|
1. Para Nabi atau Rasul Semua Dari Daerah Timur Tengah
|
|
Ass.Wr.Wb
Pak Ustadz yang saya hormati, mengapa Allah SWT memilih para
nabi dan rasulnya dari Timur Tengah, apa ada nabi/rasul yang dari daerah lain
(Eropa, Afrika atau Asia)? Mohon penjelasannya, sukron. Jazakallah khairan
khatsiro. Wassalam,
Jawaban:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa
ba`du,
Nabi dan rasul yang kita kenal itu
sedikit sekali dibandingkan dengan jumlah mereka sesungguhnya. Dan 25 nabi dan
rasul itu hanyalah mereka yang namanya disebutkan di dalam Al-Quran Al-Karim
secara jelas. Meski di dalam Al-Quran Al-Karim, Allah SWT menyebutkan beberapa
orang yang sebenarnya nabi tapi tidak disebutkan siapa nama mereka.
Misalnya di dalam surat Al-Kahfi,
orang itu hanya disebutkan sebagai hamba yang shalih tanpa disebutkan
identitasnya atau namanya. Para mufassir mengatakan bahwa hamba yang shalih itu
adalah nabi Khidr as.
Begitu juga nabi bani israil yang
menyebutkan bahwa mereka akan dipimpin oleh seorang raja baru yang namanya
Thalut. Nabi itu diceritakan dalam Al-Quran Al-Karim tapi tidak disebutkan
namanya. Allah SWT berfirman :
Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa
dengan langsung. (QS. An-Nisa : 164).
|
وَرُسُلا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ
عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللَّهُ
مُوسَى تَكْلِيمًا
|
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum
kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka
ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul
membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah
datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu
rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. (QS. Al-Mu’min : 78).
|
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلا مِنْ
قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ
عَلَيْكَ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ
فَإِذَا جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ
الْمُبْطِلُونَ
|
Jadi karena jumlah yang kita ketahui itu sangat sedikit
itu, kita tidak bisa mengatakan bahwa selain di Timur Tengah tidak ada nabi.
Yang benar adalah bahwa riyawat nabi-nabi yang kita kenal memang umumnya yang
tinggal di Timur Tengah. Terutama di wilayah Syam, karena itu, negeri itu
disebut dengan Ardhul Anibya’ atau negeri para nabi.
Tapi bukan berarti tertutup kemungkinan sama sekali di belahan bumi lainnya
tidak pernah ada nabi. Karena logika Al-Quran Al-Karim menyebutkan bahwa tidak
mungkin ada suatu ummat atau kaum, kecuali Allah SWT telah mengirim kepada
mereka nabi / rasul.
Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada
suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.
|
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ
بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلا خَلا فِيهَا نَذِيرٌ
|
Sedangkan sunnah nabawiyah memberi informasi lebih detail tentang jumlah nabi
dan rasul.
Abu Zar bertanya kepada Rasulullah SAW,:Berapakah jumlah para nabi ?”. Beliau
SAW menjawab,”Mereka berjumlah 124.000 orang, sebanyak 315 dari mereka adalah
Rasul”. (HR. Ahmad dalam musnadnya dan Al-Bani mengatakan bahwa hadits ini
shahih).
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
| 2. Mengapa Nabi Ibrahim
Disebut Bapak Agama Tauhid?
|
|
ustadz, mengapa nabi
ibrahim disebut bapak agama tauhid. bukankah nabi-nabi sebelumnya & sesudah nabi ibrahim juga mambawa misi
tauhid?
Jawaban:
Nabi Ibarahim dikatakan sebagai
Bapak Agama Tauhid karena beliau adalah sosok yang darinya lahir tiga agama
besar, yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam. Ketiga agama itu memang agama tauhid
yang sebenarnya doktrin ketauhidannya sangat jelas.
