Sabtu, 08 Agustus 2020

Pelajaran Bahasa Indonesia

10 Fakta dan Manfaat dari Membaca Buku yang Harus Diketahui

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah

: SMA NEGERI 1 ATAMBUA

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas/Semester

: X1/Ganjil

Materi Pokok

: Cerita pendek

Alokasi Waktu

: 4 x 45 Menit (2X pertemuan)

A.    Kompetensi Inti

K1

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

K2

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

K3

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, cerita pendekal, dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan cerita pendekal pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

K4

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan


B.
     Kompetensi Dasar  dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 3

3.8 Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam kumpulan cerita pendek yang dibaca

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.8.1   Memahami informasi tentang nilai-nilai kehidupan dalam teks cerita pendek

 

3.8.2   Menemukan nilai-nilai kehidupan dalam cerita pendek

KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 4

4.8 Mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek

Indikator Pencapaian Kompetensi

4.8.1  Menentukan nilai kehidupan dalam teks cerita pendek

4.8.2  Mendemonstrasikan nilai kehidupan dalam teks kehidupan


C.
    Tujuan pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre, saintifik, dan CLIL dengan model saintifik peserta didik dapat memahami informasi tentang nilai-nilai kehidupan dalam teks cerita pendek, menemukan nilai-nilai kehidupan dalam cerita pendek,menentukan nilai kehidupan dalam teks cerita pendek, dan mendemonstrasikan nilai kehidupan dalam teks kehidupan

D.    Materi

Pengertian Cerpen

Cerita pendek (cerpen) adalah cerita fiksi yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek.

E.     Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

1.      Pendekatan                : Saintifik

2.      Model Pembelajaran : Active Learning

3.      Metode                      : diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan

G.    Media/Alat, dan Bahan Sumber Belajar

1.      Media/Alat    : Lembar Kerja, Papan Tulis/White Board, LCD

2.      Sumber Belajar :

a.    Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

b.    Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

c.    Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya

                                    Atambua,    Juli 2019

Mengetahui,

 Kepala SMA Negeri 1 Atambua                            Guru Mata Pelajaran,


 Drs. Marianus Antoni                                 Muh Hasyim, S.Pd.

           NIP 19620305 199412 1 001                        NIP 19690207 199802 1 003



Perbedaan Hikayat dan Cerpen, Siapa yang Pernah Membaca Keduanya ...

wajib menjawab

1. Cermatilah gambar di atas lalu buatlah cerpennya!


LAMPIRAN: MATERI CERITA PENDEK

Pengertian Cerpen

Cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek. Ukuran panjang pendeknya suatu cerita memang relatif. Namun, pada umumnya cerpen merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500-5000 kata. Oleh karena itu, cerpen sering diungkapkan dengan cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk. Cerita pendek juga umumnya bertema sederhana. Jumlah tokohnya terbatas. Jalan ceritanya sederhana dan latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas.

Fungsi Cerita Pendek

Cerita pendek termasuk ke dalam genre cerita atau naratif fiksional, seperti halnya anekdot. Keberadaannya lebih pada kepentingan memberi kesenangan untuk para pembacanya. Meski demikian, cerita pendek juga tidak terlepas dari kehadiran nilai-nilai tertentu di balik kisah yang mungkin mengharukan, meninabobokan, mencemaskan, dan yang lainnya itu. Sebuah cerpen sering kali mengandung hikmah atau nilai yang bisa kita petik di balik perilaku tokoh ataupun di antara kejadian-kejadiannya. Hal ini karena cerpen tidak lepas dari nilai-nilai agama, budaya, sosial, ataupun moral.

1)  Nilai-nilai agama berkaitan dengan perilaku benar atau salah dalam menjalankan aturan-aturan Tuhan.

2)     Nilai-nilai budaya berkaitan dengan pemikiran , kebiasaan, dan hasil karya cipta manusia.

3)     Nilai-nilai sosial berkaitan dengan tata laku hubungan antara sesame manusia (kemasyarakatan).

