Mengapa Ada Integrasi
oleh : Muh Hasyim
Pengertian Kata Integrasi
Keterangan kata Integrasi dalam KBBI5 adalah nomina pembaruan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Atau nomina kompisisi penggabungan aktivitas, program, atau komponen perangkat keras yang berbeda ke dalam satu unit fungsional. Kata turunannya seperti berintegrasi; mengintegrasikan; pengintegrasian; terintegrasi. Gabungan katanya seperti integrasi balik; integrasi bangsa; integrasi data; integrasi horizontal; integrasi kebudayaan; integrasi kelompok; integrasi samping; integrasi sistem; integrasi skala besar; integrasi vertikal; integrasi wilayah. Dari penjelasan ini, penulis memilih gabungan kata integrasi wilayah sebagai obyek penjelasan dalam artikel ini.
Gabungan kata Integrasi Wilayah merupakan politik pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat atas unit-unit atau wilayah politik yang lebih kecil yang mungkin beranggotakan kelompok budaya sosial tertentu. Kata Integrasi wilayah pernah digunakan di wilayah NKRI pada tahun 1976 yaitu dengan bergabungnya wilayah jajahan Portugis di nusantara. Mengapa ada integrasi?
Dalam sejarah penjajahan di wilayah nusantara kita mengenal penjajah dari Portugis, Inggeris, Spanyol, Perancis, dan Belanda semua dari benua Eropa. Bahkan pernah juga dijajah oleh bangsa asia sendiri yaitu bangsa Jepang.
Pengertian Nusantara dan Cakupannya
Menurut Wikipedia, nusantara adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan wilayah kepulauan yang membentang dari Sumatera sampai Papua, yang sekarang sebagian besar merupakan wilayah negara Indonesia. Kata nusantara tercatat pertama kali dalam literatur berbahasa Jawa pertengahan abad ke-12 hingga abad ke-16 untuk menggambarkan konsep ketatanegaraan yang dianut Majapahit. Dalam buku berjudul Itinerario naer oost ofte Portugaels Indien yang ditulis oleh Jan Huygen van Linshoten tahun 1595 disebutkan bahwa di selatan bola dunia terdapat satu wilayah yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya tidak terdapat di belahan dunia manapun. Negeri ini penuh dengan karet, lada, dan rempah-rempah lainnya. Selain itu, emas dan batu permata tersimpan di perut buminya. Iklimnya sangat bersahabat dan alamnya sangat indah. Bahkan disebutkan juga bahwa di Sumatera Tengah pesisir barat terdapat kapur barus yang dikenal sebagai zat utama ritual para Fir'aun di Mesir sebelum Masehi. Itulah nusantara yang sekarang menjadi NKRI.
Gambaran kekayaan alam nusantara seperti dijelaskan dalam buku tersebut membuat nusantara dikenal dunia. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa jauh sebelum penjajah datang di wilayah nusantara warga pribumi nusantara hidup dalam kedamaian. Tapi buku karangan Jan Huygen tersebut telah membuka pintu bagi bangsa eropa terutama portugis dan spanyol dan menjelajahi nusantara. Disebutkan pula bahwa sangat ironis bagi tokoh yang menggerakkan roda sejarah dunia masuk ke dalam kubangan darah adalah dua orang paus yang berbeda yaitu pertama Paus Urbanus II yang mengobarkan perang salib untuk merebut Yerusalem dalam Konsili Clermont tahun 1096. Dan yang kedua, Paus Alexander VI.
Perang salib membuka mata orang eropa tentang peradaban yang jauh lebih unggul. Eropa mengalami pencerahan akibat ketersinggungan dengan pedagang dari Arab. Pedagang Arab dalam buku tersebut digambarkan sebagai pemberani yang telah melayari samudera luas hingga ke nusantara jauh sebelum penjajah eropa datang di nusantara. Ini yang menggambarkan Indonesia mayoritas beragama Islam karena pengaruh bangsa Arab yang lebih awal mendatangi nusantara lewat perdagangan. Dalam sejarah Islam disebut abad ke-7 bertepatan dengan masuknya Islam ke Indonesia saat Kerajaan Sriwijaya berkuasa.
