’MANUSIA ABAD INI LEBIH MENCINTAI ISMAIL-ISMAIL KECIL daripada ALLAH SWT’
oleh: Muh. Hasyim
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
فَإِنْ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Segala puji bagi Allah yang hanya kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan-Nya, dan memohon Ampunan-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari kekejian dan kejahatan amalan diri kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkan, dan barang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Dan aku bersaksi bahwa tiada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah saja, yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabi kita, pujaan hati ribuan juta muslim di dunia ’Muhammad bin Abdillah yang berbudi luhur dan mulia nasabnya dengan semulia-mulia ucapan dan doa baginya … Allahumma sholli wasallim wabarik alaih wa’ala alaih.
Jamaah sholat jumat dan pendengar RRI Atambua yang dirahmati Allah SWT!
Tidak terasa, hari ini kita berada tepat tanggal 21 Juli 2023 Masehi. Bertepatan pula dengan tanggal 3 Muharram 1445 H.
Ijinkan saya menyampaikan khutbah dengan judul:
’Manusia Abad Ini Lebih Mencintai Ismail-Ismail Kecil daripada Allah SWT’
Allah SWT berfirman … .
وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلٗا مِّن قَبۡلِكَ مِنۡهُم مَّن قَصَصۡنَا عَلَيۡكَ وَمِنۡهُم مَّن لَّمۡ نَقۡصُصۡ عَلَيۡكَۗ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأۡتِيَ بَِٔايَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ فَإِذَا جَآءَ أَمۡرُ ٱللَّهِ قُضِيَ بِٱلۡحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ ٱلۡمُبۡطِلُونَ
Assunnah
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ
Jamaah sholat jumat dan pendengar RRI Atambua yang dirahmati Allah SWT!
Tidak ada manusia yang memiliki cinta melebihi yang lain kepada Allah kecuali nabi Ibrahim as. Ini dibuktikan dengan nabi Ibrahim as, lebih mencintai Allah daripada anaknya sendiri yaitu nabi Ismail as. Manusia abad ini lebih mencintai ismail-ismail kecil daripada mencintai Allah SWT.
وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلٗا مِّن قَبۡلِكَ مِنۡهُم مَّن قَصَصۡنَا عَلَيۡكَ وَمِنۡهُم مَّن لَّمۡ نَقۡصُصۡ عَلَيۡكَۗ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأۡتِيَ بَِٔايَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ فَإِذَا جَآءَ أَمۡرُ ٱللَّهِ قُضِيَ بِٱلۡحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ ٱلۡمُبۡطِلُونَ
Artinya: Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu . . . .(Q.S. Ghafir [40]: 78).
Siapa saja nabi dan rasul yang dimaksud dalam ayat tersebut? Nabi dan rasul yang dimaksud dan wajib kita ketahui adalah sebagai berikut:
NO | NABI DAN RASUL | NO | NABI DAN RASUL |
| 1) Nabi Adam a.s. 2) Nabi Idris a.s. 3) Nabi Nuh a.s. 4) Nabi Hud a.s. 5) Nabi Saleh a.s. 6) Nabi Ibrahim a.s. 7) Nabi Ismail as 8) Nabi Ishak as 9) Nabi Luth a.s. 10) Nabi Ya’kub a.s. 11) Nabi Yusuf a.s. 12) Nabi Syuaib as |
| 13) Nabi Ayyub a.s. 14) Nabi Musa a.s. 15) Nabi Harun a.s. 16) Nabi Zulkifli a.s. 17) Nabi Daud a.s. 18) Nabi Sulaiman a.s. 19) Nabi Ilyas a.s. 20) Nabi Ilyasa’ a.s. 21) Nabi Yunus a.s. 22) Nabi Zakariya a.s. 23) Nabi Yahya a.s. 24) Nabi Isa a.s. 25) Nabi Muhammad saw. |
Terntang Nabi Ibrahim as selanjutnya disebut dalam firman-Nya
۞وَإِنَّ مِن شِيعَتِهِۦ لَإِبۡرَٰهِيمَ إِذۡ جَآءَ رَبَّهُۥ بِقَلۡبٖ سَلِيمٍ
Artinya: Dan sungguh Ibrahim termasuk golongannya (Nuh). (Ingatlah) Ketika dia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.