Paling tidak bila dibandingkan
dengan agama-agama bumi lainnya atau mitos-mitosnya. Mitologi yunani misalnya,
adalah mitologi yang dipenuhi dengan dewa yang berjibun. Begitu juga
motis-mitos India yang sarat dengan dewa apa saja. Tak ketinggal dengan
mitologi Cina kuno yang juga beranggapan bahwa setiap benda punya dewa
tersendiri. Dan tentunya mitologi agama pedalaman seperti Di Afrika, Autralia,
Amerika, Asia dan Eropa. Dibandingkan dengan konsep ketuhanan Yahudi, Nasrani
dan Islam, tentu jelas sekali perbadaannya.
Yahudi sebagai sebuah agama secara
tegas bertuhan kepada Allah SWT, meski banyak prilaku umatnya kemudian yang
menuhankan orang shalih, seperti Uzair. Atau juga perilaku ummat Musa dahulu
yang minta dibuatkan patung anak sapi. Tetapi konsep tentang Tuhan, Rasul dan
Kitab Suci serta adanya syariat yang datang dari Allah SWT itu tetap ada.
Nasrani juga secara tegas bertuhan
kepada Allah SWT, meski generasi berikutnuya mulai menyembah Nabi Isa, Maryam
dan malaikat Jibril. Juga sering membuat patung mereka dan dipasang di gereja.
Tapi konsep bahwa Allah SWT itu ada, atau ada juga nabi dan juga kitab suci,
jelas masih diakui.
Dan Islam adalah agama yang secara
tegas mengakui bahwa tidak ada tuhan selain Allah SWT. Bahwa Muhammad SAW
adalah hamba dan utusan-Nya. Bahwa Al-Quran Al-Karim adalah kitab suci yang
turun dari-Nya. Dan semua bentuk syirik dalam pola yang paling kec\il pun sudah
diharamkan. Sehingga Islam tidak pernah mentolelir pembuatan gambar Muhammad
SAW dan para nabi lainnya, apalagi patungnya. Mengingat pembuatan patung itu
adalah pintu syetan dalam menghidupkan kembali paham keberhalaan.
Dan semuanya menginduk kepada sosok
Ibrahim as yang telah melahirkan dua anak, yaitu Nabi Ismail dan adiknya nabi
Ishaq. Dari Nabi Ismail, lahirlah Muhammad SAW dan dari Nabi Ishaq lahirlah
Musa as dan Isa as. Bahkan semua nabi dan rasul memang merupakan keturunan Nabi
Ibrahim AS.
Sosok Ibrahim as juga dikenal
sebagai Bapak Tauhid karena kisah beliau dalam mentauhidkan Allah SWT. Sebagaimana
diceritakan Al-Quran Al-Karim.
Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang
(lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu
tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam". .
(QS. Al-Anam : 76).
|
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا
رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لا أُحِبُّ الآفِلِينَ
|
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata:
"Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata:
"Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku
termasuk orang-orang yang sesat".. (QS. Al-Anam : 77).
|
فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا
أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لأكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ
الضَّالِّينَ
|
Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata:
"Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu
telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri
dari apa yang kamu persekutukan. . (QS. Al-Anam :78).
|
فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا
أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ
|
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku
bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. . (QS. Al-Anam :
79).
|
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
|
|
3. Petujuk Dari Ruh Orang
Meninggal
|
|
tbs -
magetan
Ustadz saya mau bertanya bagaimana hukumnya apabila dalam suatu
waktu terjadi kasus pembunuhan lalu karena susah untuk dipecahkan maka diadakan
ritual untuk memanggil roh orang yang sudah mati itu untuk mendapatkan petunjuk
siapa yang membunuh, seperti kasus meninggalnya udin wartawan bernas yang
katanya darahnya dilarung untuk mendapat petunjuk. karena hal itu masih sering dilakukan
apakah hal itu benar kalau arwah yang meninggal itu bisa dipanggil atau kah
yang datang itu berupa jin... tetapi kenapa kadang - kadang petunjuk yang
diberikan itu katanya benar ? terima kasih ustadz
Jawaban:
Syetan dan jin memang pakar kejahatan dan memiliki trik dan tips jitu untuk
membuat sebuah dosa menjadi berkembang menjadi sekian banyak dosa lainnya
secara sporadis. Langkah-langkah syetan itu sangat efektif dan efisien, cukup
dengan gerakan sederhana, namun efeknya bisa sedemikian besar.
