Sabtu, 27 Juni 2020

Demokrasi

Demokrasi di Negara Pluralisme
Oleh: Muh Hasyim

Berdasarkan KBBIV 
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia.[1]
Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani. Karena praktik demokrasi diterapkan di sana untuk masyarakat elite pertama kalinya. Kemudian kata ini mengalami perkembangan mulai dari abab-5 sampai abad-20 sekarang.
Di negara kepulauan seperti Indonesia, demokrasi sudah dikenal di awal kemerdekaan Indonesia. Indonesia mencapai kemerdekaan 17 Agustus 1945 berkat demokrasi. Para pahlawan sebelum kemerdekaan NKRI tentu sudah bergelut dengan demokrasi. Lalu dilanjutkan oleh pahlawan sesudah kemerdekaan sampai sekarang.
Kita sebagai warga negara Indonesia baik usia muda maupun usia tua tentunya telah mengenal baik demokrasi di negara kita. Saya mengutip pernyataan pakar tata negara kita Refli Harun "Saya lebih baik hidup di daerah yang banyak singa dan harimaunya dari pada hidup di daerah yang aman tapi tidak ada demokrasinya". Dalam acara ILC yang ditayangkan di tvOne dengan tema pro-kontra Soeharto menjadi pahlawan nasional. 
Refli Harun mencontohkan perbandingan negera yang sudah maju karena menerapkan demokrasi dengan negara kita. "Kita jauh tertinggal dari Singapura, Jepang yang memulai demokrasi tidak jauh dengan kita". Artinya kita masih tertinggal dari negara tersebut karena demokrasi di negara kita mati suri.
Era orde lama demokrasi  kurang berkembang karena pemimpin saat itu terkungkung dengan Nasakom. Karena ide Nasakom Soekarno yang akan mendunia tidak diterima baik oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Ini bertanda demokrasi kurang berkembang di Indonesia saat itu.
Era orde baru demokrasi mati suri. Selama pemimpin kita berkuasa keamanan warga negara terjamin. Sandang pangan cukup, malahan surplus pangan. Pemimpin membangun bangsa secara terencana dan terprogram. Pelita menjadi ciri khas pemimpin kita saat itu. Tapi warga tidak boleh mengkritik kerja pemerintahan. Hukum tajam ke bawah, korupsi menjadi ciri khas (amplop di bawah map). Semua terbungkus rapi.
Era reformasi kran demokrasi terbuka namun pembangunan tidak terencana. Menurut Pakar Hukum Prof Mahfud MD dalam acara ILC TV one dengan tema pro kontra Soeharto menjadi pahlawan nasional. Korupsi di era reformasi sangat banyak, utang negara bertambah banyak.
Demikianlah perkembangan demokrasi di negara kepulauan terbesar di dunia. Dapat kita simpulkan bahwa:
  1. Demokrasi di era orba kurang berkembang karena hanya ada satu ide yaitu Nasakom ide tunggal pemimpin dan panglima besar revolusi bung Karno. Akibatnya negara tersendat dalam pembangunan dalam dekade itu.
  2. Demokrasi di era orba mati suri karena adanya bakokamtibmas orang tidak berani mengkritik pemerintah. Keadaan negara aman terkendali. Pembangunan dilaksanakan berdasarkan pelita dengan rencana pembangunan jangka pendek dan jangka panjang. Namun pelaksanaan pembangunan: hukum  tajam ke bawah, korupsi oleh aparatur menjadi rahasia umum.
  3. Demokrasi di era reformasi ibarat kran air lancar mengalir. Namun kebablasan dalam praktiknya. Etika kurang diutamakan akhirnya adat ketimuran kurang terawat. Akibatnya identitas bangsa tak teridentifikasi lagi oleh generasi muda sebagai penerus bangsa. Pembangunan dilaksanakan sesuai ide siapa yang berkuasa. Utang negara bertambah banyak. Pembangunan dilaksanakan tanpa arah hanya meninggalkan identitas siapa yang berkuasa.