Ayat ini menerangkan kepada kita, bahwa nabi Ibrahim as dari keturunan nabi Nuh. Selanjutnya Allah menjelaskan sifat nabi Ibrahim as sebagaimana firman-NYa
وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّي سَيَهۡدِينِ رَبِّ هَبۡ لِي مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ فَبَشَّرۡنَٰهُ بِغُلَٰمٍ حَلِيمٖ
Artinya: Dan Dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk yang saleh.” Maka kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail)’
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita tentang ketakwaan nabi Ibrahim as bahwa beliau sudah berpuluh tahun bertawakkal kepada Allah untuk diberi keturunan. Dengan ketakwaannya itu, akhirnya Allah mengabulkan doanya.
(Arti dan kutipan ayat di atas tersebut dalam QS.As Saffat ayat 83-84 dan 99-101 termuat pula dalam Kitab Taurat Kitab Kejadian ayat 1-6.)
Merupakan salah satu rukun iman umat islam dari yg enam, bahwa kita harus percaya kepada nabi dan rasul Allah SWT. dan kitab-kitab-Nya.
Puluhan bahkan ratusan tahun menanti kehadian seorang anak, dengan keteguhan hatinya hanya kepada Allah itu luar biasa bila dibandingkan dengan manusia abad ini. Akhirnya doa nabi Ibrahim as pun diijabah oleh Allah SWT, dengan dihadirkannya seorang putra yang juga merupakan nabi Allah. Doa sudah dikabulkan, tidak berarti sampai di situ saja ujian dari Allah SWT untuk nabi Ibrahim as. Semakin tinggi dan kuat iman seseorang semakin tinggi pula ujian dari Allah SWT untuknya. Itulah yang dialami oleh nabi Ibrahim as. Semakin ya mencintai Allah, semakin ia diuji oleh Allah SWT dengan diperintahkan untuk menyembelih putra tercintanya yaitu nabi Ismail as.
Manusia siapa yang paling taat seperti nabi Ibrahim as, lewat mimpi saja ya yakin bahwa itu adalah perintah Allah SWT. (tentu dengan berbagai pertimbangan) sesuai firman-Nya QS. As Saffat : 102 dan 107
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya :Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ
Artinya : sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
Itulah gambaran sifat dari nabi Ismail as dan nabi Ibrahim as untuk dijadikan pelajaran bagi manusia abad ini. Karena manusia abad ini, sudah banyak menguasai ilmu, tetapi sangat disayangkan karena ilmunya hanya untuk dunia dan mengabaikan akhirat.
Siapakah ismail-ismail kecil itu?
Di awal, khatib menyebut ismail-ismail kecil. Maksudnya, manusia abad ini lebih mencintai ismail-ismail kecil daripada mencintai Allah SWT. Jangankan mimpi, sudah jelas itu perintah Allah SWT, masih saja berusaha untuk menafsirkan dengan akal tanpa menghiraukan dalil. Padahal Rasulullah SAW. telah bersabda, yang artinya kalian akan selamat dunia akhirat dengan berpegang teguh pada dua pusaka yaitu Al Quran dan Assunnah.
Siapakah ismail-ismail kecil itu? yaitu mereka yang lebih mencintai: tahta; wanita; harta; anak; popularitas daripada Allah SWT.