4)    Nilai-nilai moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi dasar kehidupan manusia dan masyarakatnya.

Memaknai atau menggali nilai-nilai tersebut kadang-kadang tidak mudah. Kita perlu meresapi bagian demi bagian ceritanya secara lebih intensif, tidak sekadar menikmatinya sebagai sarana penghibur diri.

Fungsi cerita pendek, yaitu : (1) menulis cerpen akan membantu menemukan siapa diri kita; (2) menulis cerpen akan membantu menumbuhkan rasa percaya diri; (3) dapat mengenal pendapat diri sendiri yang ada dalam tulisan; (4) menjadi seorang yang selalu maju; (5) menulis cerpen akan membantu meningkatkan kreativitas dan ilmu pengetahuan; (2) dapat berbagi pengalaman dengan orang lain, dan; (7) membantu menyalurkan emosi.

 

 

2. Jelaskanlah nilai yang terkandung dalam gambar di atas! 

Soal Cerpen

(Cuplikan di bawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 1‑2)!


Entah bagaimana caranya tikus itu memasuki rumah kami tetap sebuah misteri. Tikus berpikir secara tikus dan manusia berpikir secara manusia, hanya manusia-tikus yang mampu membongkar misteri ini. Semua lubang di seluruh rumah kami tutup rapat (sepanjang yang kami temukan), namun tikus itu tetap masuk rumah. Rumah kami dikelilingi kebun kosong yang luas milik tetangga. Kami menduga tikus itu adalah tikus kebun.Tubuhnya cukup besar dan bulunya hitam legam. 

  1. Cuplikan tersebut termasuk ke dalam ....

a.       abstrak 

b.       orientasi 

c.       komplikasi

d.      evaluasi 

e.       resolusi


  1. Contoh kata yang menunjukkan penggambaran sifat ....

a.       berpikir                  

b.      tikus kebun

c.       kosong   

d.      hitam legam

e.       masuk rumah


(Cuplikan di bawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 3‑4)


Sejak itu istri saya amat ketat menjaga kebersihan. Semua piring di rak dibungkus kain, juga tempat sendok.Tudung saji diberati dengan ulekan agar tikus tidak bisa menerobos masuk untuk menggasak makanan sisa. Gelas bekas saya minum nescafe‑cream malam hari harus ditutup rapat. Tempat sampah ditutupi pengki penadah sampah sambil diberati batu. Strategi kami adalah semua tempat makanan ditutup rapat-rapat sehingga tikus tak akan bisa menerobos. 

 

  1. Cuplikan tersebut merupakan suatu komplikasi karena ....

a.       memperkenalkan karakter tokoh

b.      menceritakan tentang siapa dan kapan akan terjadinya masalah

c.       sedang menggambarkan adanya masalah yang dialami tokoh

d.      mengandung komentar atas masalah yang dialami tokoh utama

e.       mulai adanya peleraian atas masalah oleh tokoh utama


  1. Cuplikan tersebut disusun dengan urutan waktu yang ditandai oleh penggunaan konjungsi ....

a.       sejak itu                             

b.      malam hari

c.       sehingga                             

d.      tak akan

e.       tak akan


(Cuplikan di bawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 5‑6)
“Harus kita temukan sarangnya! Bayi-bayi tikus itu kelaparan ditinggal kedua orangtuanya. Kalau mati bagaimana? Kalau mereka hidup, rumah kita menjadi rumah tikus!” kata istri. Lalu kami melakukan pencarian besar-besaran. Bagian-bagian tersembunyi di rumah kami obrak-abrik, namun bayi-bayi tikus tidak ketemu. Bayi-bayi itu juga tidak kedengaran tangisnya lagi. “Mungkin ada di para-para. Tapi bagaimana naiknya?” kata saya.