Kamis, 25 Juni 2020

Pengetahuam Umum

85 Persen Pelajar ”Kecanduan” Gadget | RADAR BOGOR | Berita Bogor Terpercaya

FAKTOR MENJADIKAN ANAK SHOLEH

Diedit oleh: Muh Hasyim

Kesholehan anak manusia ditentukan oleh beberapa faktor.
Pertama faktor taufiq dan karunia dari Allah semata. Bila Allah dengan hikmah dan keadilann-Nya inginkan anak tumbuh besar menjadi baik dan berkah maka jadilah  anak yang sholeh. Sebaliknya bila Allah tahu anak tak layak menjadi hamba yang sholeh, maka ia akan tumbuh menjadi hamba yang kufur, sombong, pembangkang, bergelimang maksiat dan dosa, sebagaimana putera Nuh-Alaihissalam yang tak berguna sama sekali, bahkan menjadi musuh sang ayah.

Kedua faktor modal doa, contoh suri tauladan dan didikan orang tua. Dengan doa yang tak putus dipanjatkan, suri tauladan dan didikan orang tua yang baik, semoga kelak anak akan terwarnai dan terpengaruh menjadi lebih baik.

Faktor ketiga adalah guru, sekolah, teman-teman dan lingkungan yang membentuk. Bila gurunya baik, sekolah nya bagus, kawan dan lingkungan yang mengitari anak bagus, insyaallah harapannya anak kelak akan bagus pula.

Anak-anak terlahir di atas fitrah kesucian tauhid dan taat pada Allah. Sebagaimana ungkapan baginda Nabi "setiap anak terlahir di atas fitrah, kedua orang tuanyalah yang mengubah anak menjadi, Yahudi, Nashrani maupun majusi”.

Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman: "Aku menciptakan hamba-hambaku dalam fitrah yang lurus, kemudian syetan-syetanlah yang mengubah mereka”.

Tugas orang tua, dan para pendidik adalah menjaga kemurnian fitrah mereka yang lurus agar tidak menyimpang.

HP SARANA PERUSAK

Perusak berat fitrah anak di era milenial ini, adalah handphone android, gadget, laptop, dan sejenisnya. Jenis-jenis tersebut menjadi jembatan mulus bagi anak-anak pelajar untuk membuang-buang waktu, lalai dengan game-gamenya, bermedia sosial dengan yang lain, untuk main bareng, janjian bertemu, nonton bareng, pacaran, mengakses porongrafi dan sebagainya.

Hp yang membuat anak- anak pelajar bahkan orang dewasa menjadi bak kelelawar, yang hidup dan beraktivitas di malam hari dan tidur panjang di siang hari. Bagaikan burung hantu yang hanya bisa menikmati malam dan tidak berkativitas di siang hari.
Perumpamaan tersebut merupakan sebuah ilustrasi nyata yang terjadi dewasa ini. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa HP telah menggantikan semua peran termasuk peran Tuhan Yang Maha Esa. Manusia enggan beribadah kepada Sang Pencipta dirinya.
Lihatlah tubuh-tubuh yang kurus dan loyo karena badan tidak bergerak, mata yang sembab karena kurang tidur malam, warna kulit yang pucat karena tidak terkena sinar matahari, semua dampak dari HP.
Belum lagi sifat malas, tak peka lingkungan, tak mau tahu kerja, berkurung di kamar, menambah kesal para orang tua.
Dari hp lah mereka berdusta, alasan belajar ke rumah teman, nyatanya pacaran, hura-hura, foya-foya, ngebut-ngebutan yang tak jarang memakan korban. Ada yang hamil diluar nikah, tewas tabrakan dengan kepala pecah, geger otak , kepala bocor dan seterusnya.
Apalagi di masa pandemi covid 19 sekarang ini, terpaksa orang tua merogo kocek lebih banyak untuk membeli pulsa, paket data bahkan hp untuk kepentingan belajar di rumah. Aleh-aleh ngerjain PR, setor hafalan, eh malah semangat belajar melemah dikalahkan dengam game maupun bersosialita dengan WA, FB, IG dan semacamnya.
Hp terkadang merubah anak jadi durhaka, tak patuh orang tua, bahkan melawan mereka. Hp yang membuat mereka menjadi robot-robot yang gagal berinteraksi dengan manusia sekitarnya. 
Hp yang membuat mereka menggerogoti harta orang tua untuk beli paket, belanja, bergaya, bahkan berhutang online.
Ya Tuhan
Peliharalah diri kami, keluarga dan anak-anak kami dari bencana Hp ini. Jadikan kami orang-orang yang bijak dalam menggunakannya ya Rabbal Alamin.
Moga dapat dipetik sebagai pelajaran berharga bagi semua pembaca.
Penggagas Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan Lc, MA حفظه الله تعالى