Manusia abad ini, ingin bertahta berusaha dengan berbagai cara, tapi lupa kalau tahta tidak abadi, melihat wanita, hanya dari cantiknya ingin dikuasai bukan agamanya, tapi lupa kalau kecantikan hanya sementara, ia berusaha dengan berbagai cara punya harta banyak, tapi lupa kalau harta tidak dapat menolongnya jika cara memperoleh dan memanfaatkannya tidak sesuai syariat, ia berusaha memiliki keturunan yang kuat dan cerdas, tapi lupa kalau hanya cerdas dan kuat saja tanpa bekal ilmu agama anak akan menjadi musuhnya sendiri suatu saat, ingin popular dengan segala cara, tapi lupa kalau suatu saat ia akan ditinggalkan oleh penggemarnya.
Manusia abad ini merasa lebih saleh dengan teknologi. Ingin beramal saleh harus disiarkan dengan video dan selfi, tapi lupa kalau memberi sesuatu kepada orang lain tuntunannya adalah berilah dengan tangan kanan, berusaha agar tangan kiri tidak mengetahuinya. Mengumpulkan uang dengan berbagai cara dan menanti belasan tahun untuk beribadah kepada Allah di tanah haram. Tetapi ketika berada di tanah haram lebih khusyu siaran langsung dan selfi dengan hp daripada duduk berdoa tawaddu kepada Allah. Saat itu, mereka merasa gembira karena kumpul bersama saudara dari berbagai negara sbg tempat wisata. Tetapi mereka tidak tahu apakah masih ada kesempatan untuk datang lagi di tempat suci satu-satunya di dunia dan tempat satu-satunya manusia berkomunikasi dengan Allah dan dikabulkan doanya.
Ini semua bertanda bahwa manusia abad ini lebih mencintai ismail-ismail kecil daripada Allah. Padahal Allah telah mengingatkan kita, sebagaimana firman-Nya QS Ibrahim berikut ini:
وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱللَّهَ غَٰفِلًا عَمَّا يَعۡمَلُ ٱلظَّٰلِمُونَۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمۡ لِيَوۡمٖ تَشۡخَصُ فِيهِ ٱلۡأَبۡصَٰرُ
Artinya: Dan jangalah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu (mereka) terbelalak.
وَأَنذِرِ ٱلنَّاسَ يَوۡمَ يَأۡتِيهِمُ ٱلۡعَذَابُ فَيَقُولُ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ رَبَّنَآ أَخِّرۡنَآ إِلَىٰٓ أَجَلٖ قَرِيبٖ نُّجِبۡ دَعۡوَتَكَ وَنَتَّبِعِ ٱلرُّسُلَۗ أَوَ لَمۡ تَكُونُوٓاْ أَقۡسَمۡتُم مِّن قَبۡلُ مَا مَا لَكُم مِّن زَوَالٖ
Artinya: Dan berikanlah peringatan (Muhammad) kepada manusia pada hari (Ketika) azab datang kepada mereka, maka orang yang zalim berkata, “Ya Tuhan kami, berilah kami kesempatan (kembali ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.” (kepada mereka dikatakan) “Bukankah dahulu (di dunia) kamu telah bersumpah bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?
فَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱللَّهَ مُخۡلِفَ وَعۡدِهِۦ رُسُلَهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٞ ذُو ٱنتِقَامٖ
Artinya: Maka karena itu jangan sekali-kali kamu mengira bahwa Allah mengingkari janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya. Sungguh Allah Maha Perkasa dan mempunyai pembalasan.
Itulah gambaran manusia abad ini dan peringatan Allah yang harus kita perhatikan dan taati.
Bagaimana seharusnya manusia abad ini bersikap?
Allah telah mengingatkan manusia sejak awal dalam firman-Nya QS al Mu’minun:8-11
وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِأَمَٰنَٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَٰعُونَ وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَوَٰتِهِمۡ يُحَافِظُونَ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡوَٰرِثُونَ ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلۡفِرۡدَوۡسَ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Artinya: Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanah-amanah dan janjinya, serta orang yang memelihara sholatnya. Mereka itulah orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
Tentu untuk mencapai hikmah dalam firman Allah tersebut, manusia harus berilmu sebagaimana pesan hadis Imam Syafei berikut!
