senantiasa menjunjung dan melestarikan adat budaya yang ada di kabupaten Belu tercinta ini.

    BalasHapus
  10. Nama : Maria Barros
    Kelas : XII ALAM 4.1

    Menurut saya, cerita sejarah Pohon Beringin yang disajikan diatas sangatlah terperinci dari awal kedatangan Ir.Soekarno ke Atambua, kemudian kegiatan-kegiatan yang dilakukan Ir.Soekarno di Atambua hingga kepulangan Ir.Soekarno kembali ke Jakarta.
    Penggunaan bahasanya pun dapat mudah di pahami oleh semua orang karena kalimat yang digunakan adalah kalimat efektif dan saling berkaitan antar paragraf.
    Semua informasi yang terdapat dalam cerita sejarah Pohon Beringin tersebut benar sesuai dengan fakta yang ada karena di tinjau dari bagaimana penulis mengutip langsung wawancara yang di lakukan penulis kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan disertakan tanggal pada saat melakukan wawancara.
    Sebagaimana telah di paparkan oleh penulis, nilai-nilai yang terkandung dalam cerita sejarah Pohon Beringin tersebut antara lain:
    1. Nilai Budaya : Soekarno disambut oleh..
    2. Nilai moral/etik : Soekarno menolak berjalan diatas..
    3. Nilai agama : Mereka berhenti sejenak..
    4. Nilai sosial : Mangan ketua DPRD belu menyaksikan...

    Jika cerita sejarah Pohon Beringin ini di bandingkan dengan cerita sejarah yang saya kerjakan. Masih Banyak kekurangan yang terdapat dalam cerita sejarah yang saya kerjakan. Salah satu contoh yang paling mudah di temukan adalah saya tidak mencantumkan percakapan langsung dari hasil wawancara. Namun, bila di lihat dari urutan kalimat perparagraf. Menurut saya tidak jauh berbeda maksudnya dengan cerita sejarah tersebut.



    BalasHapus
  11. NAMA : ANAGIN MARICI MENDONCA
    KELAS : XII ALAM 4.1


    Menurut saya informasi dalam cerita sejarah pohon beringin soekarno sesuai dengan keadaan sebenarnya.

    Bahasa yang digunakan dalam teks cerita sejarah pohon beringin soekarno sangat sederhana dan mudah dimengerti oleh semua kalangan.
    Dalam cerita sejarah Pohon Beringin Soekarno disajikan secara terperinci dimulai dari awal kedatangan Ir.Soekarno ke Atambua, kemudian kegiatan-kegiatan yang dilakukan Ir.Soekarno di Atambua hingga kepulangan Ir.Soekarno.


    Informasi yang terkandung dalam cerita tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hal ini ditandai dengan adanya pengakuan dari beberapa pihak yang mengetahui sejarah kunjungan seokarno ke Atambua, seperti Jos Diaz yang merupakan Camat pertama dan mantan ketua DPRD Belu pada saat itu yang mengatakan bahwa ia menyaksikan secara langsung lautan manusia yang mendengar pidato soekarno saat itu. Ditambah lagi adanya pengakuan dari Bupati Willy lay yang mengaku masih menyimpan jejak-jejak sejarah kunjungan Soekarno ke Atambua waktu itu berupa foto yang dipajang di rumah jabatan bupati saat ini.

    Nilai- nilai yang terkandung dalam teks cerita sejarah pohon beringin soekarno, yaitu:
    - nilai moral
    Ditandai dengan kalimat “Hanya saja Soekarno menolak berjalan di atas kain adat sebagai bentuk penghormatan kepada adat dan budaya Belu”.
    -nilai agama
    Ditandai dengan kalimat “mereka berhenti sejenak memohon kekuatan alam di bukit lidak (kelurahan Umanen saat ini 20 September 2020)”.
    - nilai budaya
    Ditandai dengan kalimat “Soekarno disambut secara adat dengan bentangan kain adat Belu sepanjang garis pantai hingga ke mobil yang membawanya ke Kota Atambua”.
    -nilai sosial
    Ditandai dengan kalimat ‘Mantan ketua DPRD Belu ini menyaksikan lautan manusia yang mendengar pidato Bung Karno di lapangan umum Kota Atambua kala itu’.

    Apabila teks cerita sejarah ini dibandingkan dengan teks cerita sejarah yang saya buat, menurut saya tidak jauh berbeda. Namun kekurangaan dalam teks cerita yang saya buat yaitu saya tidak mencantumkan kutipan wawancaranya.