Salah satu caranya adalah dengan membangun jaringan konspirasi dengan tukang
santet dan dukun. Kerjasama mereka bisa dengan pola menjadi backing dari dua
pihak yang bertikai lalu mengipasi permusuhan di antara keduanya hingga dosa
terus bertubi-tubi mereka lakukan. Dalam kasus seperti yang Anda sebutkan,
syetan akan membuat fitnah dengan berpura-pura menjadi roh orang mati yang
hadir kembali, lalu menuduh siapa pun yang mau dituduhnya sebagai pembunuh. Dan
mengipasi keluarganya untuk membalas dendam dan melakukan hal serupa, yaitu
dengan balas membunuh juga. Dan tentu saja keluarga yang dituduh membunuh tidak
akan terima dan akan melakukan pembalasan serupa. Lalu terjadilah perang bunuh
membunuh antar keluarga dengan menggunakan biro jasa syetan.
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian
di antara kamu …(QS. Al-Maidah : 91)
Dan terceburlah kedua keluarga itu ke dalam jahannam yang apinya menggelegak.
Hanya dengan sebuah trik pura-pura jadi arwah dan meniupkan kebohongan dan
fitnah.
Maha benar Allah SWT ketika berfirman :
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh, karena
sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala(QS. Faathir : 6)
Ritual memanggil arwah bukanlah hal yang syar’i. Dan tentu saja yang datang
bukanlah arwah orang yang mati melainkan jin / syetan yang sedang beraksi.
Metode ini jelas melanggar aqidah yang merupakan perbuatan syirik. Selain itu
melahirkan tuduhan bohong kepada orang lain tanpa bukti yang syar’i, hanya
karena mendengar ocehan sang laknat keparat terkutuk. Tuduhan ini tidak pernah
bisa diterima secara hukum lantaran keuar dari orang yang sedang kesurupan.
Sebaliknya merupakan fitnah keji yang menjadi bola api panas yang dilemparkan
oleh calon penghuni jahannam itu ke tengah manusia. Siapa yang menangkapnya
pastilah akan ikut menjadi peserta kontingen ke neraka. Nauzu billahi min
zalik.
Jadi sudahlah, jangan percaya dengan orang yang kesurupan dan kembali saja ke
jalan manusia yang waras. Allah SWT sudah menciptakan manusia dalam bentuk yang
terbaik, mengapa harus turun derajatnya ke alam rendahan seperti itu ?
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
|
4. Menghadiri Pesta
Pernikahan Umat Kristen
|
|
nadia - tangerang
Bolehkan saya menghadiri acara pernikahan seorang teman yang
beragama kristen, namun acara nya bukan di gereja tapi taman karena mereka
orang Belanda.
terimakasih
Jawaban:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala
sayyidil mursalin, wa ba`du,
Anda boleh saja hadir dalam pernikahan teman Anda yang lain
agama. Asalkan syaratnya bahwa acara itu bukanlah berbentuk ritual peribadatan
sebuah agama. Sebab umat Islam diharamkan menghadiri ritual agama lain sebab
sama saja dengan ikut menyembah tuhan mereka. Yang penting dalam acara itu Anda
tidak ikut makan makanan dan minuman yang diharamkan dalam Islam. Dan hindari untuk duduk pada suasana yang dihidangkan di
dalamnya minuman keras.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
|
5. Undangan Nikah Di
Gereja
|
|
Riastomurti - jakarta
Assalamu 'alaikum wr. wb,
Pak Ustadz, saya punya teman akrab, namun seorang Nasrani (Katolik). Kawan saya
ini akan melangsungkan pernikahannya. Kebetulan pernikahannya itu, akan
dilangsungkan di Gereja. Pertanyaannya : 1. Bolehkah saya menhadiri undangan
tersebut? 2. Bolehkah saya mengikuti upacara pernikahan yang dilaksanakan? 3.