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ
Artinya: "Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu,".
Untuk itu, maka sebagai manusia yang bersyahadat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, harus mempelajari Islam itu secara keseluruhan, sebagaimana firman-Nya
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan. Laksanakanlah Islam secara total, tidak setengah-setengah, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan yang menyesatkan dan memecah belah kamu. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.
Pesan yang akan disampaikan pada kesempatan ini adalah “Jangan mengira bahwa Allah akan mengingkari janji-janji yang sudah diwahyukan kepada nabi dan rasul untuk disampaikan kepada umat manusia”. Untuk itu, hendaknya jamaah salat jumat dan pendengar RRI Atambua agar selalu membesarkan dan mengagungkan nama Allah setiap saat. Tunduk dan taat kepada Allah dan rasulnya. Berusaha untuk menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Agar manusia tiba saatnya, kembali kepada Allah dengan hati yang salim. Seperti nabiullah Ibrahim as. dan Ismail as. dalam kisah Idul Adha kali ini.
إِذۡ جَآءَ رَبَّهُۥ بِقَلۡبٖ سَلِيمٍ
Allah maha mengetahui kemampuan yang dimiliki hambanya, demikian pula tingkatan iman dan derajat yang dianugerahkan pada setiap hamba-Nya. Tak henti-hentinya kita bersyukur dan beristigfar semoga kita semua senantiasa mendapat ridho-Nya,
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ القَوِيُّ المَتِيْنُ، العَزِيْزُ الحَكِيْمُ، العَلِيْمُ الخَبِيْرُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلـٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ وَأَمِيْنُهُ عَلَى وَحْيِهِ، الدَاعِيُ إِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ وَالسِرَاجُ المُنِيْرُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .
أمَّا بَعْدُ أيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ:
اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى، وَرَاقِبُوْهُ جَلَّ فِي عُلَاهُ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ، وَتَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلَا: بِطَاعَةِ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ رَجَاءَ ثَوَابَ اللهِ، وَتَرْكٌ لِمَعْصِيَةِ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ خِيْفَةَ عَذَابِ اللهِ
Akhirnya marilah kita tutup khutbah Jum’at ini dengan berdo’a kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي نَجَّىٰنَا مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ,رَّبِّ أَنزِلۡنِي مُنزَلٗا مُّبَارَكٗا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡمُنزِلِينَ َ رَبِّ ٱنصُرۡنِي بِمَا كَذَّبُونِ َ رَبِّ إِنِّيٓ أَعُوذُ بِكَ أَنۡ أَسَۡٔلَكَ مَا لَيۡسَ لِي بِهِۦ عِلۡمٞۖ وَإِلَّا تَغۡفِرۡ لِي وَتَرۡحَمۡنِيٓ أَكُن مِّنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ . رَّبِّ ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيۡتِيَ مُؤۡمِنٗا وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۖ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارَۢا . رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا ٱلۡبَلَدَ ءَامِنٗا وَٱجۡنُبۡنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضۡلَلۡنَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلنَّاسِۖ فَمَن تَبِعَنِي فَإِنَّهُۥ مِنِّيۖ وَمَنۡ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ . رَبِّ ٱجۡعَلۡنِي مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِيۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ . رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡحِسَابُ . رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنٗا وَٱرۡزُقۡ أَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنۡ ءَامَنَ مِنۡهُم بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ . رَّبَّنَا عَلَيۡكَ تَوَكَّلۡنَا وَإِلَيۡكَ أَنَبۡنَا وَإِلَيۡكَ ٱلۡمَصِيرُ . رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ . رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرٗا وَتَوَفَّنَا مُسۡلِمِينَ . رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبِّكُمْ فَئَامَنَّا، رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْعَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.