Rabu, 24 Juni 2020

Pendidikan

 Kembalikan Hak Guru
Oleh: Muh Hasyim
Setiap warga Negara berhak mendapat dan mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Ini bunyi pasal 31 UUD 45. Pasal ini menjelaskan bahwa pemerintah bertanggungjawab ataupun Negara bertanggungjawab dalam kemajuan pendidikan bangsa ini. Tanggung jawab dimaksud adalah pembiayaan. 
Salah satu ayat dari pasal pendidikan  menjelaskan bahwa "Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional'.
Penjelasan tersebut merupakan amanat UU yang harus diemban oleh pemerintah dalam menjalankan tugas membangun bangsa Indonesia dari berbagai bidang. Tugas membangun bidang pendidikan Indonesia sudah dan sedang dilaksanakan oleh pemerintahan sebelumnya dan sekarang. Secara bertahap hasil pembangunan bidang pendidikan mulai dirasakan oleh rakyat Indonesia. Fakta menjelaskan bahwa dewasa ini pemerintah sedang melaksanakan amanat pendidikan dasar sembilan tahun bagi warga negara Indonesia. Sebelumnya sudah ditetapkan pendidikan dasar enam tahun. Artinya pendidikan dasar yang harus ditempuh oleh setiap warga negara minimal sembilan tahun atau paling kurang tamat SMP. Sebelumnya Pendidikan dasar yang diwajibkan kepada setiap warga negara enam tahun atau paling kurang tamat SD. Malah sekarang diwajibkan pendidikan setiap warga negara Indonesia paling kurang tamat SMA.
Keterangan tentang pembangunan bidang pendidikan oleh pemerintah tersebut tentu sudah kita rasakan bukan.
Yang menjadi sorotan kali ini tentang bagaimana cara penerapan pendidikan wajib SMA bagi rakyat Indonesia?
Mendengar sebutan kata SMA tidak asing lagi di telinga kita. SMA merupakan tingkatan pendidikan dasar yang paling tinggi (High School). Tentu cara menempuhnya juga berbeda dengan tingkatan di bawahnya yaitu SD dan SMP. Awal kemerdekaan perlakuan untuk tingkatkan SMA jauh lebih baik. Misalnya dari segi penyaringan masuk SMA. Panitia penerimaan siswa baru tidak tanggung-tanggung menyusun syarat. Salah satu syarat calon peserta harus lulus SMP dan harus mengikuti  tes masuk SMA. Masih ada lagi berbagai syarat yang harus dipenuhi oleh calon siswa baru dinyatakan diterima untuk diajar, dididik, dan dilatih. Diajarkan ilmu pengetahuan umum yang menjadi bekal kelak masuk ke Perguruan Tinggi. Juga siswa didik etika dan sebagainya dalam memanfaatkan ilmu. Bukan hanya itu, siswa juga dilatih agar terampil dalam berilmu.
Dari hasil mengajar, mendidik, dan melatih keluaran SMA dapat bersaing bebas masuk perguruan tinggi. Itu sudah ditetapkan sejak dulu. Namun dengan kemajuan teknologi sekarang, bangsa Indonesia berusaha untuk menyesuaikan. Hanya hasilnya banyak pihak yang merasa kecewa untuk era teknologi sekarang. Siswa di satu sisi banyak tahu tapi di sisi lain banyak kekurangan. Etika terhadap orang tua dan guru tidak dipedulikan.
Bahkan karena terlalu ngotot menyesuaikan diri dengan dunia teknologi. Etika bangsa menjadi merosot. Siswa dan guru  seolah teman bahkan tidak saling kenal. Guru dan orang tua tidak kenal, tidak akur, bahkan dilecehkan. Keadaan tersebut baru terjadi di era sekarang. Ditambah lagi dengan syarat penerimaan siswa baru yang turut diatur oleh pemerintah membuat semua menjadi kebablasan. Misalnya penerimaan siswa baru di seluruh pelosok ditetapkan zonasi. Padahal kondisi setiap wilayah punya spesifikasi yang berbeda. Sekarang ditambah lagi dengan syarat diutamakan usianya. Maksudnya agar seluruh warga negara dapat mengenyam pendidikan. Tapi malah menimbulkan konflik. Guru di sekolah hanya jadi boneka. Bahan pajangan bagi penguasa dalam menjalankan tugas. Guru dewasa ini hanya sebagai alat pelengkap di sekolah.  Tugas mengajar, mendidik, melatih bagi guru tidak seefektif awal kemerdekaan. Sikap guru masa bodoh terhadap siswa semakin meningkat. Karena guru tidak mau berurusan dengan hukum yang mengkebiri hak mendidik dan melatih. Mendidik dengan budaya lokal dianggap melanggar hukum, padahal sesungguhnya dengan kebiasaan di daerah itulah yang akan melahirkan orang bisa beretika di masyarakat.
Kalau hasil pendidikan itu mau dijadikan aset moral bangsa ke depan, maka proses pendidikan harus diserahkan ke guru sebagai ahlinya. Pemerintah kembali menjadi fasilitator pembangunan bidang pendidikan.