Bolehkah saya ikut menyantap makanan/masakan yang tersedia? Saya sedikit ragu
bila makan, karena pasti kebanyakan tidak halal menurut Islam. Mohon
diberikan perjelasan berdasarkan hadits dan hukum-hukumnya. Terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr, wb.
Jawaban:
Hukum dasar seorang muslim masuk ke gereja adalah mubah atau boleh. Namun bila
di dalamnya sedang diadakan uapcara keagamaan, maka kita diharamkan hadir di
dalamnya. Meskipun ada juga yang mengharamkannya. Sehingga bisa dikatakan bahwa
para fuqoha berbeda pendapat tentang hukum memasuki gereja untuk melaksanakan
sholat di dalamnya.
Sebahagian dari mereka ada yang menyatakan bahwa seorang muslim diperbolehkan
melaksanakan sholat di dalamnya. Pendapat ini dikemukakan oleh Asy-Sya’by, Ibnu
Sirin dan Atho yang merupakan fuqoha generasi Tabi’in. Bahkan ada sejumlah
sahabat yang melaksanakan sholat di dalam gereja di antaranya Abu Musa
Al-Asy’ary.
Imam Bukhori menyatakan bahwa Ibnu Abas berpendapat bahwa melaksanakan sholat
di gereja dan lain sebaginya diperbolehkan, kecuali jika di dalamnya terdapat
patung atau arca. Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa Umar pernah mendapatkan
surat dari penduduk Najran perihal hukum sholat di gereja, karena mereka tidak
mendapatkan tempat yang lebih bersih dan lebih baik darinya. Maka Umar berkata:
“Bersihkanlah ia dengan air dan daun gaharu dan sholatlah di dalamnya”.
Namun demikian Sejumlah fuqoha Hafiyah dan Syafi’yah menyatakan bahwa
melaksanakan sholat di dalam gereja hukumnya makruh. Baik gereja tersebut
dipenuhi oleh patung ataupun tidak. Sedangkan hukum memasuki tempat ibadah
orang nasrani pada
saat mereka sedang merayakan hari agama mereka adalah haram.
Umar Ra berkata: “janganlah kalian memasuki tempat ibadah orang kafir pada saat
mereka sedang merayakan hari raya mereka, karena kemarahan Alloh akan turun kepada mereka”
(Al-Adab Asy-Syar’iyyah 3/442)
Pada masa lalu, Umar bin al-Khattab pun akan melakukan shalat di dalam gereja
di Baitul Maqdis. Hanya saja karena pertimbangan politis dan menjaga perasaan
hati umat Kristiani yang saat itu baru saja dikalahkan dan tentunya masih
terluka, Umar pun mengurungkan niatnya shalat di dalam gereja. Lalu dibuatlah
masjid di luar gereja itu dan jadilah masjid Umar. Namun pertimbangannya saat
bukan karena larangan shalat di dalam gereja, tetapi pertimbangan politis
semata.
Jadi bila ada indikasi kuat bahwa upacara pernikahan itu terkait dengan ritual
keagamaan yang menjadi bagian dari peribadatan agama itu, maka bisa
dikelomokkan kepada menghadiri perayaan agama lain. Dan karena itu hukumnya
haram.