Sejarah Penjajahan di Nusantara
Paus Alexander VI pada tahun 1494 memberikan mandat resmi gereja kepada Kerajaan Katholik Portugis dan Spanyol melalui Perjanjian Tordesillas. Dalam perjanjian Tordesillas Paus membelah dunia luar daratan eropa menjadi dua kapling untuk dianeksasi. Yaitu lingkaran garis lintang dari Tanjung Pulau Verde, melampaui kedua kutub bumi yang sekarang disebut benua Amerika diberikan kepada Spanyol. Sedangkan Afrika dan India diserahkan Portugis. Kemudian Paus menggeser garis demarkasi ke arah timur sejauh 1.170 kilometer dari Tanjung Verde. Maka Brazil pun jatuh ke tangan Portugis. Ditambahkan juga bahwa jalur perampokan bangsa eropa ke arah timur jauh menuju kepulauan nusantara pun terbagi dua, Spanyol berlayar ke barat dan Portugis ke timur, keduanya akhirnya bertemu di Maluku, di laut Banda.
Pada 5 September 1494, Spanyol dan Portugal membuat perjanjian Saragossa yang menetapkan garis anti-meridian atau garis sambungan pada setengah lingkaran yang melanjutkan garis 1.170 kilometer dari Tanjung Verde. garis itu berada di timur dari kepulauan Maluku, di sekitar Guam. Digambarkan juga bahwa bangsa Portugis lebih unggul dari bangsa Spanyol dari berbagai hal. Tetapi Portugis lupa kalau dalam memburu kekayaan alam nusantara itu ada Jan Huygen sebagai pekerjanya yang menulis buku Itinerario naer oost ofte Portugaels Indien. Buku yang telah membuka pintu bagi Belanda dengan armadanya datang menguasai nusantara sampai tiga setengah abad. Kekuasaan bangsa Portugis dan Spanyol meninggalkan bukti golongan pribumi beragama Katholik seperti di Flores dan Timor. Sementara Belanda meninggalkan golongan pribumi yang beragama Kristen.
Sejarah Integrasi Timor Portugis ke Wilayah Nusantara NKRI
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investigasi Indonesia mencatat hingga Desember 2019 jumlah pulau di nusantara NKRI 17.491 pulau. Salah satu pulaunya adalah pulau Timor. Pulau Timor adalah sebuah pulau di bagian selatan nusantara, terbagi antara Timor Timur dan Nusa Tenggara Timur. Menurut letaknya terletak di antara BB 118* dan 125*, BS 118* dan 125* dan BT 8* dan 12*. Luas pulau Timor sekitar 30.777 km persegi, Nama pulau ini diambil dari kata 'timur', bahasa Melayu untuk 'timur'. Dinamakan Timur karena letaknya di ujung Timur rantai kepulauan. Catatan sejarah paling awal tentang pulau Timor adalah Nagarakretagama pada abad ke-14, pupuh 14, yang mengidentifikasi bahwa Timur sebagai sebuah pulau dalam wilayah Majapahit. Timor termasuk jaringan perdagangan Cina dan India abad ke-14 sebagai pengekspor kayu cendana aromatik, budak, madu dan lilin yang lalu dijajah oleh Belanda beribukota di Kupang dan Portugis pada pertengahan tahun 1600-an.
Pulau Timor secara politik dibagi menjadi dua bagian selama berabad-abad. Belanda dan Portugis berjuang untuk mengontrol pulau itu sampai melalui perjanjian Lisboa pada tahun 1859, tetapi mereka masih belum secara resmi menyelesaikan masalah perbatasan hingga tahun 1912. Timor Barat dikenal sebagai Timor Belanda sampai 1949 ketika menjadi Timor Indonesia, dari Timur Hindia Belanda. Sedangkan Timor Timur dikenal sebagai Timor Portugis. Timor Portugis termasuk Oecussi-Ambeno di timor barat menjadi koloni Portugis sampai tahun 1975.