Selasa, 23 Juni 2020

Puisi

Menyesal
Karya: Muh Hasyim

Jabatan dan perempuan juga harta
hiasan terindah sementara dunia
Ketika jabatan menghiasi hidupku aku menyesal  berakhirnya
Menyesal tak berkarya bila jabatan menyelimuti pundakku
Menyesal tak memberi bila bijaksana memayungiku
Ketika kulihat perempuan cantik aku lupa melihat hatinya
Aku lupa kenal adatnya
Aku lupa bebetnya
Aku lupa arah kiblatnya
Ketika hartaku banyak aku lupa akan berkurang
Aku lupa menabung tuk akhirat



Minggu, 21 Juni 2020

Cerpen

KEJAR BILA TAK MAU BILA MAU HARUS BAYAR

Matahari pagi merangsak masuk. Diiringi tiupan angin pagi sepoi-sepoi menambah kesejukan pagi itu. Tatanan kursi sofa di atas keramik warna coklat dan karpet berwarna merah bermotif tergelar menambah keindahan pagi itu.
Ada suara orang memanggil dari belakang "Abah sarapan!" Terdengar beberapa kali. Namun lelaki itu tidak segera menjawab. Ia kelihatannya serius memperhatikan sesuatu di HP Opponya sehingga mengarahkan kakinya menuju ruang tamu bukan menuju arah datangnya suara.
Segera saja ia mendudukkan pantatnya di kursi sofa sambil menatap tulisan yang muncul di HP Opponya. Serius ia membacanya. Saking seriusnya, ya tidak rasa kalau bentuk bibirnya mirip pembaca berita di televisi. Bukan hanya bentuk bibirnya, bahkan roman mukanya juga mirip Jeremy Teti.
Setelah selesai membacanya, nampaknya berita menggembirakan. Ia langsung menutup HP Opponya, sambil merenungkan sesuatu. 
Sementara dalam proses perenungan, tiba-tiba ada seorang ibu memegangi pundaknya dari belakang sambil bertanya. "Serius amat bah, baca apa sih?" Dengan sedikit gaget, ia menoleh lalu berkata, "Eh, maafkan aku Bu. Ini barusan membaca tulisan di sini." Sambil membuka kembali HP Opponya dan menunjukkan kepada si ibu tentang tulisan yang dibaca. "Ini Bu, berita pagi ini, di-posting dari kemarin" so ibu juga kelihatan serius memperhatikan tulisan itu. Ternyata tulisan itu memuat tentang sebuah paradoks  yang diberi judul seperti ini.

KH Cholil Nafis: Paradoks! Orang Tidak Tes Disuruh Tes, Mau Tes Diminta Bayar

Sepertinya menarik bagi mereka berdua. Ibu itu sambil mendengar sambil membaca dari layar HP yang dinyalakan oleh lelaki itu.  Lelakiitu membacakan inti-intinya dari cerita berikut.