    BalasHapus
  12. Anggelina Bernardin Bria
    XII alam4

    Cerita ttng pohon beringin ini
    benar adanya dan sudah terperincih mulai dari awal soekarno datang ke atambua malalui atapupu sampai pada proses penanaman pohon beringin tersebut. Bedanya teks ini dng teks cerita sejarah milik saya ialah kalau di sini informasi lebih terperincih ada penjelasan bahwa soekarno masih berkunjung ke malaka sedangkan pnya saya tidak ada.adapula perbedaan yang lain yaitu di teks ini sudah ada penjelasan bahwa mereka masih doa mohon kekuatan alam sedangkan pnya saya tidak ada penjelasan seperti itu.
    Bahas yg di gunakan sangat sederhana dan mudah di pahami. Cerita terperincih sehingga saya jadi lebih mengerti dan tau ttng sejarah pohon beringin ini

    Nilai nilai yang terkandung dalam teks Cerita sejarah tersebut antara lain :
    >Nilai moral:(1)kita harus menghargai budaya orang lain /toleransi sama seperti soekarno yang toleran terhadap masyarakat belu yang saat itu menyambutnya dengan membentang kain adat.(2) kita harus menjaga amanah dari seseorang yaitu kita harus menjaga dan memlihara pohon beringin soekarno tersebut
    >Nilai budaya:masyarakat belu yang menyambut kedatangan tamu dengan acara adat
    > Nilai sosial:banyak masyarakat atambua yang mendengar dengan saksama pidato soekarno
    > nilai agama: mohon kekuatan alam.

    BalasHapus
  13. Nama : Oktaviana D. Mauk
    Kelas : XII A4

    Menurut saya, cerita tentang Beringin Simbol Kekuasaan Soekarno di Atambua yang disusun oleh Bapak Muh. Hasyim,S.Pd ini sudah disusun secara terperinci hal ini dapat dilihat dari penyusunan cerita yang dimulai dari Presiden Seokarno datang ke Atambua hingga proses penanaman pohon beringin. Berbeda dengan cerita yang saya susun, teks sejarah ini memiliki informasi yang membuat orang yang membacanya merasa bahwa teks sejarah ini disusun berdasarkan fakta
    Hal ini terbukti dengan adanya pernyataan para sesepuh yang secara langsung melihat dan mengalami peristiwa tersebut.

    Selain itu,bahasa yang digunakan dalam teks sejarah ini sudah disusun dengan menggunakan kalimat yang mudah dimengerti.Walaupun dalam kalimat ini terdapat kalimat yang kurang efektif,misalnya :
    -pada paragraf 6
    Kalimat: Soekarno dihadang
    sama,Seharusnya diubah menjadi
    Kalimat : Soekarno dihadang
    oleh

    Nilai-nilai yang terkandung dalam teks sejarah ini pun sudah ditulis berdasarkan isi teks sejarah tersebut.

    Dibandingkan dengan teks sejarah yang sy susun, teks sejarah ini disusun secara lebih terperinci, mudah dimengerti, dan lebih banyak mengandung pelajaran yang dapat di peroleh oleh para pembaca untuk menambah wawasan tentang pohon soekarno ini.


    BalasHapus
  14. Nama : Maria Meditha Loi
    Kelas : XII.alam 4

    Menurut pendapat saya teks cerita sejarah mengenai Asal usul pohon beringin Soekarno di lapangan umum atambua yang dipaparkan diatas sudah benar dan sesuai dengan sumber yang saya baca. Informasi yang tertera diatas pun sudah sesuai dan dijelaskan secara terperinci, Mulai dari Kedatangan Soekarno dari jakarta hingga tiba di Atapupu dan Melakukan Pidato serta sampai menanam pohon beringin di lapangan umum atambua. Informasi yang terkandung dalam teks cerita sejarah di atas disusun berdasarkan fakta karena di dalam teks tersebut menggunakkan bahasa daerah yang membuat para pembaca meyakini bahwa peristiwa tersebut benar adanya.

    Bahasa yang digunakan dalam teks cerita sejarah ini menurut saya sudah baik dan mudah dimengerti. Akan tetapi pada bagian bagian tertentu dalam teks cerita sejarah diatas perlu diperhatikan keefektifan kalimatnya seperti pada paragraf ke dua disana tertulis lalu menuju ke lapangan berpidato dan menanam anakan pohon. Menurut saya kalimat tersebut harus diperbaiki menjadi Lalu menuju ke lapangan umum atambua untuk berpidato dan menanam anakan pohon.