  1. Cuplikan tersebut lebih tepat disebut ....

a.        pengenalan cerita    

b.      puncak konflik

c.       pengungkapan peristiwa   

d.      penyelesaian

e.        menuju konflik


  1. Contoh kunjungsi dalam cuplikan tersebut ....

a.       kalau 

b.      namun

c.       harus  

d.       tapi

e.       Lalu


(Cuplikan di bawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 7‑8)


Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena di neraka itu banyak temannya di dunia terpanggang panas, merintih kesakitan. Dan ia tambah tak mengerti lagi dengan keadaan dirinya, karena semua orang yang dilihatnya di neraka tak kurang ibadahnya dari dia sendiri. Bahkan ada salah seorang yang telah sampai empat belas kali ke Mekah dan bergelar Syeh pula. Lalu Haji Saleh mendekati mereka, lalu bertanya kenapa mereka di neraka semuanya.Tetapi sebagaimana Haji Saleh, orang-orang itu pun tak mengerti juga.

  1. Cuplikan tersebut merupakan bagian dari tahapan alur ....

a.       Penyelesaian

b.      puncak konflik

c.       pengenalan cerita                                        

d.      pengungkapan peristiwa

e.       menuju konflik


  1. Cuplikan cerita di atas disusun dengan pola ....

a.       kausalitas   

b.      komparasi

c.       kronologis            

d.      spesialisasi

e.       spasial


(Cuplikan di bawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 9‑10)
“Oo, kau marah, Pak Tua?Ah, sudah tua suka marah-marah!”
“Huss! Apakah kau anggap aku ini pak tuamu?”
“Aku bukan kangmasmu!” bentak kakek-kakek itu lagi.
“Oo, iya! Tentunya aku harus memanggilmu mbah, ya! Aku lupa, sungguh. Tapi sebetulnya awal tadi telah aku ingatkan jika aku bersalah.Siapa bersalah wajib diingatkan. Jika tidak demikian? Coba gambarkan, betapa banyak kesalahan yang akan kuperbuat selanjutnya.”
Kakek itu tertunduk. Wajahnya berubah terang. Lalu bicara dengan suara yang tak berdaya.
“Betulkah bicaramu? Aku sudah tampak sangat tua?”
“Mengapa?”
“Pantas kau panggil mbah?”
“Hi-hi-hi! Pertanyaanmu itu! Kau sekarang kentara sekali merasa sedih! Mengapa? Apakah karena umurmu yang lanjut, apa karena tidak tahu bahwa kau sudah tua?”
“Jangan bersenda gurau, Kenes, aku betul-betul bertanya!”
Tikungan di Dekat Bendungan
oleh St. Ismariasita