JAKARTA - Metode skrining awal melalui menjadi salah satu syarat wajib bagi mereka yang hendak pergi ke luar daerah. Namun biaya tes yang mencapai ratusan ribu rupiah menjadi persoalan banyak dikeluhkan, termasuk oleh kalangan santri.

Sementara, di sisi lain, pemerintah telah menaikkan anggaran penanganan Covid-19 dari Rp405,1 triliun menjadi Rp695,2 triliun. Hal inilah yang membuat Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis terheran dan mempertanyakan beban biaya rapid test bagi para santri itu.

“Belajar dari berbagai negara yang sukses menangangi Covid-19, rapid test dilakukan secara masif, terstruktur, dan sistematis,” ujar KH Cholil kepada SINDOnews, Minggu (21/6/2020).

Kalau orang mau tes saja disuruh bayar, sementara anggaran kita banyak, apakah ini tidak lebih urgen dibandingkan lainnya? Kalau orang tidak tes, dikejar-kejar (untuk) disuruh tes. Sementara orang mau tes (malah) disuruh bayar. Ini kan paradoks sebenarnya,” celetuknya.

Hal itu dikemukan lantaran berbagai keluhan yang didengarnya dari para santri. Bahkan, hal itu juga dialami anaknya saat hendak berangkat ke Malang, Jawa Timur pekan lalu yang harus mengeluarkan Rp400 ribu untuk rapid test.

Karena itu dirinya mempertanyakan perihal kenaikan anggaran penanganan Covid-19. Dengan harapan, ada kelonggaran dari pemerintah untuk menggratiskan biaya rapid test bagi para santri. Terlebih lagi, Kementerian Keuangan juga sudah menyetujui usulan dari Kementerian Agama senilai Rp2,3 triliun untuk bantunan operasional pesantren (BOP) dan mendukung pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi virus corona.

“Orang ke pesantren disuruh rapid test. Bagus kalau ada kesadaran, kalau enggak? Dia langsung masuk kan lebih berbahaya. Semestinya digratiskan bagi seluruh santri dari semua zona,” pintanya.

Setelah mereka berdua mengakhiri bacaannya bersama, si ibu berdoa "moga pemerintah mendengar, dan membaca tulisan ini. Ketika anak kita kembali  nanti tidak ada lagi tes-tes yang mengeluarkan uang, sehingga kita hanya menyiapkan uang tiket saja aamiin. Disambung juga oleh si lelaki "aamiin".

Mereka berdua melihat ke langit dan mengangkat kedua tangan lalu sama-sama mengucapkan aamiin dengan penuh harap kepada Sang Ilahi. Lalu bergandengan tangan menuju ke belakang.