Sedangkan hukum memakan makanan yang ada di gereja, tergantung dari jenis
makanan itu sendiri, apakah makanan itu termasuk yang diharamkan dalam Islam
atau tidak. Bila ada daging babi, khamar, darah atau hewan yang hukumnya haram,
tentu saja kita dilarang memakannya. Sedangkan jenis makanan yang pada dasarnya
halal dalam Islam, maka boleh dimakan. Sedangkan sembelihan para ahli kitab
dibolehkan bagi ummat Islam dengan dalil Al-Quran Al-Kariem berikut ini :
Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan orang-orang yang diberi
Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal bagi mereka. .(QS.Al-Maidah :
5)
Kecuali hewan yang disembelih atas nama berhala atau untuk persembahan berhala,
maka hukumnya haram dimakan.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
|
6. Mengapa Shalat
Menghadap Ka'bah, Padahal Cuma Batu ?
|
|
Miftahul Alim - Jogorogo,
Ngawi Jawa Timur
Kenapa orang muslim di wajibkan sholat menghadap ka'bah dan di larang
sembahyang menghadap patung,toh kedua-duanya sama terbuat dari batu?
Jawaban:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa
ba`du,
Sejak dahulu sebelum
Rasulullah SAW dilahirkan, sudah ada berhala yang jumlahnya mencapi 360 buah di
sekeliling ka’bah. Namun tak satu pun dari orang Arab di masa jahiliyahnya yang
menyembah ka’bah. Mereka hanya menyembah berhala yang terbuat dari batu yang
mereka bawa dari bermacam pengaruh budaya paganisme di negeri sekitarnya
seperti Romawi, Persia, Habasyah, Mesir dan lainnya. Tapi tidak pernah kita
dapati dalam kepercayaan jahiliyah di masa itu bahwa mereka menyembah ka’bah.
Dan orientalis yang menuduh orang Arab pra-Islam sebagai penyembah ka’bah,
berarti ilmunya masih dangkal.
Kalau orang arab jahiliyah yang penyembah berhala saja tidak menyembah ka’bah,
bagaimana mungkin Rasulullah SAW mengajarkan untuk menyembah ka’bah ? Padahal
pertentangan utama antara Rasulullah SAW dan pemuka musyrikin Mekkah itu adalah
pada masalah tidak mau menyembah kecuali kepada Allah SWT. Bagaimana mungkin
Rasulullah SAW memerintahkan ummatnya untuk menyembah ka’bah ?
Karena semua orang termasuk arab jahiliyah yang kerjanya menyembah patung tahu
bahwa ka’bah itu bukan tuhan, juga bukan perantara untuk menyampaikan dosa
kepada tuhan. Tetapi ka’bah adalah rumah ibadah, dimana pusat ibadah itu adanya
di ka’bah. Setiap tahun orang-orang Arab telah mengunjungi ka’bah untuk
melakukan manasik ibadah mereka. Bukan untuk menyembah ka’bah tetapi sebagai
pusat ibadah.
Dimasa Rasulullah SAW diangkat menjadi nabi, disyariatkanlah ibadah shalat
dengan ketentuan harus menghadap ke arah ka’bah. Dan hal itu bukanlah menyembah
ka’bah. Keduanya adalah hal yang jauh berbeda.
Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah
Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.
Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa
berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah
sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.(QS.Al-Baqarah : 144)
Dan dari mana saja kamu keluar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil
Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu.
Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. .(QS.Al-Baqarah
: 149)
Dan dari mana saja kamu , maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan
dimana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada
hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka.
Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Dan agar
Ku-sempurnakan ni'mat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat
petunjuk.(QS.Al-Baqarah : 150)
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
|
7. Kenapa Sholat
Menghadap Kiblat?
|
|
Nur -
Bontang Kaltim
Kenapa kalau sholat kok menghadap kiblat dan Apa yang di maksud
Sholatlah dengan" Khusuk"
Jawaban:
Shalat menghadap kiblat sebenarnya merupakan sejarah yang paling tua di dunia.
Bahkan jauh sebelum manusia diciptakan di bumi, Allah SWT telah mengutus para
malaikat turun ke bumi dan membangun rumah pertama tempat ibadah manusia.