    Selain itu pada analisis kaidah kebahasaannya menurut saya sudah tepat akan tetapi perlu ditambahkan Penggunaan Kata ganti atau Pronomina. Dalam teks cerita sejarah diatas digunakan kata ganti yaitu Dia, Ia dan Beliau. Dan juga pada Konjungsi temporal perlu ditambahkan kata hingga karena dalam teks cerita sejarah diatas menggunakan kata hingga sebagai konjungsi.

    Nilai- nilai yang terkandung dalam cerita diatas sudah tepat akan tetapi menurut saya pada Nilai Moral perlu ditambahkan Kita harus menghormati, menjaga, dan melestarikan Sesuatu yang diberikan kepada kita dan juga sebagai pemimpin harus rendah hati terhadap rakyatnya seperti yang dilakukan oleh Presiden Soekarno dalam cerita diatas.

    Jika dibandingkan dengan teks cerita sejarah saya maka teks cerita ini lebih baik , karena dapat meyakinkan para pembaca mengenai Faktanya. Pada teks cerita sejarah saya tidak terdapat dialog yang langsung dikatakan oleh para sesepuh yang langsung menyaksikan peristiwa tersebut seperti cerita sejarah diatas.
    Trimakasi...

    BalasHapus
  15. Nama : Resky Wardana Saputra
    Kelas : XII.alam 4

    Menurut pendapat saya teks cerita sejarah mengenai Asal usul pohon beringin Soekarno di lapangan umum atambua yang dipaparkan diatas sudah benar dan sesuai dengan sumber yang saya baca. Informasi yang tertera diatas pun sudah sesuai dan dijelaskan secara terperinci, Mulai dari Kedatangan Soekarno dari jakarta hingga tiba di Atapupu dan Melakukan Pidato serta sampai menanam pohon beringin di lapangan umum atambua. Informasi yang terkandung dalam teks cerita sejarah di atas disusun berdasarkan fakta karena di dalam teks tersebut menggunakkan bahasa daerah yang membuat para pembaca meyakini bahwa peristiwa tersebut benar adanya.

    Bahasa yang digunakan dalam teks cerita sejarah ini menurut saya sudah baik dan mudah dimengerti. Akan tetapi pada bagian bagian tertentu dalam teks cerita sejarah diatas perlu diperhatikan keefektifan kalimatnya seperti pada paragraf ke dua disana tertulis lalu menuju ke lapangan berpidato dan menanam anakan pohon. Menurut saya kalimat tersebut harus diperbaiki menjadi Lalu menuju ke lapangan umum atambua untuk berpidato dan menanam anakan pohon.

    Selain itu pada analisis kaidah kebahasaannya menurut saya sudah tepat akan tetapi perlu ditambahkan Penggunaan Kata ganti atau Pronomina. Dalam teks cerita sejarah diatas digunakan kata ganti yaitu Dia, Ia dan Beliau. Dan juga pada Konjungsi temporal perlu ditambahkan kata hingga karena dalam teks cerita sejarah diatas menggunakan kata hingga sebagai konjungsi.

    Nilai- nilai yang terkandung dalam cerita diatas sudah tepat akan tetapi menurut saya pada Nilai Moral perlu ditambahkan Kita harus menghormati, menjaga, dan melestarikan Sesuatu yang diberikan kepada kita dan juga sebagai pemimpin harus rendah hati terhadap rakyatnya seperti yang dilakukan oleh Presiden Soekarno dalam cerita diatas.

    Jika dibandingkan dengan teks cerita sejarah saya maka teks cerita ini lebih baik , karena dapat meyakinkan para pembaca mengenai Faktanya. Pada teks cerita sejarah saya tidak terdapat dialog yang langsung dikatakan oleh para sesepuh yang langsung menyaksikan peristiwa tersebut seperti cerita sejarah diatas.

    Sekian dari saya terimakasih

    BalasHapus

Pelajaran Bahasa Indonesia Bab 3

5 Keistimewaan Umat Muslim

  5 Keistimewaan Umat Muslim oleh Muh. Hasyim Pada hakikatnya Allah swt menguji keimanan itu sendiri kepada setiap orang muslim agar mereka ...