Minggu, 23 Agustus 2020

Pengetahuan Agama

Ucapan dan Gambar Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah ... 

MUHASABAH PERGANTIAN TAHUN BARU HIJRIAH

Disampaikan oleh Muh Hasyim

Editan dari: Ahmad G Zaki

21 Agustus 2020, 08:40 WIB

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Hadirin, jama’ah shalat Jumat yang dimuliakan oleh Allah ta’ala.

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memujiNya, memohon pertolongan dan ampunanNya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberikan petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya.

Aku bersaksi bahwa tak ada sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah, tidak ada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan utusanNya.

Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada pemimpin dan uswah kita Nabi Muhammad, yang melalui perjuangannyalah, cahaya Islam ini sampai kepada kita, sehingga kita terbebas dari kejahiliyahan, dan kehinaan. Dan semoga shalawat serta salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Hari ini kita berada di Jumat kedua tahun 1442 Hijriyah. Demikian cepat waktu berlalu. Hari berganti hari, bulan berganti  bulan dan kini tahun pun telah berganti.

Setiap pergantian satuan waktu adalah momentum bagi kita untuk bermuhasabah. Mengevaluasi diri. Meskipun muhasabah sebenarnya tak harus menunggu. Namun momentum seperti pergantian tahun ini menjadi sarana yang memudahkan kita untuk mengevaluasi dengan membandingkan periode waktu tertentu dengan periode sebelumnya.

Muhasabah adalah keniscayaan bagi orang-orang beriman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.  (QS. Al Hasyr: 18)

Muahadah

Jamaah Sholat Jumat rahimakumullah,

Suatu hari datang serombongan laki-laki menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Madinah. Mereka tidak memakai alas kaki. Sebagian di antara mereka tidak memakai baju, sebagian lagi bajunya compang-camping. Mereka berasal dari Bani Mudhar.

Melihat mereka, Rasulullah terenyuh. Maka beliau membacakan Surat Al Hasyr ayat 18 ini lalu memerintahkan para sahabat untuk bersedekah. Saat itu, ada seorang sahabat yang bergegas bersedekah. Padahal dia bukan orang kaya. Ia datang dengan membawa kurma dalam genggaman tangannya, sampai tidak muat.

Melihat sahabat ini, sahabat-sahabat lain kemudian bergerak, pulang ke rumah dan kembali menghadap Rasulullah dengan membawa sedekah. Rasulullah senang melihat Bani Mudhar terbantu. Lantas beliau bersabda:

مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ

Barangsiapa mempelopori kebiasaan yang baik dalam Islam, maka baginya pahala dan pahala orang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.  (HR. Muslim)

Surat Al Hasyr ayat 18 ini adalah ayat yang memerintahkan kita untuk melakukan muhasabah. Namun Allah mengawalinya dengan perintah taqwa. Karena taqwa inilah janji kita. Taqwa inilah manifestasi dari muahadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sebelum lahir ke dunia, kita telah diambil janji setia kepada Allah. Kita semua lupa perjanjian di alam ruh itu, tapi Al Quran mengingatkan kita.

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آَدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (QS. Al A’raf: 172)

Muhasabah

Jamaah Jumat hafidhakumullah,

Kita telah berjanji setia kepada Allah untuk beribadah dan bertaqwa kepada-Nya. Kita kemudian diingatkan untuk mengevaluasi apa yang telah kita lakukan dalam rangka memenuhi muahadah itu, sebagai bekal untuk masa depan.

وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); (QS. Al Hasyr: 18)

Ghadd (غد) yang dimaksud dalam ayat ini menurut para mufassir artinya adalah akhirat. Hari esok kita di akhirat kelak. Masa depan kita di akhirat nanti.

Maka hendaklah kita melakukan muhasabah, mengevaluasi, apa yang telah kita lakukan untuk akhirat kita. Jika perusahaan membuat laporan tahunan untuk mengevaluasi perkembangan dan laba rugi, kita yang mengejar akhirat lebih berhak untuk melakukan muhasabah. Agar tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, dan agar tahun depan lebih baik dari tahun ini. Untuk masa depan kita di akhirat nanti.