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang
di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia .
(QS. Ali Imran : 96).
Lalu para malaikat itu bertawaf di sekeliling ka’bah itu hingga datangnya nabi
Adam dan istrinya Hawwa di wilayah itu. Sampai mereka beranak pinak dan
memenuhi muka bumi. Konon di zaman Nabi Nuh as, ka’bah ini pernah tenggelam dan
runtuh bangunannya hingga datang masa Nabi Ibrahim as bersama anak dan istrinya
ke lembah gersang tanpa air yang ternyata disitulah pondasi ka’bah dan
bangunannya pernah berdiri.
Lalu Allah SWT memerintahkan keduanya untuk mendirikan kembali
ka’bah di atas bekas pondasinya dahulu. Dan dijadikan ka’bah itu sebagai tempat
ibadah bapak tiga agama dunia. Dan ketika Kami menjadikan rumah itu (ka’bah)
tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian
maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan
Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang
i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud". (QS. ).
"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,
niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta
yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh." (QS. Al-Hajj :
27).
Dimasa Nabi Muhammad, awalnya perintah shalat itu ke baitul Maqdis di
Palestina. Namun Rasulullah SAW berusaha untuk tetap shalat menghadap ke
ka’bah. Caranya adalah dengan mengambil posisi di sebelah selatan ka’bah.
Dengan mengahadap ke utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis di Palestina,
beliau juga tetap menghadap ka’bah.
Namun ketika beliau dan para shahabat hijrah ke Madinah, maka menghadap ke dua
tempat yang berlawanan arah menjadi mustahil. Dan Rasulullah SAW sering
menengadahkan wjah ke langit berharap turunnya wahyu untuk mnghadapkan shalat
ke ka’bah. Hingga turunlah ayat berikut :
Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit , maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah
Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.
Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa
berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah
sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 144).
Jadi di dalam urusan menghadap ka’bah, kita punya latar belakang sejarah yang
panjang dan ternyata ka’bah itu adalah bangunan yang pertama kali didirikan di
atas bumi untuk dijadikan tempat ibadah manusia pertama. Dan Allah SWT telah
menetapkan bahwa shalatnya seorang muslim harus menghadap ke ka’bah sebagai
bagian dari aturan baku dalam shalat.
Hadaanallahu
Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum
Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
|
8. Membayangkan Allah SWT
Ketika Sedang Shalat
|
|
Rama Andhika - Cirebon
Pak Ustadz Yth. Saya sering baca nasihat para Ustadz apabila kita ingin lebih
khusuk dalam sholat agar membayangkan/menganggap seolah-olah kita sedang
berhadapan dengan atau dilihat oleh Allah SWT. Dalam prakteknya saya merasa
kesulitan, dan kalaupun bisa, yang terbayang seolah-olah Allah adalah seorang
Raja yang besar dan gagah perkasa duduk diatas singgasana-Nya (Arasy) yang
agung dan kaki-Nya persis berada di depan saya ketika bersujud kepada-Nya.
Bagaimana hukumnya, bolehkah? atau ada cari lain yang menurut syariat lebih
benar? Terimakasih atas penjelasan Ustadz. Wassalamu'alaikum wr.wb.
Jawaban:
Anda harus beriman kepada Allah SWT sebagaimana Allah SWT memerintahkan cara
beriman kepada-Nya. Bukan dengan logika dan nalar kita semata. Dalam Al-Quran
Al-Karim Allah SWT telah menjelaskan bahwa Dia itu tidak sama dengan sesuatu.
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar
dan Melihat.(QS. As-Syuro : 11)
Dan tidak ada satupun yang setara dengan-Nya(QS. Al-Ikhlas : 4)
Jadi kita diharamkan untuk membayangkan wujud Allah SWT, karena itu adalah
perbuatan menyekutukan Allah SWT dan menyerupakan-Nya dengan sesuatu. Perbuatan
itu adalah syirik aqidah yang fatal dan harus dihindari oleh setiap muslim.