Pasukan Jepang menduduki seluruh pulau pada tahun 1942-1945. Mereka bertahan dalam kampanye gerilya yang pada awalnya dipimpin oleh pasukan komando Australia. Pertempuran Timor (1942-1943) adalah pertempuran perang dunia II. Pertempuran ini terjadi antara Australia, Belanda, Britania Raya, dan Amerika Serikat melawan kekaisaran Jepang yang menyerang pada 20 Februari 1942, Banyak penduduk Timor dan beberapa kolonis Portugis bertempur bersama sekutu sebagai criados (gerilyawan) yang menyediakan makanan dan perlindungan juga bantuan lainnya. Pasukan Australia di pulau Timor sejak 19 Februari 1942- 10 Februari 1943 dengan lokasi Timor Belanda/Timor Portugis dengan hasil Jepang menang taktikal, sekutu menang strategikal. Kekuatan sekutu 2.050 orang melawan pasukan Jepang 12.000 orang. Jumlah korban Timor Portugis 40.000-70.000 penduduk tewas, pasukan Amerika 151 tewas, pasukan Belanda 100 tewas, pasukan Britania Raya 5 orang tewas. Sedangkan pasukan Jepang 2.000 orang tewas.
ABRI Melakukan Pertahanan di Timor Portugis
Menyusul revolusi anyelir menggulingkan rezim Lisbon pada tahun 1974 di Portugal, koleonel Manuel Lemos Pires sebagai Gubernur Jenderal di Timor Portugis mulai menarik tentaranya dan mengungsi di Atauro atau pulau Kambing. Bersamaan dengan itu Timor Timur memasuki ketidakstabilan. Salah satu perubahan adalah legalisasi partai politik terbentuk. Partai terbentuk adalah Fretilin, UDT, Apodeti, KOTA, Trabalistha. Setelah pengumuman, (para pemimpin partai berkeyakinan Timor Portugis tidak akan menjadi negara merdeka yang layak tulisan Dunn hal. 62.)
Pada 27 Mei 1974, sekelompok orang (sekitar tiga puluh orang) bertemu di Dili untuk membuat pesta untuk mengadvokasi integrasi ke Indonesia. Partai yang lahir dalam pertemuan itu bernama Associacao para a integrasao de Timor na Indonesia (Asosiasi untuk integrasi Timor ke Indonesia). Partai ini dipimpin oleh Arnaldo dos Reis Araujo. Bapak Arnaldo adalah seorang petani peternak berusia 60 tahun. Beliau pernah bekerjasama dengan pasukan invasi Jepang selama perang dunia ke-II. Bapak Arnaldo menghabiskan beberapa bulan di Jakarta dalam tahun 1974. Dalam kesempatan itu beliau bertemu dengan pejabat pemerintah Indonesia dan dengan cepat menemukan cara untuk mendukung organisasinya.
Dalam manifesto aslinya, partai pimpinan Arnaldo Araujo ini menyerukan pengikutnya untuk integrasi otonom ke Indonesia sementara juga menyatakan dukungan untuk hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi. Partai ini juga menganjurkan ajaran Indonesia di sekolah-sekolah Timor Timur.
Di lain pihak partai Fretelin dan UDT pendukungnya saling menyerang terjadilah perang antara UDT melawan Fretelin (perang saudara). Massa UDT menyerang dengan membakar rumah penduduk dan membunuh penghuninya dari massa Fretelin. Hari berikutnya massa Fretelin melakukan yang sama. Bahkan berkepanjangan dengan penculikan seluruh pucuk pimpinan UDT lalu dibunuh secara keji. Tokoh-tokoh yang diculik dimasukkan secara hidup-hidup dalam keadaan terikat ke dalam lubang lalu ditembaki dan ditimbung tanah. Ini terjadi di sekitar sungai Mantane Aileu. Sementara di tempat lain mereka yang diculik dipotong lehernya terpisah dengan kepalanya, badannya dibuang ke aliran air di hutan dan kepalanya dikeringkan dengan membakar (melubangi tanah dibentuk seperti tungku api kepala manusia dibakar di atas tungku tersebut). Masih banyak lagi kekejian lainnya yang dilakukakan oleh massa Fretelin di tempat lain. Menurut laporan resmi dari PBB bahwa dari bulan September, Oktober, dan November 1975 Fretelin telah melakukan pembantaian sekitar 60.000 orang penduduk sipil sebagian besar adalah pendukung faksi integrasi dengan Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari saat itu mencakam, kalau berjumpa di jalan harus kepal tangan untuk simbol pengikut Fretelin dan menunjukkan jari dua (telunjuk dan tengah) untuk pengikut UDT.