Sabtu, 20 Juni 2020

Pengetahuan Umum

Manfaat Corona
Oleh: Muh Hasyim
Setelah membolak-balik kamus mencari arti kata 'Corona' tidak ditemukan, saya mengutip sebuah simpulan umum. Virus Corona merupakan virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Penyakit flu sudah dikenal manusia sejak lama. Entah mengapa, apa perubahan cuaca atau hasil analisa manusia di era teknologi sekarang menjadikan istilah Corona ini menjadi momok yang menakutkan manusia di dunia di akhir tahun 2019 hingga pertengahan tahun 2020. 
Memasuki awal tahun 2020, dunia semakin gempar dengan sering diperdengarkannya kata covid-19. Covid-19 istilah yang digunakan oleh badan dunia WHO untuk menginformasikan kepada dunia tentang dampak yang ditimbulkan oleh virus Corona.
Saya menyimak berita tentang Corona dari media elektronik. Selain itu, informasi langsung dari pimpinan saya setelah tiba dari dinas luar, beliau mengatakan sekarang ada penyakit yang menakutkan namanya Corona. Mendengar itu sikap saya biasa saja, saya pikir pimpinan saya hanya bercanda. 
Esoknya saya bertemu pimpinan di sekolah tempat mengajar. Seperti biasanya, setelah memberi ucapan selamat beliau berjabat tangan. Namun pagi itu, beliau tidak lagi mengulurkan tangannya tapi hanya mengangkat di dada sambil berkata mulai sekarang tidak boleh berjabat tangan. Kita harus menjaga diri dari penyebaran virus Corona. Kegiatan belajar mengajar di sekolah saya  masih berjalan seperti biasa.
Tanggal 19 Maret 2020 sekolah saya mengumumkan anak-anak belajar di rumah saja, nanti tanggal 6 April baru masuk kembali. Sebelum pengumuman itu, Pimpinan saya dengan dewan guru lebih dahulu mengadakan pertemuan singkat membahas tentang agenda belajar anak-anak di rumah.
Tapi karena waktu dirumahkan anak-anak hanya lebih kurang dua Minggu saja, maka pembahasan tentang agenda belajar anak-anak di rumah tidak mendetail. Agendanya hanya berupa pemberian tugas oleh guru mapel untuk dikerjakan oleh anak-anak di rumah. Lalu saya bersama teman-teman mengajar di rumah dengan cara masing-masing.
Mulai dari tanggal 20 Maret sampai 6 Juni 2020 saya mengajar dari rumah dengan menggunakan WA dan Google Clasroom. Tanpa tatap muka langsung dengan anak-anak. Itu alat bantu yang saya gunakan. Teman lainnya mungkin sama dengan saya mungkin juga berbeda. Selama itu tidak terjadi saling kontak dengan teman dan pimpinan, kecuali saat rapat. Rapat yang digunakan rapat online dengan media 'zoom meeting'. Saat itu, kami membahas banyak hal termasuk alat bantu mengajar daring.
Dalam rentang waktu tersebut, saya sering juga membaca surat edaran menteri, gubernur, kepala dinas tentang masa belajar di rumah dari 6 April masuk diperpanjang sampai 22 April. Kemudian diperpanjang lagi sampai 
29 Mei berlanjut sampai masuknya era baru (new normal).
Seiring dengan itu, KBM daring saya terapkan jadwal sekolah. Untuk efisiensi waktu dan sarana, kelas yang jadwal belajar di sekolah sama saya gabungkan di satu group.  Dari enam kelas XI yang saya asuh jadi 3  group  WA. Pertama; group sosial 7 dan 8 jadwal setiap Senin dan Kamis. Kedua; group alam 2 dan 3 jadwal setiap Rabu dan Jumat. Ketiga; group alam 1 dan 4 jadwal setiap Selasa dan Sabtu.