Cobalah kita luangkan waktu untuk bermuhasabah. Jika tahun ini sholat kita ada yang bolong, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun depan sholat lima waktu kita lengkap. Jika tahun ini sholat lima waktu kita telah lengkap tapi belum berjamaah, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun depan sholat lima waktu kita berjamaah. Jika tahun ini kita sudah sholat berjamaah tapi sering jadi makmum masbuk, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun depan kita tidak sering lagi menjadi makmum masbuk.

Demikian pula puasa kita. Jika tahun ini puasa Ramadhan kita ada yang bolong, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun depan puasa Ramadhan kita lengkap.

Demikian pula tilawah kita. Jika tahun ini kita belum bisa tilawah setiap hari, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun depan kita lebih dekat dengan Al Quran dan bisa membacanya setiap hari.

Demikian pula sedekah kita. Jika tahun ini kita jarang sedekah, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun depan kita lebih banyak bersedekah dan lebih banyak membantu sesama.

Sebab muhasabah itu harus berujung pada perbaikan diri. Peningkatan amal shalih. Semakin dekat dengan realisasi muahadah kita: balaa syahidnaa.

Muqarabah

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Setelah menyerukan muhasabah, Allah mengikutinya dengan kembali menyerukan taqwa. Wattaqullah. Dan inilah satu-satunya ayat dalam Al Quran yang di dalamnya ada dua perintah taqwa.

Ini mengisyaratkan bahwa muhasabah itu sangat penting. Dan muhasabah itu harus membuat kita semakin dekat dengan Allah, muqarabatullah. Wattaqullah.

Karenanya sering kali muhasabah melahirkan target-target baru. Dalam rangka apa? Agar lebih dekat kepada muahadah terbesar kita, perlu dibuat muahadah turunannya. Sehingga kita semakin dekat kepada Allah dan semakin bertaqwa. Wattaqullah.

Muraqabah

Ayat ini kemudian ditutup dengan firman-Nya:

إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.  (QS. Al Hasyr: 18)

Khabir (خبير) biasa diterjemahkan menjadi Maha Mengetahui. Namun kekhususan sifat Khabir ini, Allah Maha Mengetahui sekaligus akan mengabarkan di akhirat nanti. Allah Maha Mengetahui segala yang dikerjakan oleh hamba-Nya dan Allah akan mengabarkan itu di yaumi hisab, yaumil mizan.

Apa pun yang kita lakukan. Apakah dalam kesendirian atau di tengah keramaian. Apakah tersembunyi atau terang-terangan. Allah mengetahui semuanya dan kelak di akhirat akan ditampilkan-Nya kepada seluruh manusia. Bahkan amalan hati pun Allah mengetahuinya.

Firman Allah ini mengingatkan kita agar memiliki sikap merasa diawasi oleh Allah. Muraqabah. Muraqabatullah.

Muraqabah inilah yang akan menjadi kontrol kita. Ketika kita akan melakukan kemaksiatan atau dosa, melanggar muahadah, menyia-nyiakan muhasabah, menjauh dari muqarabah, maka muraqabah –merasa diawasi Allah- akan menghentikannya. Bukankah Allah melihat jika hambaNya bermaksiat? Akhirnya tidak jadi bermaksiat.

Semoga momentum pergantian tahun hijriyah ini kembali menumbuhkan semangat muhasabah kita. Muhasabah dalam rangka memenuhi muahadah, membuat kita memiliki muqarabah dan menguatkan muraqabah.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Ketika menjelaskan Surat Al Hasyr ayat 18, Ibnu Katsir mengingatkan sebagaimana Khalifah Umar bin Khattab mengingatkan:

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا

Hisablah diri kalian sendiri sebelum dihisab Allah. Lakukan muhasabah di dunia ini sebelum dihisab Allah di akhirat nanti.

Maka marilah di akhir khutbah kedua ini kita berdoa memohon ampunan Allah, keberkahan dan kebaikan dunia serta kebaikan akhirat.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ الله إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وِالْإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pelajaran Bahasa Indonesia Bab 3

5 Keistimewaan Umat Muslim

  5 Keistimewaan Umat Muslim oleh Muh. Hasyim Pada hakikatnya Allah swt menguji keimanan itu sendiri kepada setiap orang muslim agar mereka ...