Setelah tentara Portugis diungsikan ke pulau Atauro atau Pulau Kambing oleh Kol. Manuel Lemos Pires sebagai gubernur Timor Portugis, Pada 28 November 1975 bendeira Portugal pun diturunkan oleh pimpinan Fretelin dan diganti dengan bendeira Fretelin sekaligus mendeklarasikan Timor Leste.
Melihat kekejian yang dilakukan oleh Fretelin, beberapa partai yang ada bergabung (Apaodeti, UDT, KOTA, Trabalista) bersepakat pada 30 November 1975 meminta dukungan Indonesia untuk mengambil alih Timor Leste dari kekuasaan Fretelin yang berhaluan komunis.
Di Indonesia,
pemerintah Orde Baru yang dipimpin Soeharto sebagai Presiden RI merasa
khawatir jika Timor Timur menjadi komunis dan menyebarkan paham tersebut
sampai ke Indonesia. Soeharto kemudian menjalin komunikasi dengan
Presiden Amerika Serikat kala itu, Gerald Rudolph Ford Jr., terkait hal
tersebut.
Tanggal 6 Desember 1975, Presiden Ford dan Menteri Luar Negeri AS, Henry
Kissinger, diterima Soeharto di Jakarta. Terungkap dalam Chega: Laporan
Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi [CAVR] di Timor-Leste
Volume 5 (2010), sehari setelah pertemuan itu dilancarkan invasi militer
ke Timor Timur yang dikenal sebagai Operasi Seroja.
Kala itu, sedang berlangsung perang dingin antara kubu liberal yang
digawangi oleh AS melawan kubu komunis dengan Uni Soviet sebagai
motornya. Setelah mendengari situasi terkini di Timor Timur, pemerintah
AS tentu saja tidak ingin Indonesia menjadi negara komunis.
Kelak, dokumen transkrip pertemuan antara Soeharto dengan Ford dan
Kissinger itu dipublikasikan tanpa sensor pada 7 Desember 2001. Di situ
terungkap bahwa pemerintah AS secara sengaja membiarkan invasi militer
Indonesia ke Timor Timur.
Selain itu, dikutip dari Washington Post, terkuak juga bahwa Amerika
Serikat menyuplai 90 persen senjata untuk militer Indonesia dalam upaya
invasi tersebut. Kissinger sempat mengemukakan dalihnya, termasuk
menyebut bahwa apa yang dilakukan Indonesia terhadap Timor Timur
bukanlah invasi atau operasi militer, melainkan suatu bentuk pertahanan
diri.
Sebelum Operasi Seroja, pemerintah RI sudah melancarkan operasi
intelijen dengan nama sandi Operasi Komodo pada 1974 untuk mencari
info-info terkait politik di Timor Timur yang berpusat di Dili.
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Timor Timur "Bergabung" dengan NKRI & Peran Amerika Serikat", https://tirto.id/eesp
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Timor Timur "Bergabung" dengan NKRI & Peran Amerika Serikat", https://tirto.id/eesp
Di Indonesia,
pemerintah Orde Baru yang dipimpin Soeharto sebagai Presiden RI merasa
khawatir jika Timor Timur menjadi komunis dan menyebarkan paham tersebut
sampai ke Indonesia. Soeharto kemudian menjalin komunikasi dengan
Presiden Amerika Serikat kala itu, Gerald Rudolph Ford Jr., terkait hal
tersebut.
Tanggal 6 Desember 1975, Presiden Ford dan Menteri Luar Negeri AS, Henry
Kissinger, diterima Soeharto di Jakarta. Terungkap dalam Chega: Laporan
Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi [CAVR] di Timor-Leste
Volume 5 (2010), sehari setelah pertemuan itu dilancarkan invasi militer
ke Timor Timur yang dikenal sebagai Operasi Seroja.