Allah SWT bukanlah sosok seorang raja yang duduk di singgasana besar seperti
imajinasi para penyembah berhala dan dewa-dewa.
Sejak awal aqidah Islam telah memberikan imunitas dari kemungkinan
keterperosokan ummatnya atas penyelewengan konsep tentang Allah SWT. Sehingga
jangankan membangun berhala yang menyerupakan Allah SWT, sekedar membayangkan
bahwa Allah SWT punya jasad dan mirip manusia (raja) pun sudah haram. Karena
memang tidak layak bagi-Nya diserupakan dengan makhluq-Nya.
Jadi bagaimana membayangkan Allah SWT dalam shalat ? mungkin Anda bertanya
seperti itu.
Jawabnya adalah balik tanya, siapa yang memerintahkan untuk membayangkan Allah
SWT? Apalagi dalam shalat? Rasulullah SAW ketika mengajarkan tata cara shalat
tidak pernah memerintahkan umatnya untuk membayangkan Allah SWT. Tidak di dalam
shalat dan tidak juga di luar shalat. Yang diperintahkan adalah membayangkan
atau memikirkan dan merenungkan ciptaan Allah SWT, bukan tentang zat Allah SWT.
Karena sekedar terlintas bahwa wujud Allah SWT itu begini dan begitu, kita
sudah dosa dan melakukan syirik.
Di dalam shalat Anda hanya diminta untuk konsentrasi kepada apa yang Anda baca.
Tiap ayat yang Anda baca harus Anda pahami dengan benar makna dan kandungannya.
Tiap lafaz shalat yang Anda ucapkan harus Anda rasakan kedalaman pengaruhnya.
Karena shalat itu merupakan dialog kita kepada Allah SWT. Jadi kita harus
konsentrasi dengan yang kita ucapkan, bukan memikirkan wujud pisik lawan bicara
kita. Lalu apa yang kita ucapkan malah tidak kita mengerti. Kalau seandainya
lawan bicara Anda seorang manusia, lalu Anda bicara kepadanya tanpa mengerti
apa yang Anda ucapkan lantaran Anda hanya memikirkan wujud pisiknya, pastilah
orang itu akan marah atas sikap Anda.
Jadi sekarang pe-er Anda adalah menghafal makna dan mendalami lafaz-lafaz
shalat yang Anda baca. Baik surat Al-fatihah, ayat lainnya maupun bacaan ruku’
sujud, i’tidal, duduk antara dua sujud, qunut dan tahiyat. Konsentrasilah pada
apa yang Anda baca. Disitulah titik kekhusyuan shalat Anda.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
source : SyariahOnline
Pusat Konsultasi Syariah
Masjid Agung 9 0kt 2011-10-08
Ust. Muslih,S.Ag
Al-quran diturunkan oleh Allah SWT dalam kata-kata yang bermakna
kepada Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat jibril. Al-Quran diperuntukkan
sebagai pedoman manusia untuk dibaca yang diawali dari surah al fatihah dan
diakhiri dengan surah annas.
1.
Disebut Al-Quran apabila diturunkan melalui malaikat jibril
kepada nabi Muhammad SAW.
2.
Disebut Hadist qudsi apabila Al-quran diturunkan langsung kepada
nabi Muhammad SAW.
3.
Alif ditafsirkan dengan ALLah, Lam ditafsirkan dengan malaikat
jibril, mim ditafsirkan dengan Muhammad SAW.
4.
Proses turunnya Al-quran (wahyu ALLAH) malaikat jibril
diibaratkan seperti petugas pos untuk mengantar wahyu kepada Muhammad.
5.
Al-Quran tersimpan di dua tempat, yaitu a. Lauh maffud (asli),
dan b. baitul izza (copy)
6.
Dari lauh maffud diturunkan secara bertahap
7.
Dari baitul izza diturunkan sekaligus