KBM berjalan sesuai rencana pembelajaran yang saya susun. Bedanya, biasanya saya menggunakan berbagai metode di kelas.  Tapi daring saya baru  menggunakan metode membaca dan penugasan. Saya menggunakan tiga sesi. Pertama; kepada  anak-anak saya berikan topik setelah apersepsi. Lalu mereka mencari di internet untuk dibaca. Waktu dibatasi 90 sampai 120 menit. Sesi kedua; mereka bergabung kembali di WA untuk menjawab soal evaluasi yang sudah saya siapkan. Waktu pengerjaan 30 sampai 45 menit. Selesai, saya tentukan teknik pengumpulan. Terkadang langsung japri ke WA saya. Terkadang lewat ketua kelas di-pdf-kan baru dijapri ke WA saya. Sesi ketiga; penutup, setelah saya menyimpulkan kegiatan hari itu, lalu informasi dan pr ditutup dengan doa masing-masing.
Kendala yang saya temukan selama belajar mengajar lewat daring antara lain. Anak-anak tidak semua punya HP Android, punya terkadang tidak punya pulsa data. Selama dirumahkan anak-anak tinggal bersama keluarga di kampung yang jauh dari koneksi internet (tidak ada sinyal). Selain itu, ada anak yang memang tidak punya semangat untuk belajar. Serta komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua anak-anak tidak terjalin baik.
Bukan hanya anak-anak, tetapi ada juga guru yang tidak melakukan daring karena keterbatasan seperti tersebut di atas. Guru yang mengalami keterbatasan dimaksud termasuk yang tinggal di kampung.  Ada beberapa anak yang memberikan informasi bahwa guru A hanya memberikan tugas sebelum dirumahkan, guru B hanya sekali mengajar lewat daring, guru C belum pernah menemui kami. Ketika ditanya kalian senang? Anak-anak mempunyai jawaban beragam. Ada yang menjawab senang dan juga yang tidak senang. 
Solusi yang saya berikan ketika hambatan itu saya temui antaranya menambah waktu dalam mengumpulkan tugas. Memberikan kesempatan absensi kepada anak-anak yang terlambat mengisi daftar hadir. Mengulang pokok-pokok materi bagi anak-anak yang baru selesai isi pulsa data. Mengusulkan kepada sekolah untuk menugaskan guru BP menemui anak-anak yang tidak ada keterangan selama dirumahkan.
Saya sebagai guru dan anak-anak sebagai siswa bahkan kita semua baru pertama kali mendengar dan mengalami yang namanya covid-19. Sebelumnya kita semua sudah tahu yang namanya flu sebagaimana disebutkan di awal tulisan ini.
Sebagaimana jawaban anak-anak tersebut di atas. Guru bahkan kita semua, pasti ada yang punya jawaban sama dengan anak-anak.  Ada yang senang dengan adanya Corona dan ada yang tidak senang dengan Corona.
Di akhir tulisan ini saya simpulkan bahwa: 
  1. Corona dapat memasang memori di benak kita dan anak-anak. Bagi anak-anak baik SD, SMP, SMA, bahkan Perguruan Tinggi yang tamat dan wisuda tahun 2020 mereka secara otomatis terpasang memori sebagai angkatan Corona. 
  2. Corona dapat meningkatkan presentasi kelulusan anak-anak tahun 2020 menjadi 100%.
  3. Corona dapat meningkatkan presentasi kenaikan kelas menjadi 100% .
  4. Corona dapat menghimpun keluarga yang sebelumnya hidup berjauhan di satu rumah saja.
  5. Corona dapat mengajarkan kita terbiasa hidup bersih.
  6. Corona dapat menurunkan pendapatan keluarga yang sebelumnya mencari nafkah di luar rumah.
  7. Corona dapat meningkatkan pendapatan keluarga yang berkreasi hidup di rumah saja dengan jualan online.
  8. Corona dapat merenggangkan hubungan keluarga karena tidak boleh mudik.
  9. Corona dapat mengubah pendapatan dan pengeluaran keluarga.
  10. Corona dapat mencetak pemakaman baru kuburan Corona.