Kala itu, sedang berlangsung perang dingin antara kubu liberal yang
digawangi oleh AS melawan kubu komunis dengan Uni Soviet sebagai
motornya. Setelah mendengari situasi terkini di Timor Timur, pemerintah
AS tentu saja tidak ingin Indonesia menjadi negara komunis.
Kelak, dokumen transkrip pertemuan antara Soeharto dengan Ford dan
Kissinger itu dipublikasikan tanpa sensor pada 7 Desember 2001. Di situ
terungkap bahwa pemerintah AS secara sengaja membiarkan invasi militer
Indonesia ke Timor Timur.
Selain itu, dikutip dari Washington Post, terkuak juga bahwa Amerika
Serikat menyuplai 90 persen senjata untuk militer Indonesia dalam upaya
invasi tersebut. Kissinger sempat mengemukakan dalihnya, termasuk
menyebut bahwa apa yang dilakukan Indonesia terhadap Timor Timur
bukanlah invasi atau operasi militer, melainkan suatu bentuk pertahanan
diri.
Sebelum Operasi Seroja, pemerintah RI sudah melancarkan operasi
intelijen dengan nama sandi Operasi Komodo pada 1974 untuk mencari
info-info terkait politik di Timor Timur yang berpusat di Dili.
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Timor Timur "Bergabung" dengan NKRI & Peran Amerika Serikat", https://tirto.id/eesp
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Timor Timur "Bergabung" dengan NKRI & Peran Amerika Serikat", https://tirto.id/eesp
Di Indonesia, pemerintah Orde Baru yang dipimpin Soeharto sebagai Presiden RI merasa khawatir jika Timor Timur menjadi komunis dan menyebarkan paham tersebut sampai ke Indonesia. Soeharto kemudian menjalin komunikasi dengan Presiden Amerika Serikat kala itu, Gerald Rudolph Ford Jr., terkait hal tersebut. Tanggal 6 Desember 1975, Presiden Ford dan Menteri Luar Negeri AS, Henry Kissinger, diterima Soeharto di Jakarta. Terungkap dalam Chega: Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi [CAVR] di Timor-Leste Volume 5 (2010), sehari setelah pertemuan itu dilancarkan invasi militer ke Timor Timur yang dikenal sebagai Operasi Seroja. Kala itu, sedang berlangsung perang dingin antara kubu liberal yang digawangi oleh AS melawan kubu komunis dengan Uni Soviet sebagai motornya. Setelah mendengari situasi terkini di Timor Timur, pemerintah AS tentu saja tidak ingin Indonesia menjadi negara komunis. Kelak, dokumen transkrip pertemuan antara Soeharto dengan Ford dan Kissinger itu dipublikasikan tanpa sensor pada 7 Desember 2001. Di situ terungkap bahwa pemerintah AS secara sengaja membiarkan invasi militer Indonesia ke Timor Timur. Selain itu, dikutip dari Washington Post, terkuak juga bahwa Amerika Serikat menyuplai 90 persen senjata untuk militer Indonesia dalam upaya invasi tersebut. Kissinger sempat mengemukakan dalihnya, termasuk menyebut bahwa apa yang dilakukan Indonesia terhadap Timor Timur bukanlah invasi atau operasi militer, melainkan suatu bentuk pertahanan diri. Sebelum Operasi Seroja, pemerintah RI sudah melancarkan operasi intelijen dengan nama sandi Operasi Komado pada 1974 untuk mencari info-info terkait politik di Timor Timur yang berpusat di Dili.
Sebelum ABRI melakukan pertahanan ke Timor Timur, dalam sebuah wawancara dengan menteri luar negeri Indonesia saat itu Adam Malik disebutkan bahwa perang saudara di Timor Timur telah menewaskan penduduk sipil 50.000 sampai 80.000 orang (Sydnay Morning Herald 5 April 1977).