  1. Konflik yang tergambar dalam kutipan cerpen tersebut adalah tentang ....

a.        kecemasan tokoh kakek akan ketuaan usianya

b.      ketidakcocokan penggunaan kata sapaan dengan realitas

c.        panggilan yang disampaikan kepada kakek dengan kata mbah dan mas

d.       kakek dan Kenes memperebutkan sapaan mbah dan mas

e.        tokoh Kenes menentukan usia seseorang, sudah tua ataukah masih muda

  1. Koda yang sesuai dengan cuplikan cerita itu adalah ....

a.       Pak Tua akhirnya menyadari akan kekeliruannya

b.       Akhirnya mereka berjabat tangan sambil tersenyum

c.       Perselisihan kembali terjadi setelah itu

d.       Mereka tetap berselisih sambil mempertahanakan pendapat masing-masing

e.       Percekcokan itu tidak akan terjadi apabila mereka saling menghargai


(Cuplikan cerpen di bawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 11‑12)
“Ya, mau bayar berapa saja, Mas,” ucapnya di tikungan terakhir menuju kampungku. “Lebih enak 
jalan kaki,” jawabku terengah-engah. Aku merasa menang.
Aneh dia seperti tak hendak menghentikan becaknya. Mungkin dia sedang menguji mentalku, atau malah menyesali perbuatannya? Peduli amat, apakah dia terus membuntuti aku atau tidak, sejauh ia masih mengayuh becak di jalan yang layak dilewatinya.
Begitu memasuki gapura kampung, tangan kiriku kutarik dari saku celana. Dua keping logam ratusan rupiah terloncat dan menggelinding masuk selokan. Ah, biarin.
Aku menoleh ke tukang becak yang berhenti tepat di depan gapura kampung. Ia turun dan berdiri di sana sambil tetap memegangi kemudi becak. Sambil berjalan aku menoleh kembali, dia tetap diam bagaikan sebuah monumen. Sesampai di rumah aku ceritakan pengalamanku pada ibu. 
Lama ibuku terdiam dan menatapku dan baru kemudian berkata, “Rasanya kamu perlu mencoba
jadi tukang becak.”

  1. Amanat yang tersirat dalam penggalan cerpen di atas adalah ....

a.        kita harus memilih-milih tukang becak

b.      kita harus memahami keadaan tukang becak

c.       kita harus pandai menawar ongkos becak

d.      jangan memberi hati kepada tukang becak

e.       sebaiknya tukang becak harus tahu diri


  1. Tokoh aku berwatak ….

a.        Individualis

b.       Mandiri

c.       angkuh 

d.      percaya diri

e.       egois


(Cuplikan di bawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 13‑14)


Aku masuk ke dalam kantor dan bersalaman dengan seorang laki-laki yang tersenyum-senyum yang bernama Pak Bleoncher. Pakaiannya lebih rapi ketimbang pakaianku.

Selanjutnya, ia membuka-buka tumpukan kertas, seperti menata kere serambi.
Aku yakin Anda akan puas dengannya, katanya, “Dia telah kami pilih sesuai dengan persyaratan komputer. Tidak ada yang melebihi dari seratus sepuluh wanita yang memenuhi syarat di Amerika. Kami memilah tidak berdasarkan suku, agama, etnik, ataupun latar belakang regional....” 

  1.  Latar belakang budaya yang terkandung pada penggalan cerita terjemahan di atas adalah ....

a.       ketaatan   

b.      ketekunan

c.       keramahtamahan

d.      kesetiaan

e.       kedisiplinan


  1. Cuplikan di atas disusun secara kronologis yang ditandai oleh konjungsi ....

a.       ataupun                                                                   

b.       selanjutnya

c.        yang                                                                        

d.      Dengan

e.       ke dalam


(Kedua cuplikan cerita berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 15‑16)
Cuplikan I
Sekarang ini yang jadi buah bibir adalah Diandra. Hari-hari di sekolah ini tiada kata tanpa 
Diandra. Hari-hari tiada bicara tanpa Diandra. Begitu juga dengan sohib gue, Raya danYus yang 
setiap hari nyaris ngomongin cewek bernama Diandra melulu.
“Sungguh luar binasa!” teriak Yus yang mukanya agak tirus, “Sulit untuk membandingkan 
kecantikan Diandra dengan bintang sinetron atau foto model sekalipun!”
“Eh, Gibran! Lo jangan sok alim!” senggol Raya yang punya body gede.
Cuplikan II
Somad tipe cowok murahan, itu kata temannya tanpa tedeng aling‑aling. Habis, cowok itu 
kerjanya nggak lain nggak bukan, cuka promosiin diri di depan gadis-gadis sekitarnya. Promosi 
diri sendiri terus… ke mana-mana. Nggak cuma sama teman-teman sekolahnya, tapi juga sama 
anak-anak cewek sekitar rumah, masjid, warteg… nggak pilih tempat, nggak pandang bulu. 
Gue orangnya nggak som‑som, lho….”
“?”
“Maksudnya nggak doyan somay kalo dikit! Hehe.”