Minggu, 14 Juni 2020

Pengetahuan Sastra

Apa yang harus dicari ketika menganalisis puisi - Lainnya | Juli 2020

10 Cara Memahami Puisi

Oleh: Muh Hasyim

Puisi merupakan karya sastra yang unik dilihat dari fisiknya. Karena puisi menggunakan pilihan kata yang unik pula dalam membentuknya. Dibentuk sesuai situasi yang membangun lahirnya puisi itu sendiri. Demikian pula kata-kata yang dipilih oleh penyair disesuaikan dengan situasi.
Puisi yang dibentuk dengan rangkaian kata-kata tersebut, terkadang sulit dan terkadang mudah untuk dimengerti oleh pembaca atau penikmat puisi. Menurut pengalaman penikmat sastra, terutama puisi, apabila seseorang ingin memahami makna puisi, maka ia harus mengenali jenis-jenis puisi yang akan dianalisis maknanya.
Pertama puisi transparan, merupakan puisi yang mudah dikenali maknanya. Jenis puisi ini hanya sekali dibaca langsung diketahui maknanya.
Kedua puisi buram, merupakan puisi yang agak sedikit sulit untuk diketahui maknanya. Jenis puisi ini harus dibaca berulang-ulang baru dimengerti maknanya.  Bukan hanya dibaca berulang-ulang  melainkan juga harus mencari makna kata. Karena terkadang kata-kata yang digunakan susah ditebak maknanya.
Ketiga puisi gelap, merupakan puisi yang sulit untuk dimengerti maknanya. Terkadang membuat pembaca atau penikmat puisi menjadi bosan. Tapi ada juga yang menganggapnya sebagai tantangan. Mengapa? Karena hampir sembilan puluh sembilan persen kata yang terangkai tidak dapat dimengerti sama sekali oleh  pembaca puisi.
Tentu pembaca bertanya-tanya, bagaimana pembaca dapat memahami ketiga jenis puisi tersebut?
Penulis artikel ini pernah berguru dengan seorang pengajar sastra di Universitas Timor Timur (UNTIM 1993) tentang analisis puisi. Beliau dikenal dengan nama dan gelar  Professor Doktor Doktorandus Yoseph Yapi Tawum dosen sastra di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (sekarang (2020)) mengatakan bahwa ada sepuluh cara yang harus diketahui dalam memahami puisi dikutip dari buku 10 cara memahami isi puisi menurut Prof. Dr. Mursal Esten.
  1. Perhatikanlah judulnya. Judul adalah sebuah lubang kunci untuk menengok keseluruhan makna puisi. Melalui lubang kunci itu bisa terlihat apa yang ada di dalam puisi. Bahkan melaui lubang kunci itu bisa terbuka rahasia makna yang ada di dalam sebuah puisi. Berdasarkan uraian tersebut, pembaca puisi dapat memaknai puisi dengan menganalisis kata-kata  yang terdapat pada judul. Kalau belum mengerti maka langkah selanjutnya...
  2. Perhatikan kata-kata yang dominan. Kata-kata yang sering diulang di dalam sebuah puisi bisa menjadi kata-kata yang dominan. Kata-kata yang dominan itu dapat pula memberi suasana yang dominan terhadap sebuah puisi. Dengan melihat kata-kata yang dominan itu akan terbuka pula kemungkinan untuk memahami makna keseluruhan puisi. Dengan memperhatikan kata-kata dominan belum juga ada titik terang memahami isi puisinya maka langkah selanjutnya...
  3. Selami makna konotataif. Bahasa puisi adalah bahasa yang melewati batas-batas maknanya yang lazim. Melewati maknanya yang harfiah. Dengan makna yang konotatif itu ingin dibentuk suatu imaji atau citra tertentu di dalam sebuah puisi. Setelah menyelami makna konotatif belum juga ada menemukan makna puisinya maka selanjutnya...
  4. Mengenali sturktur bahasa puisi. Bagian ini membutuhkan perhatian pembaca atau penikmat puisi untuk mengenali struktur bahasa yang digunakan penyair dalam menciptakan puisi. Setelah itu selanjutnya...
  5. Ubahlah bait-bait puisi menjadi prosa/memparafrasekan puisi. Setelah memparafrase puisinya tentu akan ada titik terang memahami puisi tersebut. Kemudian...
  6. Usut siapa yang dimaksud kata ganti yang ada dan siapa yang mengucapkan kalimat yang ada di dalam tanda kutip (jika ditemukan di dalam sebuah puisi). Setelah menemukan yang dimaksudkan dalam kata ganti pembaca boleh menentukan pertalian mananya.
  7. Antara satu unit dengan unit yang lain (larik dengan larik yang lain, bait dengan bait yang lain) di dalam sebuah puisi, membentuk satu kesatuan (keutuhan makna). Temukanlah pertalian makna antara unit tersebut. Dan jangan lupa untuk...
  8. Cari dan kejar makna yang tesembunyi!  Sebuah puisi yang baik selalu punya makna tambahan dari apa yang tersurat. Makna tambahan itu hanya akan bisa didapatkan sesudah membaca dan memahami puisi itu. Sesudah merenung, melaui proses kontrasi dan intensifikasi. Maka selanjutnya...
  9. Perhatikan corak sebuah sajak. Ada puisi yang lebih mementingkan unsur formal dan yang lebih mementingkan unsur puitis. Pembaca dengan mudah membedakan unsur formal dan unsur puitis.
  10. Apa pun tafsiran (interpretasi) terhadap sebuah puisi, maka tafsiran tersebut harus bisa dikembalikan kepada teks.  Dengan arti kata, setiap tafsiran harus berdasarkan teks. Harus bisa ditunjukkan kata mana, larik mana, ataupun bait mana yang menjadi sumber tafsiran tersebut. Demikian sepuluh cara memahami puisi yang pernah penulis pelajari dari dosen penulis semasa kuliah, dan saat ini dibagikan kepada pembaca.  Moga bermanfaat.                                             


Pelajaran Bahasa Indonesia Bab 3

5 Keistimewaan Umat Muslim

  5 Keistimewaan Umat Muslim oleh Muh. Hasyim Pada hakikatnya Allah swt menguji keimanan itu sendiri kepada setiap orang muslim agar mereka ...