Berawal dari keinginan beberapa partai politik tersebut, ABRI melakukan pertahanan militer ke Timor Timur 7 Desember 1975. Setelah Kota Dili dikuasai oleh ABRI, koalisi Apodeti dan UDT membentuk pemerintahan sementara Timor Timur dengan Arnaldo dos Reis araujo sebagai ketuanya. Ini menjelaskan kepada kita bahwa Indonesia masuk ke Timor Timur (Timor Portugis) bukan penjajah tapi memenuhi permintaan bergabung oleh tokoh-tokoh Timor sendiri untuk membebaskan Timor Timur dari ideologi Komunis yang dianut oleh Fretelin.
Timor Portugis Integrasi dengan Indonesia
Sejak 17 Juli 1976,
Timor Timur atau Timor Leste resmi “bergabung” dengan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Sejarah mencatat, proses integrasi Timtim
didahului dengan rangkaian invasi militer oleh rezim Orde Baru dan
disebut-sebut mendapat dukungan dari pemerintah Amerika Serikat (AS).
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Timor Timur "Bergabung" dengan NKRI & Peran Amerika Serikat", https://tirto.id/eesp
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Timor Timur "Bergabung" dengan NKRI & Peran Amerika Serikat", https://tirto.id/eesp
Sejak 17 Juli 1976,
Timor Timur atau Timor Leste resmi “bergabung” dengan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Sejarah mencatat, proses integrasi Timtim
didahului dengan rangkaian invasi militer oleh rezim Orde Baru dan
disebut-sebut mendapat dukungan dari pemerintah Amerika Serikat (AS).
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Timor Timur "Bergabung" dengan NKRI & Peran Amerika Serikat", https://tirto.id/eesp
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Timor Timur "Bergabung" dengan NKRI & Peran Amerika Serikat", https://tirto.id/eesp
Sejak 17 Juli 1976,
Timor Timur atau Timor Leste resmi “bergabung” dengan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Sejarah mencatat, proses integrasi Timtim
didahului dengan rangkaian invasi militer oleh rezim Orde Baru dan
disebut-sebut mendapat dukungan dari pemerintah Amerika Serikat (AS).
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Timor Timur "Bergabung" dengan NKRI & Peran Amerika Serikat", https://tirto.id/eesp
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Timor Timur "Bergabung" dengan NKRI & Peran Amerika Serikat", https://tirto.id/eesp
Isi deklarasi Balibo adalah pernyataan kesepakatan oleh Apodeti, KOTA, UDT, dan Partido Trabalhista atas nama rakyat Timor Timur (sebelumnya Timur Portugis), memproklamasikan pengintegrasian bekas Timor Portugis ke Negara Kesatuan RI.Pernyataan ini dilakukan pada 30 November 1975 di Balibo dua hari setelah Fretelin memproklamirkan Timor Leste. ABRI butuh setengah tahun untuk menguasai seluruh wilayah dari kekuasaan Fretelin.
Pada 31 Mei 1976 DPR Timor Timur mengeluarkan petisi yang isinya mendesak pemerintah RI agar secepatnya menerima dan mengesahkan bersatunya rakyat dan wilayah Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Atas keinginan bergabung rakyat Timor Timur dan permintaan bantuan yang diajukan, pemerintah Indonesia lalu menerapkan "Operasi Seroja" pada Desember 1975. Bersamaan dengan operasi-operasi keamanan yang dilakukan, pemerintah Indonesia dengan cepat menjalankan proses pengesahan Timor Timur ke dalam wilayah Indonesia dengan mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1976 tentang pengesahan penyatuan Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pembentukan Daerah Tingkat I Timor Timur.
Pengesahan ini akhirnya diperkuat melalui Tap MPR No. IV/MPR/1978. Timor Timur secara resmi menjadi provinsi ke 27 di wilayah negara kesatuan RI.
Secara resmi setiap tanggal 17 Juli diperingati sebagai hari integrasi Timor Timur.
Setelah membaca tulisan ini dapat kita ketahui siapa yg memberi mandat kepada postugis dan Spanyol meaneksasi di dunia terutama Nusantara. Selain itu, kita juga ketahui bahwa Indonesia bukan penjajah tapi sebagai pelerai dari orang Timor yg berkonflik ( perang saudara) pada tahun 1975.
BalasHapus