  1. Persamaan kedua cuplikan cerita di atas adalah ....

a.       tokoh berwatak humoris

b.      berlatar sekolah

c.       bertema percintaan

d.      sudut pandang orang pertama

e.       berbahasa Indonesia yang baik dan benar


  1. Perbedaan yang tampak pada cuplikan di atas ....

a.       cuplikan I menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, cuplikan II menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku sampingan 

b.      cuplikan I menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku sampingan, cuplikan II menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu

c.       cuplikan I menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku sampingan, cuplikan II menggunakan sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat

d.      cuplikan I menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu, cuplikan II menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama

e.       cuplikan I mengunakan sudut pandang orang pertama pelaku sampingan, cuplikan II menggunakan sudut pandang orang petama pelakau utama


Teks

Melihat Kardi kepayahan, lelaki di geladak itu, Salim, dengan tangkas meloncat ke arah Kardi dan mengambil alih keranjang-keranjang yang dibawanya. Setumpuk keranjang yang kokoh itu memang terasa berat karena basah. Sampai di dinding perahu tubuh Kardi sudah hampir lunglai. Salim melemparkan tumpukan keranjang itu ke geladak lalu dengan kedua tangannya yang kekar dia mengangkat tubuhnya dan meloncat ke geladak. Kardi sudah tidak kuat mengangkat tubuhnya sendiri. Salim kembali membantunya, menarik tangan Kardi sampai berhasil naik ke geladak.

  1. Pengalaman sehari-hari yang berkaitan dengan cuplikan cerita di atas adalah ….

a.       ketika melaut bersama sahabat

b.      kehidupan di laut lepas

c.       Fungsi keranjang bagi seorang nelayan

d.      Suka duka menjadi seorang nelayan

e.       Pershabatan dua anak manusia


Teks

Gadis (1) itu semakin beringas. Kepala yang dijambaknya (2) sampai tertunduk-tunduk. Seisi kelas riuh. Susah payah aku melerai (3) mereka. Suasana semakin gaduh saat Rina mulai menangis. Cepat kutarik (4) tubuh si gadis menjauh. Tapi (5) itu hanya membuat si pemilik rambut yang dijambaknya semakin mengaduh kesakitan.

  1. Bentukan kata yang tidak baku ditandai dengan nomor ….

a.       (1)                                       

b.       (4)

c.        (2)                                       

d.      (5)

e.        (3)

 

Teks
Menyadari hal itu semua membuat Heri jadi orang linglung. (1) Kalau pada mulanya Heri tertarik pada Ichen karena kesederhanaan dan pesona gadis itu, kini, selain daya tarik itu, adalah karena kepandaian gadis itu berperan. (2) Bagaimana mungkin dalam waktu yang begitu singkat ia bisa berubah penampilan. (3) Siapakah Ichen sebenarnya dan apa maunya gadis itu? (4) 
Ada kalimat yang terlalu kompleks di dalam cuplikan di atas sehingga sulit bagi pembaca untuk memahaminya.

  1. Kalimat yang dimaksud ditandai dengan nomor ….

a.       (1)                                       

b.      (4)

c.       (2)                                       

d.      (2, 4)

e.       (3)

 

Teks

Lalu ia sudah sampai di sana ketika tembakan berhenti. Ia nekad berjongkok dan melihat darah meleleh-leleh pada lengan baju kiri Amir. Di kawasan pundak. Amir menyeringai dan wajahnya tampak seperti kain kafan. Ia sedang bergelut dengan rasa menggigit-gigit di bahu kiri dan kegembiraan karena sahabat karibnya telah datang. Betapa besar arti seorang sababat ketika ia sedang dibutuhkan! Di depannya Amir tidak mau merintik.

  1. Cuplikan di atas dapat diceritakan kembali ke dalam sebuah kalimat, yakni ....

a.       Amir kepayahan

b.      Sahabat sangat penting pada saat menderita

c.       Peperangan selalu memakan korban

d.      Perlu saling menolong dalam kondisi kesusahan

e.       Seorang korban menanti pertolongan sahabatnya





Pelajaran Bahasa Indonesia Bab 3

5 Keistimewaan Umat Muslim

  5 Keistimewaan Umat Muslim oleh Muh. Hasyim Pada hakikatnya Allah swt menguji keimanan itu sendiri kepada setiap orang muslim agar mereka ...